Urai Kemacetan di Kawasan Jalan Dustira, Ini Solusi Pemkot Cimahi
Kamis, 30 April 2020 - 17:53 WIB
CIMAHI - Pemkot Cimahi sedang menyiapkan rencana besar untuk mengurai kemacetan yang kerap terjadi di kawasan Jalan Dustira dan Jalan Sriwijaya. Sebuah underpass sepanjang 850 meter dan lebar 9 meter akan dibangun untuk menghubungkan langsung kedua jalan di Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah tersebut.
Proyek pembangunan underpass tersebut saat ini sudah memasuki tahap lelang dengan nilai pagu anggaran Rp102 miliar. Anggaran sebesar itu merupakan bantuan dari Pemprov Jawa Barat. Jika tidak ada kendala berarti, pengerjaan fisik proyek ini akan dimulai bulan depan dan ditargetkan rampung akhir tahun.
Rencana tersebut disambut positif masyarakat. Mereka menilai kemacetan di kawasan tersebut memang sudah parah. Selain volume kendaraan yang tinggi, di Jalan Dustira-Jalan Sriwijaya terdapat perlintasan kereta api. Sehingga sangat membahayakan pengguna kendaraan ketika macet dan ada kereta yang hendak melintas.
"Memang sudah saatnya di sini ada underpass atau flyover karena merupakan kawasan niaga, ada rumah sakit, dan perlintasan kereta, sehingga selalu macet. Saya mendukung dan semoga cepat terealisasi,” kata Rini Sulastri (32), pegawai swasta yang setiap hari melintas kawasan tersebut menggunakan mobil kepada SINDOnews, Kamis (30/4/2020).
Kepala Bidang Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Cimahi, Wilman Sugiansyah mengatakan, berdasarkan perencanaan underpass Sriwijaya tersebut akan sejajar dengan Jalan Dustira masuk ke bawah terowongan rel dan keluar di Jalan Sriwijaya.
Pihaknya sudah mengantongi persertujuan dan izin dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) karena ada lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang terpakai bakal terpakai.
Selanjutnya akan dibicarakan kerja sama pemanfaatan aset dengan PT KAI, mengingat lahan yang digunakan adalah milik mereka. Termasuk pembebasan lahannnya yang tentunya harus disesuaikan dengan aturan-aturan teknis.
"Kami berharap tidak ada kendala meskipun saat ini sedang pandemi COVID-19. Jika semua berjalan lancar dalam tujuh bulan pengerjaannya bisa selesai," kata dia.
Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa pada Setda Kota Cimahi, Ainul Yakin menyebutkan, sudah ada ada 48 perusahaan yang mendaftar untuk menggarap proyek ini. Namun, hanya enam perusahaan yang lolos.
Keenamnya adalah PT Nindya Karya; PT Amarta Karya; PT Brantas Abipraya; PT Agung Kusuma; PT Jasa Kontruksi Manggala Pratama Tbk; dan PT Modern Widya Tehnical.
"Semoga proses lelang berjalan lancar sehingga bisa secepatnya ke pengerjaan fisik," imbuhnya.
Proyek pembangunan underpass tersebut saat ini sudah memasuki tahap lelang dengan nilai pagu anggaran Rp102 miliar. Anggaran sebesar itu merupakan bantuan dari Pemprov Jawa Barat. Jika tidak ada kendala berarti, pengerjaan fisik proyek ini akan dimulai bulan depan dan ditargetkan rampung akhir tahun.
Rencana tersebut disambut positif masyarakat. Mereka menilai kemacetan di kawasan tersebut memang sudah parah. Selain volume kendaraan yang tinggi, di Jalan Dustira-Jalan Sriwijaya terdapat perlintasan kereta api. Sehingga sangat membahayakan pengguna kendaraan ketika macet dan ada kereta yang hendak melintas.
"Memang sudah saatnya di sini ada underpass atau flyover karena merupakan kawasan niaga, ada rumah sakit, dan perlintasan kereta, sehingga selalu macet. Saya mendukung dan semoga cepat terealisasi,” kata Rini Sulastri (32), pegawai swasta yang setiap hari melintas kawasan tersebut menggunakan mobil kepada SINDOnews, Kamis (30/4/2020).
Kepala Bidang Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Cimahi, Wilman Sugiansyah mengatakan, berdasarkan perencanaan underpass Sriwijaya tersebut akan sejajar dengan Jalan Dustira masuk ke bawah terowongan rel dan keluar di Jalan Sriwijaya.
Pihaknya sudah mengantongi persertujuan dan izin dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) karena ada lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang terpakai bakal terpakai.
Selanjutnya akan dibicarakan kerja sama pemanfaatan aset dengan PT KAI, mengingat lahan yang digunakan adalah milik mereka. Termasuk pembebasan lahannnya yang tentunya harus disesuaikan dengan aturan-aturan teknis.
"Kami berharap tidak ada kendala meskipun saat ini sedang pandemi COVID-19. Jika semua berjalan lancar dalam tujuh bulan pengerjaannya bisa selesai," kata dia.
Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa pada Setda Kota Cimahi, Ainul Yakin menyebutkan, sudah ada ada 48 perusahaan yang mendaftar untuk menggarap proyek ini. Namun, hanya enam perusahaan yang lolos.
Keenamnya adalah PT Nindya Karya; PT Amarta Karya; PT Brantas Abipraya; PT Agung Kusuma; PT Jasa Kontruksi Manggala Pratama Tbk; dan PT Modern Widya Tehnical.
"Semoga proses lelang berjalan lancar sehingga bisa secepatnya ke pengerjaan fisik," imbuhnya.
(muh)
tulis komentar anda