Satgas Pencarian Pilot Susi Air Diserang KKB Papua, Pangdam Cendrawasih: Proses Pendalaman
Rabu, 10 Mei 2023 - 08:54 WIB
JAYAPURA - Penyerangan gerombolan Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB ) terhadap prajurit TNI Satgas Yonif R 321/GT yang sedang operasi pencarian pilot Susi Air di Mugi Kabupaten Nduga (15/4/2023) hingga kini dalam proses pendalaman.
Hal ini ditegaskan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa. Dia menyebutkan, jumlah senjata dan materil lainnya yang hilang belum bisa dipastikan karena masih dalam proses penyelidikan.
"Kami harapkan menunggu kepastian dari hasil proses penyelidikan yang dilakukan," kata Pangdam.
Pihaknya mengapresiasi kerja keras aparat gabungan TNI/Polri yang berhasil memperoleh senjata, munisi dan perlengkapan lain termasuk HT, SSB, HP dan alat komunikasi milik KKB selama pencarian pilot Susi Air dan penegakan hukum.
Baca juga: Satu Prajurit TNI yang Hilang di Nduga Ditemukan Meninggal Dunia
Diketahui, lima prajurit TNI hilang kontak seusai penyerangan KKB terhadap Tim Operasi SAR pilot Susi Air di wilayah Mugi-Mam Kabupaten Nduga pada Sabtu 15 April 2023.
Dalam serangan ini Pratu Miftahul Arifin gugur. Prajurit kelahirian 31 Maret 1996 ini meninggalkan seorang istri dan satu orang anak.
Hal ini disampaikan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen Bambang Ismawan. "Tadi siang terakhir saya komunikasi dengan yang di lapangan, kepastian yang gugur itu 1 orang. Itu Pratu Arifin," kata Bambang di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Yang lain-lain memang masih ada yang belum terkonfirmasi, tapi tinggal 5 orang," sambungnya. Bambang menjelaskan, akibat penyerangan KST kepada Yonif Raider 321/Galuh Taruna (Yonif R 321/GT) yang bertugas melakukan Operasi SAR pilot Susi Air, sembilan orang sempat melarikan diri.
Namun, empat di antara mereka telah berhasil kembali ke pos. "Yang lain sudah kembali ke pos masing-masing. Jadi yang berita simpang siur kan banyak, jadi itu tidak benar. Yang terkonfirmasi meninggal 1 orang," katanya.
"Jadi itu tadi yang 4 orang yang sudah kembali tadi siang itu sudah masuk ke pos. Jadi tinggal 5 orang itu mudah mudahan segera kita temukan," sambungnya.
Lihat Juga: Soroti Program Transmigrasi ke Papua, Tokoh Masyarakat: Pemberdayaan Masyarakat yang Harus Dilakukan
Hal ini ditegaskan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa. Dia menyebutkan, jumlah senjata dan materil lainnya yang hilang belum bisa dipastikan karena masih dalam proses penyelidikan.
"Kami harapkan menunggu kepastian dari hasil proses penyelidikan yang dilakukan," kata Pangdam.
Pihaknya mengapresiasi kerja keras aparat gabungan TNI/Polri yang berhasil memperoleh senjata, munisi dan perlengkapan lain termasuk HT, SSB, HP dan alat komunikasi milik KKB selama pencarian pilot Susi Air dan penegakan hukum.
Baca juga: Satu Prajurit TNI yang Hilang di Nduga Ditemukan Meninggal Dunia
Diketahui, lima prajurit TNI hilang kontak seusai penyerangan KKB terhadap Tim Operasi SAR pilot Susi Air di wilayah Mugi-Mam Kabupaten Nduga pada Sabtu 15 April 2023.
Dalam serangan ini Pratu Miftahul Arifin gugur. Prajurit kelahirian 31 Maret 1996 ini meninggalkan seorang istri dan satu orang anak.
Hal ini disampaikan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen Bambang Ismawan. "Tadi siang terakhir saya komunikasi dengan yang di lapangan, kepastian yang gugur itu 1 orang. Itu Pratu Arifin," kata Bambang di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, beberapa waktu lalu.
"Yang lain-lain memang masih ada yang belum terkonfirmasi, tapi tinggal 5 orang," sambungnya. Bambang menjelaskan, akibat penyerangan KST kepada Yonif Raider 321/Galuh Taruna (Yonif R 321/GT) yang bertugas melakukan Operasi SAR pilot Susi Air, sembilan orang sempat melarikan diri.
Namun, empat di antara mereka telah berhasil kembali ke pos. "Yang lain sudah kembali ke pos masing-masing. Jadi yang berita simpang siur kan banyak, jadi itu tidak benar. Yang terkonfirmasi meninggal 1 orang," katanya.
"Jadi itu tadi yang 4 orang yang sudah kembali tadi siang itu sudah masuk ke pos. Jadi tinggal 5 orang itu mudah mudahan segera kita temukan," sambungnya.
Lihat Juga: Soroti Program Transmigrasi ke Papua, Tokoh Masyarakat: Pemberdayaan Masyarakat yang Harus Dilakukan
(msd)
tulis komentar anda