Dangdut Masuk 3 Besar Dunia dalam Kontribusi ke PDB, Sandiaga Uno: Sungguh Terlalu
Jum'at, 15 Desember 2023 - 07:36 WIB
BANDUNG BARAT - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno mengklaim musik dangdut dan drama horor mampu mendongrak ekonomi kreatif Indonesia hingga masuk tiga besar yang berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Dari sisi kontribusi terhadap PDB Negara, Amerika Serikat masih menjadi mercusuar sektor ekonomi kreatif dengan ragam produk turunannya seperti hollywood, jazz, musik country. Korea Selatan, kata Sandi menjadi peringkat kedua dengan bermodal drama korea (drakor) dan musik K-Pop.
"Dangdut ini adalah salah datu subsektor ekonomi kreatif di kita. Sudah tiga besar dunia dari sisi kontribusi terhadap PDB, sudah mencapai 7,8 persen dari PDB kita," ungkap Sandiaga di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (14/12/2023).
Sandiaga mengatakan, musik dangdut asal Indonesia kini sudah mendunia karena sudah diterima penikmat musik di berbagai negara. Sebut saja seperti negara Turki, Afrika hingga Korea yang menurut Sandiaga sudah banyak yang mendengarkan dangdut.
"Dangdut ini mulai dari Turki, Afrika sampai ke Korea sudah diterima sebagai musik yang universal, yang akrab ditelinga yang layaknya produk ekonomi kreatif yang bisa kita ekpsor. Ratusan juta masyarakat kita menikmati dangdut, karena kalau tidak suka dangdut sungguh terlalu," kata Sandiaga.
Musik dangdut, terang dia, kini sudah ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Ke depan Sandiaga berharap dangdut ini bisa masuk warisan budaya tak benda yang diakui UNESCO.
"Dangdut ini salah satu yang mendunia dan baru saja diakui Kemendikbud menjadi warisan budaya tak benda. Mari kita tingkatkan menjadi warisan budaya tak benda di level Unesco," sebut Sandiaga Uno.
Selain dangdut, lanjutnya, drama horor alias drakor termasuk ekonomi kreatif yang sudah mendunia. Sandiaga mencontohkan seperti film KKN Desa Penari yang sudah diputar di luar negeri.
"Film horor seperti KKN hampir diatas 11 juta dan bisa kita jadikan produk ekonomi kratif unggulan karena banyak penggemarnya diluar negeri, banyak peminatnya," tandas Sandiaga.
Dari sisi kontribusi terhadap PDB Negara, Amerika Serikat masih menjadi mercusuar sektor ekonomi kreatif dengan ragam produk turunannya seperti hollywood, jazz, musik country. Korea Selatan, kata Sandi menjadi peringkat kedua dengan bermodal drama korea (drakor) dan musik K-Pop.
"Dangdut ini adalah salah datu subsektor ekonomi kreatif di kita. Sudah tiga besar dunia dari sisi kontribusi terhadap PDB, sudah mencapai 7,8 persen dari PDB kita," ungkap Sandiaga di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (14/12/2023).
Sandiaga mengatakan, musik dangdut asal Indonesia kini sudah mendunia karena sudah diterima penikmat musik di berbagai negara. Sebut saja seperti negara Turki, Afrika hingga Korea yang menurut Sandiaga sudah banyak yang mendengarkan dangdut.
Baca Juga
"Dangdut ini mulai dari Turki, Afrika sampai ke Korea sudah diterima sebagai musik yang universal, yang akrab ditelinga yang layaknya produk ekonomi kreatif yang bisa kita ekpsor. Ratusan juta masyarakat kita menikmati dangdut, karena kalau tidak suka dangdut sungguh terlalu," kata Sandiaga.
Musik dangdut, terang dia, kini sudah ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI. Ke depan Sandiaga berharap dangdut ini bisa masuk warisan budaya tak benda yang diakui UNESCO.
"Dangdut ini salah satu yang mendunia dan baru saja diakui Kemendikbud menjadi warisan budaya tak benda. Mari kita tingkatkan menjadi warisan budaya tak benda di level Unesco," sebut Sandiaga Uno.
Selain dangdut, lanjutnya, drama horor alias drakor termasuk ekonomi kreatif yang sudah mendunia. Sandiaga mencontohkan seperti film KKN Desa Penari yang sudah diputar di luar negeri.
"Film horor seperti KKN hampir diatas 11 juta dan bisa kita jadikan produk ekonomi kratif unggulan karena banyak penggemarnya diluar negeri, banyak peminatnya," tandas Sandiaga.
(hri)
tulis komentar anda