Kisah Matah Ati, Panglima Pasukan Khusus Wanita Mangkunegaran yang Hancurkan Belanda
Minggu, 30 Juli 2023 - 08:32 WIB
Desing peluru berpadu dengan ledakan mesiu, memecah sunyi hutan di pesisir selatan Desa Selogiri, Wonogiri. Terdengar suara teriakan tercekat di leher, saat butiran peluru menembus badan, dan pedang terhunus menebas setiap lawan.
Sesekali juga terdengar suara berdengung, tanda anak panah melesat kencang lepas dari tali busur dan langsung menancap ke dada lawan. Pertempuran sengit di kemiringan bukit itu, akhirnya dimenangkan Pasukan Estri.
Pasukan kolonial Belanda yang telah terlatih dan dipersenjatai, dihancurkan melalui serangan penuh heroik dari sepasukan yang beranggotakan para wanita. Pasukan wanita yang disebut Pasukan Estri dari Mangkunegara tersebut, dipimpin seorang panglima yang juga seorang wanita bernama Matah Ati.
Dilansir dari puromangkunegaran.com, pertempuran sengit di kawasan hutan perbukitan Desa Selogiri, yang dilakoni Pasukan Estri di bawah kepemimpinan Matah Ati tersebut, terjadi pada awal tahun 1700-an. Mereka berbaur dengan pasukan Pangeran Sambernyawa, bergerilya melawan kolonial Belanda.
Pasukan Estri tersebut, terdiri dari prajurit caping, prajurit gandewa, dan prajurit senapan. Dikisahkan dalam puromangkunegaran.com, pasukan estri yang membaur dengan pasukan Pangeran Sambernyawa, menggunakan formasi setengah lingkaran mengepung pasukan Belanda.
Korban berjatuhan, darah membasahi kawasan hutan di perbukitan Selogiri. Perang besar itu, berakhir dengan kemenangan dari pasukan estri yang bergabung dengan pasukan gerilya Pangeran Sambernyawa.
Sesekali juga terdengar suara berdengung, tanda anak panah melesat kencang lepas dari tali busur dan langsung menancap ke dada lawan. Pertempuran sengit di kemiringan bukit itu, akhirnya dimenangkan Pasukan Estri.
Pasukan kolonial Belanda yang telah terlatih dan dipersenjatai, dihancurkan melalui serangan penuh heroik dari sepasukan yang beranggotakan para wanita. Pasukan wanita yang disebut Pasukan Estri dari Mangkunegara tersebut, dipimpin seorang panglima yang juga seorang wanita bernama Matah Ati.
Baca Juga
Dilansir dari puromangkunegaran.com, pertempuran sengit di kawasan hutan perbukitan Desa Selogiri, yang dilakoni Pasukan Estri di bawah kepemimpinan Matah Ati tersebut, terjadi pada awal tahun 1700-an. Mereka berbaur dengan pasukan Pangeran Sambernyawa, bergerilya melawan kolonial Belanda.
Pasukan Estri tersebut, terdiri dari prajurit caping, prajurit gandewa, dan prajurit senapan. Dikisahkan dalam puromangkunegaran.com, pasukan estri yang membaur dengan pasukan Pangeran Sambernyawa, menggunakan formasi setengah lingkaran mengepung pasukan Belanda.
Korban berjatuhan, darah membasahi kawasan hutan di perbukitan Selogiri. Perang besar itu, berakhir dengan kemenangan dari pasukan estri yang bergabung dengan pasukan gerilya Pangeran Sambernyawa.
tulis komentar anda