Penanganan Komprehensif Penyakit Saraf terkait Diabetes Melitus

Minggu, 19 Juli 2020 - 14:14 WIB
Dokter spesialis rehabilitasi medik Klinik Hayandra, dr Nelfidayani, SpKFR, menjelaskan, rehabilitasi medik memegang peranan penting dalam pencegahan dan penanganan komplikasi gangguan saraf pada DM, termasuk stroke dan neuropati diabetik yang dapat menyebabkan kaki diabetes.

Aktivitas fisik yang sesuai dapat membantu mengendalikan kadar gula darah bersamaan dengan penggunaan obat pada pasien DM. Pemeriksaan dan perawatan kaki secara rutin, senam kaki meliputi latihan lingkup gerak sendi dan latihan penguatan otot kaki, serta penggunaan sepatu yang sesuai, merupakan contoh tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kaki diabetes.

Nelfi menjelaskan, pada kasus DM yang sudah terjadi gangguan saraf tepi (neuropati), sepertiga kasus mengalami nyeri neuropatik pada tungkai yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain penggunaan obat-obatan, terapi laser intensitas tinggi dapat membantu mengurangi nyeri neuropatik. Terapi laser intensitas tinggi memungkinkan penetrasi jaringan dalam dan merupakan terapi nyeri yang kuat namun tidak membuat ketagihan.

Melalui proses transfer energi alami yang disebut fotobiomodulasi dan efek fotomekanis, laser dapat mempercepat penyembuhan dan regenerasi jaringan. Terapi laser intensitas tinggi bekerja dengan menstimulasi sirkulasi darah di daerah yang terkena, dan darah kaya oksigen yang kaya nutrisi membantu memperbaiki serat saraf dan mengoptimalkan fungsinya. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya rasa sakit dan ketidaknyamanan.

Proses pembentukan saraf baru (neurogenesis) serta pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan perbaikan gejala pada penderita penyakit saraf terkait DM.

Doktor bidang ilmu biomedik sekaligus CEO Klinik Hayandra dan HayandraLab, Dr dr Karina, SpBP-RE, menjelaskan, stem cell sebagai induk dari semua sel di tubuh mempunyai daya yang luar biasa dalam proses regenerasi sel-sel tubuh yang rusak.

Bahkan dalam disertasi doktoralnya di tahun 2019 lalu, stem cell dari penderita DM terbukti mulai membentuk pembuluh darah baru (angiogenesis) dalam waktu kurang dari 6 jam. Prosedur stem cell yang dibiak maupun tanpa biakan yaitu Stromal Vascular Fraction (SVF), sudah banyak dilakukan di seluruh dunia dengan tingkat keamanan yang tinggi bila menggunakan sel dari tubuh sendiri (autologus).

Dr Karina sebagai pemegang hak paten pertama di Indonesia untuk teknik pemrosesan SVF mengatakan, tidak hanya meregenerasi saraf dan pembuluh darah, stem cell dan SVF terbukti mampu mengendalikan kadar gula darah dari penderita DM.

Menyadari bahwa masih banyaknya hal yang perlu diteliti lebih lanjut untuk menghasilkan terapi yang makin baik, Klinik Hayandra dan HayandraLab rajin membuat riset dengan menggandeng peneliti dan klinisi baik dari dalam maupun luar negeri. "Luaran (output) dari hasil riset dan layanan di Klinik Hayandra dan HayandraLab, telah dipublikasikan dalam banyak jurnal ilmiah baik di dalam maupun di luar negeri," kata dia.
(nth)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content