Perang Paregreg di Majapahit Akibat Kaisar Yung Lo Beri Pengakuan Kedaulatan Kerajaan Timur
Selasa, 13 Juni 2023 - 05:31 WIB
Kekaisaran Cina diduga ada di balik Peperangan Paregreg yang terjadi di Kerajaan Majapahit . Peperangan ini terjadi antara istana Kerajaan Majapahit barat yang dipimpin Wikramawardhana dan istana Kerajaan Majapahit timur oleh Bhre Wirabhumi.
Boleh dipastikan bahwa alasan utama timbulnya perang Paregreg ialah pengakuan resmi Kaisar Yung Lo atas kedaulatan Kerajaan Timur. Apalagi pemberian stempel berlapis emas kian menambah panjang faktor pendorong kebencian istana barat ke timur.
Dengan pengakuan itu Kerajaan Timur melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Barat. Kakawin Pararaton dalam "Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit" menyatakan, bahwa pada tahun Saka 1322 atau sekitar 1400 Masehi, Bhra Hyang Wisesa alias Wikramawardhana menjadi pendeta.
Dengan kata lain Bhra Hyang Wisesa pada tahun 1400/1 sedang menjalani masa kependetaan (brahmacarin) sesuai dengan ajaran caturasrama. Selama itu yang menjalankan pemerintahan ialah Prabhu Stri.
Baca juga: Salah Kirim Utusan Sebabkan Ketegangan Antara Kerajaan Majapahit dan Kekaisaran Cina
Tetapi mendadak Wikramawardhana membatalkan masa kependetaannya kembali mengemban pemerintahan dan bertengkar dengan Bhre Wirabhumi. Sejak itu timbul perpecahan antara Bhre Hyang Wisesa dan Bhre Wirabhumi. Tiga tahun kemudian ketegangan itu telah berubah ke arah peperangan.
Perang Paregreg melibatkan pihak Cina, karena pada waktu itu utusan Cina di bawah pimpinan Cheng Ho sedang berkunjung di Kerajaan Timur. Tarikh yang disajikan Pararaton cocok dengan tarikh yang disajikan Sejarah Dinasti Ming.
Saat itu dikatakan bahwa pada tahun 1405 Cheng Ho berkunjung ke Majapahit dan tahun berikutnya pecah perang antara Kerajaan Barat dan Kerajaan Timur. Kerajaan Timur berhasil dihancurkan dan rajanya dikalahkan. Dari uraian itu jelas bahwa yang dimaksud dengan perang antara Kerajaan Barat dan Kerajaan Timur ialah perang Paregreg yang disebut dalam Pararaton.
Lihat Juga: Digadang-gadang Jadi Panglima, Mayjen Imam Soedja'i Pilih Berperang pada Pertempuran November 1945
Boleh dipastikan bahwa alasan utama timbulnya perang Paregreg ialah pengakuan resmi Kaisar Yung Lo atas kedaulatan Kerajaan Timur. Apalagi pemberian stempel berlapis emas kian menambah panjang faktor pendorong kebencian istana barat ke timur.
Dengan pengakuan itu Kerajaan Timur melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Barat. Kakawin Pararaton dalam "Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit" menyatakan, bahwa pada tahun Saka 1322 atau sekitar 1400 Masehi, Bhra Hyang Wisesa alias Wikramawardhana menjadi pendeta.
Dengan kata lain Bhra Hyang Wisesa pada tahun 1400/1 sedang menjalani masa kependetaan (brahmacarin) sesuai dengan ajaran caturasrama. Selama itu yang menjalankan pemerintahan ialah Prabhu Stri.
Baca juga: Salah Kirim Utusan Sebabkan Ketegangan Antara Kerajaan Majapahit dan Kekaisaran Cina
Tetapi mendadak Wikramawardhana membatalkan masa kependetaannya kembali mengemban pemerintahan dan bertengkar dengan Bhre Wirabhumi. Sejak itu timbul perpecahan antara Bhre Hyang Wisesa dan Bhre Wirabhumi. Tiga tahun kemudian ketegangan itu telah berubah ke arah peperangan.
Perang Paregreg melibatkan pihak Cina, karena pada waktu itu utusan Cina di bawah pimpinan Cheng Ho sedang berkunjung di Kerajaan Timur. Tarikh yang disajikan Pararaton cocok dengan tarikh yang disajikan Sejarah Dinasti Ming.
Saat itu dikatakan bahwa pada tahun 1405 Cheng Ho berkunjung ke Majapahit dan tahun berikutnya pecah perang antara Kerajaan Barat dan Kerajaan Timur. Kerajaan Timur berhasil dihancurkan dan rajanya dikalahkan. Dari uraian itu jelas bahwa yang dimaksud dengan perang antara Kerajaan Barat dan Kerajaan Timur ialah perang Paregreg yang disebut dalam Pararaton.
Lihat Juga: Digadang-gadang Jadi Panglima, Mayjen Imam Soedja'i Pilih Berperang pada Pertempuran November 1945
(msd)
tulis komentar anda