Dinasti Politik Rusak Demokrasi, Aliansi Mahasiswa Jambi Tolak Putusan MK
Selasa, 24 Oktober 2023 - 19:57 WIB
JAMBI - Gelombang unjuk rasa menentang keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai batas usia calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) terus berlanjut. Salah satunya dilakukan Aliansi Mahasiswa Jambi.
Puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Provinsi Jambi menggelar unjuk rasa di kawasan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jambi. "Aliansi Mahasiswa Jambi bergerak hari ini menuntut DPRD untuk tidak mengesahkan (menolak) keputusan MK," kata Koordinator Aliansi Mahasiswa Jambi Reza Kurniawan, Selasa (24/10/2023).
Dalam keterangan persnya, Reza menjelaskan para mahasiswa menentang keputusan MK yang dituding memuluskan pencalonan anak Presiden Joko Widodo yakni Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres.
Kecurigaan masyarakat terbukti saat wali kota Solo itu ditetapkan menjadi cawapres untuk mendampingi Prabowo Subianto, tak lama setelah MK mengeluarkan keputusan tersebut.
Dalam keputusannya, MK menetapkan batas usia minimal capres-cawapres pada usia 40 tahun tetapi mereka juga membolehkan calon berusia di bawah 40 tahun dengan pengalaman sebagai kepala daerah. "Besar harapan kami agar keputusan itu digagalkan. Bahwasanya, dinasti politik bakal terjadi (akibat keputusan MK tersebut). Itu yang tidak kami inginkan hari ini," tegasnya.
Menurut Reza, pencalonan Gibran itu sebagai upaya melanggengkan dinasti politik keluarga Jokowi. Kondisi ini tentu saja bisa merusak demokrasi di Indonesia yang sudah terbangun sejak reformasi.
Para mahasiswa berpendapat dinasti politik berpotensi menciptakan kekuasaan yang diktator apabila tidak dicegah dan dihentikan. Pencalonan Gibran menjadi cawapres merupakan kemunduran reformasi yang sudah susah payah dilakukan selama 25 tahun terakhir di Indonesia.
Aksi para mahasiswa kali ini dimulai dengan berjalan kaki dari Universitas Jambi (Unja) Telanaipura ke simpang 4 BI Kota Jambi. Setelah berorasi di sana, massa pun bergerak ke Gedung DPRD setempat. Namun, keinginan para mahasiswa untuk menemui pimpinan DPRD tidak berhasil sehingga mereka pun mengancam akan menggelar aksi lanjutan yang lebih besar.
"Kami siap berjuang (berunjuk rasa dalam situasi) hujan, mati kepanasan di sini untuk memperjuangkan hak rakyat hari ini. Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia!" kata Reza menyemangati teman-temannya.
Puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Provinsi Jambi menggelar unjuk rasa di kawasan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jambi. "Aliansi Mahasiswa Jambi bergerak hari ini menuntut DPRD untuk tidak mengesahkan (menolak) keputusan MK," kata Koordinator Aliansi Mahasiswa Jambi Reza Kurniawan, Selasa (24/10/2023).
Dalam keterangan persnya, Reza menjelaskan para mahasiswa menentang keputusan MK yang dituding memuluskan pencalonan anak Presiden Joko Widodo yakni Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres.
Kecurigaan masyarakat terbukti saat wali kota Solo itu ditetapkan menjadi cawapres untuk mendampingi Prabowo Subianto, tak lama setelah MK mengeluarkan keputusan tersebut.
Dalam keputusannya, MK menetapkan batas usia minimal capres-cawapres pada usia 40 tahun tetapi mereka juga membolehkan calon berusia di bawah 40 tahun dengan pengalaman sebagai kepala daerah. "Besar harapan kami agar keputusan itu digagalkan. Bahwasanya, dinasti politik bakal terjadi (akibat keputusan MK tersebut). Itu yang tidak kami inginkan hari ini," tegasnya.
Menurut Reza, pencalonan Gibran itu sebagai upaya melanggengkan dinasti politik keluarga Jokowi. Kondisi ini tentu saja bisa merusak demokrasi di Indonesia yang sudah terbangun sejak reformasi.
Para mahasiswa berpendapat dinasti politik berpotensi menciptakan kekuasaan yang diktator apabila tidak dicegah dan dihentikan. Pencalonan Gibran menjadi cawapres merupakan kemunduran reformasi yang sudah susah payah dilakukan selama 25 tahun terakhir di Indonesia.
Aksi para mahasiswa kali ini dimulai dengan berjalan kaki dari Universitas Jambi (Unja) Telanaipura ke simpang 4 BI Kota Jambi. Setelah berorasi di sana, massa pun bergerak ke Gedung DPRD setempat. Namun, keinginan para mahasiswa untuk menemui pimpinan DPRD tidak berhasil sehingga mereka pun mengancam akan menggelar aksi lanjutan yang lebih besar.
"Kami siap berjuang (berunjuk rasa dalam situasi) hujan, mati kepanasan di sini untuk memperjuangkan hak rakyat hari ini. Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia!" kata Reza menyemangati teman-temannya.
(poe)
tulis komentar anda