Bantuan Beras Pemerintah Menumpuk, Sejumlah Kades di Lebak Kebingungan
Jum'at, 09 Februari 2024 - 11:31 WIB
LEBAK - Bantuan pangan cadangan beras pemerintah (CBP) masih terlihat menumpuk di beberapa kantor desa di Kabupaten Lebak , Provinsi Banten.Sementara ratusan keluarga penerima manfaat (KPM) masih menantikan penyaluran beras tersebut.
Kepala Desa Harjawana di Kecamatan Bojongmanik, Juanda, mengungkapkan bahwa bantuan tersebut telah tiba dua hari lalu, namun masih terkendala dalam proses penyaluran karena ketidakjelasan mengenai pola penyalurannya.
"Jujur kita bingung ini bagaimana teknisnya, apakah pakai barcode? Tapi sampai sekarang belum datang, sementara warga sudah mulai menanyakan," ungkap Juanda.
Sementara itu, Kepala Desa Cempaka di Kecamatan Cirinten, Sam'un, menyatakan bahwa meskipun beras sudah datang hampir seminggu yang lalu, namun masih terkendala oleh ketidakjelasan mengenai data penerima.
"Alhamdullilah beras memang sudah ada, tapi kepala desa dan perangkat desa belum diberikan informasi jelas. Apa ini untuk satu atau dua pagu. Beras masih menumpuk karena belum jelas data penerimanya, jadi enggak ada yang bisa membagikan," katanya.
Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kabupaten Lebak mengungkapkan bahwa mereka telah berkoordinasi dengan Perum Bulog dan PT Yasa Artha Trimanunggal (YAT) terkait masalah ini.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Bulog dan PT YAT selaku pihak transporter terkait hal itu," ujar Kepala Disketapang Lebak, Nana Sunjana.
Nana menambahkan bahwa ada data penerima yang masih belum lengkap nomor induk kependudukan (NIK)-nya, sehingga proses penyaluran terkendala.
"Biasanya beras yang sudah dikirim ke titik bagi (kantor desa) besoknya langsung dibagi sesuai BNBA (by name by address) data penerima yang dikirim pusat. Tapi ternyata sampai sekarang belum dibagikan. Alasannya begitu," terang Nana.
Dia juga mengungkapkan bahwa penyaluran beras ditunda dari tanggal 8-14 Februari karena masuk ke masa tenang pemilu, dan dijadwalkan akan disalurkan pada tanggal 15 Februari.
Dengan berbagai kendala yang dihadapi, diharapkan bantuan beras pemerintah ini dapat segera disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan tanpa adanya penundaan lebih lanjut.
Kepala Desa Harjawana di Kecamatan Bojongmanik, Juanda, mengungkapkan bahwa bantuan tersebut telah tiba dua hari lalu, namun masih terkendala dalam proses penyaluran karena ketidakjelasan mengenai pola penyalurannya.
"Jujur kita bingung ini bagaimana teknisnya, apakah pakai barcode? Tapi sampai sekarang belum datang, sementara warga sudah mulai menanyakan," ungkap Juanda.
Sementara itu, Kepala Desa Cempaka di Kecamatan Cirinten, Sam'un, menyatakan bahwa meskipun beras sudah datang hampir seminggu yang lalu, namun masih terkendala oleh ketidakjelasan mengenai data penerima.
Baca Juga
"Alhamdullilah beras memang sudah ada, tapi kepala desa dan perangkat desa belum diberikan informasi jelas. Apa ini untuk satu atau dua pagu. Beras masih menumpuk karena belum jelas data penerimanya, jadi enggak ada yang bisa membagikan," katanya.
Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kabupaten Lebak mengungkapkan bahwa mereka telah berkoordinasi dengan Perum Bulog dan PT Yasa Artha Trimanunggal (YAT) terkait masalah ini.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Bulog dan PT YAT selaku pihak transporter terkait hal itu," ujar Kepala Disketapang Lebak, Nana Sunjana.
Nana menambahkan bahwa ada data penerima yang masih belum lengkap nomor induk kependudukan (NIK)-nya, sehingga proses penyaluran terkendala.
"Biasanya beras yang sudah dikirim ke titik bagi (kantor desa) besoknya langsung dibagi sesuai BNBA (by name by address) data penerima yang dikirim pusat. Tapi ternyata sampai sekarang belum dibagikan. Alasannya begitu," terang Nana.
Dia juga mengungkapkan bahwa penyaluran beras ditunda dari tanggal 8-14 Februari karena masuk ke masa tenang pemilu, dan dijadwalkan akan disalurkan pada tanggal 15 Februari.
Dengan berbagai kendala yang dihadapi, diharapkan bantuan beras pemerintah ini dapat segera disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan tanpa adanya penundaan lebih lanjut.
(hri)
tulis komentar anda