Cegah Kelompok Intoleran, Jabar Kampanyekan Gerakan Kebinekaan
Rabu, 12 Agustus 2020 - 20:45 WIB
INDRAMAYU - Provinsi Jawa Barat mengampanyekan gerakan keberagaman melalui kegiatan Safari Kebinekaan dimana salah satu tujuannya, yakni mencegah hadirnya kelompok-kelompok intoleran. Safari Kebinekaan pertama digelar di Kabupaten Indramayu dan dipimpin langsung Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.
Safari dimulai dari Islamic Centre Indramayu, Vihara Dharma Rahayu, Gereja Santo Mikael Indramayu, hingga Pendopo Indramayu, Rabu (12/8/2020). Safari kebinekaan dalam rangka menguatkan persatuan bangsa ini diikuti para tokoh lintas agama, termasuk penggagas gerakan ini, yaitu Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Maulana Al Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya serta Forkopimda, Bupati, dan Wali Kota se-wilayah III Jabar. (Baca: Tangkal Radikalisme dan Terorisme, Ridwan Kamil Akan Bentuk Badan Cyber Provinsi )
Kegiatan diisi pidato kebangsaan dari para tokoh agama, etnis, dan golongan dari berbagai daerah di Islamic Center Indramayu (Syekh Abdul Manan) dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, khususnya memakai masker. Dalam kesempatan itu, Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil menilai, Safari Kebinekaan sangat tepat dilaksanakan menjelang peringatan HUT ke-75 Republik Indonesia (RI) sebagai pengingat bahwa negara lahir di atas keberagaman.
Menurut Kang Emil, Safari Kebinekaan juga dapat mencegah hadirnya gerakan intoleransi. Dengan pendekatan dialog dan kebersamaan yang diperlihatkan para tokoh agama, dia yakin kerukunan akan tercipta. "Ini salah satunya (menghilangkan intoleransi), yaitu melalui pendekatan dialog dan berdiskusi. Biasanya kelompok intoleran tidak melaksanakan apa yang sudah dilaksanakan oleh pendahulu kita yang selalu berdialog, mengajak, dan merawat kebinekaan," kata Kang Emil.
Adapun pemilihan Kabupaten Indramayu sebagai lokasi pertama Safari Kebinekaan di Jabar karena Kabupaten Indramayu menjadi salah satu wajah kawasan pantai utara (pantura) Jabar. "Agar di daerah ini kekuatan persatuan Indonesia, sila ketiga (Persatuan Indonesia) makin kuat," ujarnya. (Baca: Kumpulan Berita Terkait gerakan radikal )
Safari Kebinekaan berikutnya rencananya digelar di Kabupaten Karawang dan Tasikmalaya. Kang Emil pun berharap, Safari Kebinekaan tidak hanya digelar di tingkat kabupaten/kota, tetapi juga ditingkat kecamatan hingga desa. Kang Emil optimistis, semangat menjunjung keberagaman dalam persatuan lewat Safari Kebhinekaan di Kabupaten Indramayu akan menular ke seluruh wilayah Jabar dan Indonesia umumnya.
"Semangat kebinekaan dari Indramayu akan memberikan resonansi ke seluruh Jabar dan Indonesia menjelang peringatan kemerdekaan. Kalau kita menjaga persatuan maka bangsa ini kuat," tegasnya. Sementara itu, Anggota Wantimpres, Maulana Al Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya mengatakan, Safari Kebinekaan bertujuan untuk memperkokoh rasa persatuan dan nilai pancasila yang ditanamkan ke dalam hati masyarakat.
"Kita akan mempunyai persaudaraan yang kokoh bila persaudaraan ini tertanam pada diri masing-masing. Maka, apapun agama dan pahamnya, selama mempunyai pemahaman dan pemikiran yang ditanamankan di lubuk hatinya, bangsa kita adalah saudara kita," katanya.
Lihat Juga: BPIP Gelar Diskusi di Ambon, Nilai-nilai Universal Agama Penting untuk Tegakkan Moralitas dan Etika
Safari dimulai dari Islamic Centre Indramayu, Vihara Dharma Rahayu, Gereja Santo Mikael Indramayu, hingga Pendopo Indramayu, Rabu (12/8/2020). Safari kebinekaan dalam rangka menguatkan persatuan bangsa ini diikuti para tokoh lintas agama, termasuk penggagas gerakan ini, yaitu Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Maulana Al Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya serta Forkopimda, Bupati, dan Wali Kota se-wilayah III Jabar. (Baca: Tangkal Radikalisme dan Terorisme, Ridwan Kamil Akan Bentuk Badan Cyber Provinsi )
Kegiatan diisi pidato kebangsaan dari para tokoh agama, etnis, dan golongan dari berbagai daerah di Islamic Center Indramayu (Syekh Abdul Manan) dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, khususnya memakai masker. Dalam kesempatan itu, Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil menilai, Safari Kebinekaan sangat tepat dilaksanakan menjelang peringatan HUT ke-75 Republik Indonesia (RI) sebagai pengingat bahwa negara lahir di atas keberagaman.
Menurut Kang Emil, Safari Kebinekaan juga dapat mencegah hadirnya gerakan intoleransi. Dengan pendekatan dialog dan kebersamaan yang diperlihatkan para tokoh agama, dia yakin kerukunan akan tercipta. "Ini salah satunya (menghilangkan intoleransi), yaitu melalui pendekatan dialog dan berdiskusi. Biasanya kelompok intoleran tidak melaksanakan apa yang sudah dilaksanakan oleh pendahulu kita yang selalu berdialog, mengajak, dan merawat kebinekaan," kata Kang Emil.
Adapun pemilihan Kabupaten Indramayu sebagai lokasi pertama Safari Kebinekaan di Jabar karena Kabupaten Indramayu menjadi salah satu wajah kawasan pantai utara (pantura) Jabar. "Agar di daerah ini kekuatan persatuan Indonesia, sila ketiga (Persatuan Indonesia) makin kuat," ujarnya. (Baca: Kumpulan Berita Terkait gerakan radikal )
Safari Kebinekaan berikutnya rencananya digelar di Kabupaten Karawang dan Tasikmalaya. Kang Emil pun berharap, Safari Kebinekaan tidak hanya digelar di tingkat kabupaten/kota, tetapi juga ditingkat kecamatan hingga desa. Kang Emil optimistis, semangat menjunjung keberagaman dalam persatuan lewat Safari Kebhinekaan di Kabupaten Indramayu akan menular ke seluruh wilayah Jabar dan Indonesia umumnya.
"Semangat kebinekaan dari Indramayu akan memberikan resonansi ke seluruh Jabar dan Indonesia menjelang peringatan kemerdekaan. Kalau kita menjaga persatuan maka bangsa ini kuat," tegasnya. Sementara itu, Anggota Wantimpres, Maulana Al Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya mengatakan, Safari Kebinekaan bertujuan untuk memperkokoh rasa persatuan dan nilai pancasila yang ditanamkan ke dalam hati masyarakat.
"Kita akan mempunyai persaudaraan yang kokoh bila persaudaraan ini tertanam pada diri masing-masing. Maka, apapun agama dan pahamnya, selama mempunyai pemahaman dan pemikiran yang ditanamankan di lubuk hatinya, bangsa kita adalah saudara kita," katanya.
Lihat Juga: BPIP Gelar Diskusi di Ambon, Nilai-nilai Universal Agama Penting untuk Tegakkan Moralitas dan Etika
(don)
tulis komentar anda