Inventarisir Laporan Petani, Percepat Upaya Pembangunan Sapras PSR Muba
Rabu, 05 Agustus 2020 - 12:31 WIB
Tidak kalah penting bahwa memiliki akses jalan produksi yang baik itu merupakan bagian dari kelengkapan sarana penunjang dalam memenuhi kriteria sertifikasi ISPO (Indonesia Sustainble Palm Oil) sawit yang berkelanjutan yang mampu dilakukan sendiri oleh pekebun secara mandiri, berdaulat dengan difasilitasi, didampingi serta dikawal oleh pemerintah baik baik pusat maupun daerah dalam melakukan pembangunan kembali kebun miliknya pada generasi kedua ini.
Melalui program peremajaan sawit rakyat tersebut pekebun kelapa sawit mendaptakan manfaat besar secara langsung di antaranya adalah pertama, pekebun dapat melakukan peremajaan sawitnya dengan standar GAP (Good Agriculture Practice) yakni cara berkebun kelapa sawit yang baik dan benar mulai dari tidak dalam status kawasan, legalitas lahan, tidak membuka lahan dengan membakar, kelembagaan pekebun yang terorganisasi, bibit unggul berkualitas sertifikasi bahkan standar SNI (uji DNA memastikan kemurnian varietas), cara budidaya, tidak mempekerjakan anak dibawah umur hingga manajemen pekebun serta budaya kerja yang baik dan benar.
Kedua pekerjaan dan pengawasan dapat dilakukan sendiri oleh pekebun dengan tetap didampingi oleh tim teknis. Ketiga pembangunan kebun peremajaan dapat dilakukan seefektif dan seefisien mungkin oleh pekebun sendiri.
Hingga saat ini tetap mengawal sampai dengan ketersediaan sarana jalan produksi bahkan bicara hilirisasi dari TBS menjadi IVO dan Bahan Bakar Nabati serta rangkaian program mulia ini mulai dari hulu hingga ke hilir adalah program yang disambut baik oleh Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. "Terlebih program yang di inisiasi pak Bupati ini menjadi pilot project atau percontohan di Indonesia," ulas Akhmad Toyibir.
Ia berharap, agar harga sawit dapat kembali bergairah sehingga meski dihadapkan pada pandemi COVID-19 kesejahteraan petani sawit khususnya di Muba dapat terjamin. "Semoga pandemi ini segera berlalu dan petani sawit rakyat di Muba dapat kembali beraktivitas dengan normal," tandasnya
Melalui program peremajaan sawit rakyat tersebut pekebun kelapa sawit mendaptakan manfaat besar secara langsung di antaranya adalah pertama, pekebun dapat melakukan peremajaan sawitnya dengan standar GAP (Good Agriculture Practice) yakni cara berkebun kelapa sawit yang baik dan benar mulai dari tidak dalam status kawasan, legalitas lahan, tidak membuka lahan dengan membakar, kelembagaan pekebun yang terorganisasi, bibit unggul berkualitas sertifikasi bahkan standar SNI (uji DNA memastikan kemurnian varietas), cara budidaya, tidak mempekerjakan anak dibawah umur hingga manajemen pekebun serta budaya kerja yang baik dan benar.
Kedua pekerjaan dan pengawasan dapat dilakukan sendiri oleh pekebun dengan tetap didampingi oleh tim teknis. Ketiga pembangunan kebun peremajaan dapat dilakukan seefektif dan seefisien mungkin oleh pekebun sendiri.
Hingga saat ini tetap mengawal sampai dengan ketersediaan sarana jalan produksi bahkan bicara hilirisasi dari TBS menjadi IVO dan Bahan Bakar Nabati serta rangkaian program mulia ini mulai dari hulu hingga ke hilir adalah program yang disambut baik oleh Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin. "Terlebih program yang di inisiasi pak Bupati ini menjadi pilot project atau percontohan di Indonesia," ulas Akhmad Toyibir.
Ia berharap, agar harga sawit dapat kembali bergairah sehingga meski dihadapkan pada pandemi COVID-19 kesejahteraan petani sawit khususnya di Muba dapat terjamin. "Semoga pandemi ini segera berlalu dan petani sawit rakyat di Muba dapat kembali beraktivitas dengan normal," tandasnya
(alf)
tulis komentar anda