Sunan Ampel Bawa Kebudayaan Campa dalam Syiar Islam ke Majapahit

Rabu, 06 September 2023 - 13:32 WIB
Sementara masyarakat Majapahit terbiasa menyebut orang yang lebih tua dengan sebutan “raka”.

Kemudian untuk memanggil orang yang lebih muda, Sunan Ampel terbiasa menyebut “adhy”. Panggilan “adhy” secara perlahan menggeser panggilan “rayi” yang biasa diucapkan masyarakat Majapahit.

“Orang-orang Campa menyebut anak laki-laki kecil dengan sebutan “kachoa” atau “kachong”, sedangkan orang Majapahit menyebut “rare”.

Kebudayaan Campa yang dibawa Sunan Ampel juga merambah ke wilayah kepercayaan terhadap alam gaib atau segala sesuatu yang bersifat tahayul atau mitos.

Soal makhluk halus, orang Majapahit mempercayai adanya makhluk-makhluk setengah dewa, yakni seperti yaksha, raksasa, gandarwa, butha, mahakala, hingga sang magawai kedhaton (arwah leluhur yang melindungi bumi dan keraton).

Semua itu kemudian beralih ke berbagai jenis makhluk halus seperti wewe, kuntilanak, gandarwa, pocong, tuyul, kalap, siluman, jin Islam, arwah penasaran dan hantu penunggu pohon yang menjadi tradisi kepercayaan orang-orang Campa.

Orang Campa juga percaya terhadap hitungan suara tokek, tabu mengambil padi di lumbung pada siang hari, menyebut harimau dengan sebutan “Yang” atau “Ong” yang bermakna kakek.

“Fakta sejarah kemudian menunjuk bahwa kepercayaan Campa itulah yang kemudian menjadi arus utama dari sistem kepercayaan penduduk muslim Jawa pasca Majapahit terhadap tahayul”.

Sebagai Wali Songo yang mula-mula, dalam syiar Islamnya Sunan Ampel terkenal memakai pendekatan persuasif, penuh kekeluargaan serta mengedepankan empati.

Ia tetap mempertahankan anasir Kapitayan di satu pihak, dan melakukan penetrasi sosio kultural religius secara kreatif terhadap masyarakat Hindu Budha Majapahit di sisi lain.

Sunan Ampel memasukkan tradisi keagamaan muslim Campa melalui pendekatan sufisme yang itu membuat ajaran Islam cepat diterima sekaligus diserap masyarakat Jawa.

Untuk memuluskan sekaligus meluaskan ajaran Islam, Sunan Ampel membentuk keluarga-keluarga muslim dalam suatu jaringan kekerabatan yang menjadi cikal bakal dakwah Islam di berbagai daerah.

Sunan Ampel diperkirakan wafat pada 1401 Saka atau 1479 Masehi. Versi lain menyebut wafat pada angka tahun 1328 Saka atau 1406 Masehi dan dimakamkan di samping Masjid Agung Ampel Surabaya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More