Sejarah dan Asal-usul Purwakarta, Ada Jejak Penyebaran Agama Islam
Kamis, 26 Oktober 2023 - 12:07 WIB
Meskipun nama Purwakarta telah ada sebelumnya, nama secara resmi baru ditetapkan pada tanggal 23 Agustus 1830, atau tanggal 4 Rabiul Awal 1250 Hijriah.
Dikutip dari portal resmi Pemerintah Kabupaten Purwakarta, keberadaan Purwakarta berkaitan erat dengan sejarah perjuangan melawan pasukan VOC di Jawa Barat.
Pada awal abad ke-17, Sultan Mataram mengirim pasukan yang dipimpin oleh Bupati Surabaya ke Jawa Barat dengan tujuan menundukkan Sultan Banten. Namun, pasukan ini berhadapan dengan VOC dan terpaksa mundur.
Pasukan Mataram mencoba lagi dengan ekspedisi kedua di bawah Dipati Ukur, namun mengalami nasib serupa. Untuk menghambat perluasan VOC, Sultan Mataram mengutus Adipati Kertabumi III ke Rangkas Sumedang (sekarang Karawang) dan mendirikan benteng pertahanan.
Purwakarta pernah menjadi lumbung beras dan teh dan dijadikan basis logistik Kerajaan Mataram saat penyerangan VOC ke Batavia pada abad ke-18. Belum habis kekayaannya, buminya kembali dikeruk guna menopang kekuatan dagang Hindia Belanda.
Setelah itu, Adipati Kertabumi III kembali ke Galuh dan meninggal. Nama Rangkas Sumedang berubah menjadi Karawang karena kondisi rawa-rawa di daerah tersebut.
Putra Adipati Kertabumi III, Adipati Kertabumi IV, diangkat menjadi Dalem (Bupati) di Karawang pada tahun 1656. Ia juga dikenal sebagai Panembahan Singaperbangsa atau Eyang Manggung, dan ibu kotanya berpindah ke Karawang.
Pada masa pemerintahan R.A.A. Panatayuda I, ibu kota Karawang berpindah ke Karawang dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Cihoe (Cibarusah) hingga Cipunagara. Pemerintahan Kabupaten Karawang berakhir sekitar tahun 1811-1816 karena peralihan penguasaan dari Belanda ke Inggris di Hindia-Belanda.
Sejarah Purwakarta
Dikutip dari portal resmi Pemerintah Kabupaten Purwakarta, keberadaan Purwakarta berkaitan erat dengan sejarah perjuangan melawan pasukan VOC di Jawa Barat.
Pada awal abad ke-17, Sultan Mataram mengirim pasukan yang dipimpin oleh Bupati Surabaya ke Jawa Barat dengan tujuan menundukkan Sultan Banten. Namun, pasukan ini berhadapan dengan VOC dan terpaksa mundur.
Pasukan Mataram mencoba lagi dengan ekspedisi kedua di bawah Dipati Ukur, namun mengalami nasib serupa. Untuk menghambat perluasan VOC, Sultan Mataram mengutus Adipati Kertabumi III ke Rangkas Sumedang (sekarang Karawang) dan mendirikan benteng pertahanan.
Purwakarta pernah menjadi lumbung beras dan teh dan dijadikan basis logistik Kerajaan Mataram saat penyerangan VOC ke Batavia pada abad ke-18. Belum habis kekayaannya, buminya kembali dikeruk guna menopang kekuatan dagang Hindia Belanda.
Setelah itu, Adipati Kertabumi III kembali ke Galuh dan meninggal. Nama Rangkas Sumedang berubah menjadi Karawang karena kondisi rawa-rawa di daerah tersebut.
Putra Adipati Kertabumi III, Adipati Kertabumi IV, diangkat menjadi Dalem (Bupati) di Karawang pada tahun 1656. Ia juga dikenal sebagai Panembahan Singaperbangsa atau Eyang Manggung, dan ibu kotanya berpindah ke Karawang.
Pada masa pemerintahan R.A.A. Panatayuda I, ibu kota Karawang berpindah ke Karawang dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Cihoe (Cibarusah) hingga Cipunagara. Pemerintahan Kabupaten Karawang berakhir sekitar tahun 1811-1816 karena peralihan penguasaan dari Belanda ke Inggris di Hindia-Belanda.
tulis komentar anda