Sejarah dan Asal-usul Purwakarta, Ada Jejak Penyebaran Agama Islam

Kamis, 26 Oktober 2023 - 12:07 WIB
loading...
Sejarah dan Asal-usul Purwakarta, Ada Jejak Penyebaran Agama Islam
Kota Purwakarta memiliki sejarah dan asal-usul yang menarik diulas. Foto/Shutterstock
A A A
JAKARTA - Kota Purwakarta memiliki sejarah dan asal-usul yang menarik diulas. Terletak di Provinsi Jawa Barat , kota Purwakarta dikenal sebagai pusat industri dan perkembangan ekonomi yang pesat saat ini.

Nama Purwakarta berkaitan erat dengan penyebaran agama Islam. Keberadaan kota ini juga tidak terlepas dari sejarah perjuangan melawan pasukan VOC. Berikut sejarahnya.

Asal-usul Purwakarta


Asal-usul nama Purwakarta sangat berkaitan erat dengan penyebaran agama Islam. Salah satunya keberadaan Masjid Agung Baing Yusuf yang menjadi bukti penyebaran agama Islam di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.



Pada bulan Mei tahun 1830, Cutak menghadiri pertemuan di Pendopo, yang sekarang menjadi Kantor Bupati Purwakarta di masa pemerintahan Dalem Sholawat (RA Suryawinata). Pada kesempatan tersebut, Dalem Sholawat mengadakan sebuah perayaan untuk memperingati pemindahan kantor pemerintahan afdeling Karawang ke Sindang Kasih dari Wanayasa.

Saat acara berlangsung, Cutak mengangkat tangan dan mengusulkan bahwa wilayah ini seharusnya diberi nama Purwakarta. Pada masa itu, nama Purwakarta belum sepopuler sekarang.

Masyarakat mengenal daerah ini dengan nama Sindangkasih, yang merupakan sebuah perkampungan yang masih ada hingga sekarang, tak jauh dari pusat kota. Dalam catatan sejarah, nama Sindangkasih berasal dari peristiwa ketika Bupati Karawang RA Suriawinata mencari lokasi baru untuk pemerintahan pada tahun 1830.

Konon, di Sindangkasih inilah bupati menerima sambutan hangat dari penduduk yang telah tinggal di sana sebelumnya. Secara etimologi dalam bahasa Sunda, "sindang" berarti tempat mampir, sementara "kasih" mengacu pada asih, cinta, dan sayang.

Meskipun nama Purwakarta telah ada sebelumnya, nama secara resmi baru ditetapkan pada tanggal 23 Agustus 1830, atau tanggal 4 Rabiul Awal 1250 Hijriah.

Sejarah Purwakarta


Dikutip dari portal resmi Pemerintah Kabupaten Purwakarta, keberadaan Purwakarta berkaitan erat dengan sejarah perjuangan melawan pasukan VOC di Jawa Barat.

Pada awal abad ke-17, Sultan Mataram mengirim pasukan yang dipimpin oleh Bupati Surabaya ke Jawa Barat dengan tujuan menundukkan Sultan Banten. Namun, pasukan ini berhadapan dengan VOC dan terpaksa mundur.



Pasukan Mataram mencoba lagi dengan ekspedisi kedua di bawah Dipati Ukur, namun mengalami nasib serupa. Untuk menghambat perluasan VOC, Sultan Mataram mengutus Adipati Kertabumi III ke Rangkas Sumedang (sekarang Karawang) dan mendirikan benteng pertahanan.

Purwakarta pernah menjadi lumbung beras dan teh dan dijadikan basis logistik Kerajaan Mataram saat penyerangan VOC ke Batavia pada abad ke-18. Belum habis kekayaannya, buminya kembali dikeruk guna menopang kekuatan dagang Hindia Belanda.

Setelah itu, Adipati Kertabumi III kembali ke Galuh dan meninggal. Nama Rangkas Sumedang berubah menjadi Karawang karena kondisi rawa-rawa di daerah tersebut.

Putra Adipati Kertabumi III, Adipati Kertabumi IV, diangkat menjadi Dalem (Bupati) di Karawang pada tahun 1656. Ia juga dikenal sebagai Panembahan Singaperbangsa atau Eyang Manggung, dan ibu kotanya berpindah ke Karawang.

Pada masa pemerintahan R.A.A. Panatayuda I, ibu kota Karawang berpindah ke Karawang dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Cihoe (Cibarusah) hingga Cipunagara. Pemerintahan Kabupaten Karawang berakhir sekitar tahun 1811-1816 karena peralihan penguasaan dari Belanda ke Inggris di Hindia-Belanda.

Pada periode antara tahun 1819 hingga 1826, Pemerintahan Belanda berhasil meraih kemerdekaan dari Pemerintahan Inggris.

Langkah ini ditandai dengan upaya pengembalian wewenang dari para Bupati ke Gubernur Jenderal Van der Capellen. Kabupaten Karawang pun dihidupkan kembali sekitar tahun 1820, mencakup wilayah di sebelah Timur kali Citarum/Cibeet dan sebelah Barat kali Cipunagara.

Satu-satunya pengecualian adalah Onder Distrik Gandasoli, yang saat itu masih termasuk dalam Kabupaten Bandung. R.A.A. Surianata dari Bogor, yang dikenal dengan gelar Dalem Santri, diangkat menjadi Bupati I Kabupaten Karawang yang baru dihidupkan kembali.

Ia memilih Wanayasa sebagai ibu kota Kabupaten. Kemudian, pada masa pemerintahan Bupati R.A. Suriawinata atau Dalem Sholawat, yakni sekitar tahun 1830, ibu kota Kabupaten dipindahkan dari Wanayasa ke Sindangkasih.

Pada saat itu, ibukota ini diberi nama "Purwakarta" yang berarti Purwa atau permulaan, dan karta yang berarti ramai/hidup. Nama ini mungkin telah ada sebelumnya, namun resmi ditetapkan pada tanggal 23 Agustus 1830, atau tanggal 4 Rabiul awal 1250 Hijriah.

Pada tahun 1949, Kabupaten Karawang dengan ibukotanya di Purwakarta dibagi menjadi dua, yaitu Kabupaten Purwakarta dengan ibu kota di Subang dan Kabupaten Karawang.

Setelah UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah diberlakukan dan dimulainya pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Purwakarta pada 1 Januari 2001, terjadi restrukturisasi organisasi pemerintahan di Kabupaten Purwakarta.

Demikian ulasan mengenai asal usul dan sejarah Purwakarta. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan para pembaca.
(okt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3682 seconds (0.1#10.140)