Kisah Penyatuan Kerajaan Kediri Singasari usai Perkawinan Politik dan Pemberontakan
Minggu, 23 Juli 2023 - 10:30 WIB
Prasasti Mula-Malurung mengatakan bahwa Tohjaya adalah kakak Guning Bhaya. Pernyataan itu agak janggal kedengarannya, karena biasanya saudara muda yang menggantikan saudara tua, tidak kebalikannya.
Dari uraian Pararaton yang mengatakan bahwa Tohjaya adalah putera Raja Rajasa, lahir dari Ken Umang, Guning Bhaya atau Agni Bhaya. Menurut Pararaton juga putera Raja Rajasa, lahir dari Ken Dedes.
Jadi, Tohjaya dan Guning Bhaya adalah dua saudara berlainan ibu. Rupanya, Tohjaya lebih tua daripada Guning Bhaya. Sebaliknya, Mahisa Wunga Teleng (Bhatara Parameswara, menurut prasasti Mula-Malurung) adalah saudara kandung dari Guning Bhaya.
Sayang seiring berjalannya waktu terjadi beberapa pemberontakan antar saudara itu. Hingga akhirnya sepeninggal Tohjaya menurut Pararaton, Seminingrat atau Wisnuwardhana dan Mahisa Cempaka mengadakan pemerintahan bersama.
Pemerintahan bersama itu diibaratkan sebagai pemerintahan Indra dan Madhawa dalam Nagarakretagama pupuh 41/2, Pararaton menyatakan bahwa Mahisa Campaka yang mengambil nama Abhiseka Narasingamurti dijadikan ratu angabhaya.
Kediri dan Singasari dipersatukan di bawah pemerintahan Seminingrat alias Wisnuwardhana. Pada hakikatnya, pemegang kekuasaan dalam pemerintahan bersama itu masing-masing adalah ahli waris kerajaan ayahnya.
Demikianlah uraian Pararaton itu mengandung unsur kebenaran.
Lihat Juga: Kisah Malam Takbiran di Timor Timur, Bukan Diiringi Suara Bedug Melainkan Desingan Peluru
Dari uraian Pararaton yang mengatakan bahwa Tohjaya adalah putera Raja Rajasa, lahir dari Ken Umang, Guning Bhaya atau Agni Bhaya. Menurut Pararaton juga putera Raja Rajasa, lahir dari Ken Dedes.
Jadi, Tohjaya dan Guning Bhaya adalah dua saudara berlainan ibu. Rupanya, Tohjaya lebih tua daripada Guning Bhaya. Sebaliknya, Mahisa Wunga Teleng (Bhatara Parameswara, menurut prasasti Mula-Malurung) adalah saudara kandung dari Guning Bhaya.
Sayang seiring berjalannya waktu terjadi beberapa pemberontakan antar saudara itu. Hingga akhirnya sepeninggal Tohjaya menurut Pararaton, Seminingrat atau Wisnuwardhana dan Mahisa Cempaka mengadakan pemerintahan bersama.
Pemerintahan bersama itu diibaratkan sebagai pemerintahan Indra dan Madhawa dalam Nagarakretagama pupuh 41/2, Pararaton menyatakan bahwa Mahisa Campaka yang mengambil nama Abhiseka Narasingamurti dijadikan ratu angabhaya.
Kediri dan Singasari dipersatukan di bawah pemerintahan Seminingrat alias Wisnuwardhana. Pada hakikatnya, pemegang kekuasaan dalam pemerintahan bersama itu masing-masing adalah ahli waris kerajaan ayahnya.
Demikianlah uraian Pararaton itu mengandung unsur kebenaran.
Lihat Juga: Kisah Malam Takbiran di Timor Timur, Bukan Diiringi Suara Bedug Melainkan Desingan Peluru
(ams)
tulis komentar anda