Cornelis Lay Sosok yang Dekat dengan Megawati dan Jokowi

Rabu, 05 Agustus 2020 - 11:42 WIB
Almarhum Cornelis Lay semasa hidup dikenal sosok pantang menyerah. Almarhum juga disebut dekat dengan Presiden Jokowi. FOTO : IST
YOGYAKARTA - Civitas keluarga besar Universitas Gadjah Mada (UGM ) kembali kehilangan putra terbaiknya. Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM Prof Cornelis Lay, 61 meninggal dunia, di rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta, Rabu (5/8/2020) pukul 04.00 WIB.

Almarhum rencananya akan di dimakamkam di pemakaman keluarga,besar UGM SawitSari, Condongcatur, Sleman, Kamis (6/7/2020) pukul 14.00 WIB. Sebelum dimakamkan terlebih dahulu ada penghormatan terakhir kepada almarhum di Balairung UGM.

Ketua Program Doktor (S3) Ilmu Politik dan Pemerintahan UGM Prof Purwo Santoso mengatakan almarhum Prof Cornelis Lay merupakan pribadi yang tangguh dan pantang menyerah serta memiliki dedikasi yang luar biasa untuk kerakyatan.



Ini bisa dilihat bagaimana dirinya susah payah dalam menempuh jenjang pendidikan. Di mana saat di SMP dan SMA di NTT karena keadaan pernah berhenti satu tahun, namun tetap bisa menyelesaiakannya hingga masuk UGM dan puncaknya menjadi guru besar di UGM.

“Untuk dedikasi ilmu Prof Cornelis Lay luar biasa, harus naik tangga dengan susah payah,” kata Purwo, Rabu (5/9/2020).(Baca juga : Cornelis Lay, Sosok Dosen Bersahaja yang Tak Silau Kekuasaan )

Menurut Purwo, Cornelis Lay bukan hanya matang dalam akademis namun juga dalam politik dan dapat mengkolaborasikan dua hal tersebut. Bahkan penelitiannya tentang PDIP dan nasionalis menjadikanya sangat dekat dengan urusan PDIP dan dengan ketua umum PDIP Megawati dan berlanjut dengan presiden Joko Widodo ( Jokowi ).

Namun Cornelis Lay tidak ingin keterlibatannya menjadi penentu kebijakan dan memiliki pengaruh besar di istana dipublikaskan. Dirinya lebih senang bekerja di belakang layar dan memperbaikinya dari dalam dengan tindakan bukan dengan kata-kata.

“Inilah yang menyebabkan mengapa Cornelis Lay saat masuk dalam politik sesunguhnya mulai puasa dengan media dan tidak mengeksposnya,” paparnya.

Hingga akhrinya musibah menerpa Cornelis Lay, yaitu penyakit jantung. Sehingga perlu perawatan yang intensif, termasuk harus dibawa ke rumah sakit di Singapura. Saat ke Singapura ini, presiden Jokowi ikut mengawalnya.

Untuk penyakit jantung ini, akhirnya rumah sakit memasang alat fungsi jantung di luar tubuh. Sehingga dengan alat ini Cornelis Lay oleh teman-teman dosen sering dikatakan sebagai bionik pertama Indonesia. Sebab ada jantung di dalam dan luar tubuh, di mana di luar tubuh harus dengan baterai.

Namun yang menjadi poin dalam diri Cornelis Lay, yakni komitmen dan keberhasilannya dalam memadukan antara akademk dan aktivisme. Terutama perjuangan hidup yang luar biasa dalam memadukan kedaulatan, nasionalisme dan inklusivitas yang kemudian ditularkan kepada mahasiswanya dalam proses pendidikan di juruan politik dan pemerintahan.

“Akademik dan aktivisme ini juga yang ditekannkan dan puncaknya mencapai guru besar,” terangnya.(Baca juga : Cornelis Lay, Guru Besar UGM Tutup Usia di RS Panti Rapih Yogyakarta )
(nun)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content