Kisah Politik Kayu Picu Raden Ronggo dan Bupati Melawan Daendels

Selasa, 21 November 2023 - 07:03 WIB
Marsekal Herman Willem Daendels. Foto/Istimewa
YOGYAKARTA - Marsekal Herman Willem Daendels menjadi Gubernur Jenderal di Batavia yang disegani. Daendels tiba pada 5 Januari 1808 di Batavia, kota terbesar di Pulau Jawa kala itu dan kini bernama Jakarta.

Sosoknya bukan hanya sebagai ahli hukum, tetapi konon seorang revolusioner, politisi, dan serdadu profesional, yang ditempat oleh Revolusi Prancis. Kedatangannya ke Hindia Belanda kala itu mengubah beberapa tatanan yang ada.

Apalagi sosoknya merupakan pribadi yang cermat, berkemauan keras atau dikatakan memiliki egoisme tinggi, dan gemar menggunakan kekuatan senjata untuk mencapai tujuannya.





Maklumat Daendels secara efektif sekali menghancurkan struktur politik lama dan makin memperkuat cengkeraman pemerintahan Belanda di tanah Jawa. Hal ini membuat reaksi Sultan Hamengkubuwono II yang bertakhta di Keraton Yogyakarta kala itu sangat kecewa.

Reaksi Sultan Kedua, sebagaimana dicatat oleh sumber-sumber Jawa maupun Belanda, adalah sangat kecewa. Menurut babad Keraton Yogyakarta, sultan sangat prihatin dengan seriusnya dampak perubahan.

Hal itu sebagaimana dikutip dari buku “Banteng Terakhir Kesultanan Yogyakarta: Riwayat Raden Ronggo Prawirodirjo III dari Madiun Sekitar 1779 – 1810”. Maklumat Daendels konon membuat keraton tertekan.

Apalagi tuntutan untuk membuka akses ke Belanda masuk hutan-hutan jati di wilayah sebelah timur atau wilayah Mancanagera Wetan. Ketua Dewan Administrasi Hutan Gustaf Wilhelm Wiese (1771-1811; menjabat 1808-1810).

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content