Pembangunan Masjid 99 Kubah di Makassar Bakal Dilanjutkan
Rabu, 05 Agustus 2020 - 21:27 WIB
MAKASSAR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel meminta lembaga independen untuk melakukan audit terhadap konstruksi bangunan Masjid 99 Kubah Centre Point Of Indonesia (CPI) di Makassar. Lembaga tersebut datang dari Center Of Technolgy Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
Berdasarkan hasil audit sementara Center Of Technology FT Unhas ini menghasilkan enam poin dan rekomendasi sebagai acuan untuk kembali melanjutkan pembangunan.
Pertama, ditemukan cacat pada permukaan beton segregasi, colt joint, dan selimut beton tetapi dapat diperbaiki dengan metode patching yaitu menutup permukaan beton dengan mortar, sehingga tulangan terlindungi dengan selimut beton yang cukup.
Kedua, ditemukan beberapa kebocoran pada atap sehingga menyebabkan kerusakan pada plafon. Ketiga, hasil tes atas kekuatan beton terdapat beberapa titik yang memiliki nilai yang rendah sehingga diperlukan evaluasi terhadap kapasitas struktur.
Keempat, pondasi memiliki kapasitas yang cukup untuk memikul bangunan masjid. Kelima, terdapat potensi penurunan jangka panjang pada sekitar lokasi tapak bangunan akibat tidak adanya perbaikan tanah untuk mempercepat penurunan sebagai akibat beban timbunan reklamasi.
Keenam, struktur lantai basement perlu memperhatikan pengaruh dari proses penurunan konsolidasi yang diperkirakan kisaran 20-30 sentimeter dalam jangka sepuluh tahun ke depan.
Ketua Tim Audit Konstruksi Center of Technology Unhas, Rita Irmawaty, menuturkan secara keseluruhan konstruksi dalam kondisi aman, tidak ada masalah dalam penurunan struktur. Tapi dirinya tak menampik beberapa perlu ada perbaikan, sifatnya cacat struktur saja, bukan major.
“Hanya ada bocor di lantai dua, mungkin karena atap belum tetutup secara keseluruhan. Bahkan struktur masjid 99 kubah sendiri sangat aman karena duduk di atas tanah keras,” jelasnya.
Berdasarkan hasil audit sementara Center Of Technology FT Unhas ini menghasilkan enam poin dan rekomendasi sebagai acuan untuk kembali melanjutkan pembangunan.
Pertama, ditemukan cacat pada permukaan beton segregasi, colt joint, dan selimut beton tetapi dapat diperbaiki dengan metode patching yaitu menutup permukaan beton dengan mortar, sehingga tulangan terlindungi dengan selimut beton yang cukup.
Kedua, ditemukan beberapa kebocoran pada atap sehingga menyebabkan kerusakan pada plafon. Ketiga, hasil tes atas kekuatan beton terdapat beberapa titik yang memiliki nilai yang rendah sehingga diperlukan evaluasi terhadap kapasitas struktur.
Keempat, pondasi memiliki kapasitas yang cukup untuk memikul bangunan masjid. Kelima, terdapat potensi penurunan jangka panjang pada sekitar lokasi tapak bangunan akibat tidak adanya perbaikan tanah untuk mempercepat penurunan sebagai akibat beban timbunan reklamasi.
Keenam, struktur lantai basement perlu memperhatikan pengaruh dari proses penurunan konsolidasi yang diperkirakan kisaran 20-30 sentimeter dalam jangka sepuluh tahun ke depan.
Ketua Tim Audit Konstruksi Center of Technology Unhas, Rita Irmawaty, menuturkan secara keseluruhan konstruksi dalam kondisi aman, tidak ada masalah dalam penurunan struktur. Tapi dirinya tak menampik beberapa perlu ada perbaikan, sifatnya cacat struktur saja, bukan major.
“Hanya ada bocor di lantai dua, mungkin karena atap belum tetutup secara keseluruhan. Bahkan struktur masjid 99 kubah sendiri sangat aman karena duduk di atas tanah keras,” jelasnya.
tulis komentar anda