Seruan Moral Civitas Akademika Universitas Jember, Tuntut Pemimpin Bangsa Tegakkan Demokrasi
Senin, 05 Februari 2024 - 14:43 WIB
JEMBER - Forum Civitas Akademika Universitas Jember (Unej) untuk Demokrasi, menyatakan sikap dan seruan moral kepada pemimpin bangsa dan penyelenggara pemilu demi menjaga dan menegakkan demokrasi dalam pemilu 2024 .
Puluhan guru besar, alumni, dan ratusan mahasiswa Unej ikut ambil bagian dalam seruan moral ini yang digelar di Bundaran Patung Triumvirat Kampus Unej. Penyataan sikap dibacakan Dominikus Rato, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Jember.
Forum Civitas Akademika Unej menyerukan agar demokrasi tidak dikebiri oleh pemimpin bangsa untuk kepentingan tertentu dalam pemilu 2024. Mereka juga meminta agar pemimpin negara dan penyelenggara pemilu independen dan tidak memihak.
“Yang terjadi saat ini, demokrasi telah diciderai oleh berbagai intimidasi dan rasa takut rakyat dalam pemilu 2024 ini. Padahal pemilu merupakan pesta demokrasi yang harus di lakukan dengan gembira,” demikian pernyataan sikap Forum Civitas Akademika Unej.
Oleh karenanya, Civitas Akademika Universitas Jember menuntut seluruh cabang kekuasaan negara mempedomani Tap MPR No 6 MPR 2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa dan Menjalankan Nilai-Nilai Pancasila. Mereka juga menuntut KPU, Bawaslu, dan pemimpin bangsa netral.
Menurut Mohamad Iqbal, dosen FISIP Unej, aksi seruan moral ini dilakukan karena melihat akhir-akhir ini demokrasi dikebiri untuk tujuan tertentu. “Hentikan upaya hukum politisasi kebijakan negara oleh presiden yang berpotensi merusak demokrasi.
“Kami menuntut tegaknya hukum dan etika penyelenggara pemilu yang transparan. Kami mengajak seluruh civitas akademika mengawal pemilu 2024 agar jurdil,” kata Mohamad Iqbal, dosen FISIP Unej.
Hal yang sama diakui Yuda Firmansyah, mahasiswa Unej. Dia mengatakan, aksi ini sebagai bentuk civitas akademika meluruskan hal yang tidak benar guna menjaga demokrasi tetap tegak berdiri tanpa dikoyak-koyak untuk kepentingan tertentu.
Puluhan guru besar, alumni, dan ratusan mahasiswa Unej ikut ambil bagian dalam seruan moral ini yang digelar di Bundaran Patung Triumvirat Kampus Unej. Penyataan sikap dibacakan Dominikus Rato, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Jember.
Forum Civitas Akademika Unej menyerukan agar demokrasi tidak dikebiri oleh pemimpin bangsa untuk kepentingan tertentu dalam pemilu 2024. Mereka juga meminta agar pemimpin negara dan penyelenggara pemilu independen dan tidak memihak.
“Yang terjadi saat ini, demokrasi telah diciderai oleh berbagai intimidasi dan rasa takut rakyat dalam pemilu 2024 ini. Padahal pemilu merupakan pesta demokrasi yang harus di lakukan dengan gembira,” demikian pernyataan sikap Forum Civitas Akademika Unej.
Oleh karenanya, Civitas Akademika Universitas Jember menuntut seluruh cabang kekuasaan negara mempedomani Tap MPR No 6 MPR 2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa dan Menjalankan Nilai-Nilai Pancasila. Mereka juga menuntut KPU, Bawaslu, dan pemimpin bangsa netral.
Menurut Mohamad Iqbal, dosen FISIP Unej, aksi seruan moral ini dilakukan karena melihat akhir-akhir ini demokrasi dikebiri untuk tujuan tertentu. “Hentikan upaya hukum politisasi kebijakan negara oleh presiden yang berpotensi merusak demokrasi.
“Kami menuntut tegaknya hukum dan etika penyelenggara pemilu yang transparan. Kami mengajak seluruh civitas akademika mengawal pemilu 2024 agar jurdil,” kata Mohamad Iqbal, dosen FISIP Unej.
Baca Juga
Hal yang sama diakui Yuda Firmansyah, mahasiswa Unej. Dia mengatakan, aksi ini sebagai bentuk civitas akademika meluruskan hal yang tidak benar guna menjaga demokrasi tetap tegak berdiri tanpa dikoyak-koyak untuk kepentingan tertentu.
(wib)
tulis komentar anda