Batubara Masuk Zona Merah 32 Orang Positif COVID-19 dan 14 Orang Sembuh

Jum'at, 17 Juli 2020 - 18:49 WIB
Sejak ditemukannya kasus positif COVID -19 di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara pada pertengahan Juni lalu hingga 17 Juli 2020 telah ditemukan 32 kasus reaktif positif. (Foto/SINDOnews/Dok)
BATUBARA - Sejak ditemukannya kasus positif COVID -19 di Kabupaten Batubara , Sumatera Utara pada pertengahan Juni lalu hingga 17 Juli 2020 telah ditemukan 32 kasus reaktif positif.

Dari 32 kasus Covid-19 yang ditemukan terkonsentrasi di 2 kecamatan yakni Kecamatan Medang Deras dan Kecamatan Sei Suka yang letaknya berdampingan. Dari kedua kecamatan tersebut Kecamatan Sei Suka merupakan daerah yang paling banyak ditemukan kasus positif Covid-19.

Melihat kondisi tersebut, kedua daerah diatas masuk zona merah karena sudah melebihi 6 kasus positif Covid-19.



Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Kabupaten Batubara Wahid Khusairy di Sekretariat GTPP COVID -19 Batubara di Lima Puluh, Jumat (17/7/20) petang mengatakan, warga yang positif COVID -19 ada yang menjalani isolasi mandiri di rumah dan di rumah sakit di Medan.

Namun ada seorang yang menjalani pèrawatan di RSUD Batubara. "Fasiltas RSUD Batubara sudah memadai untuk menangani pasien Covid-19," ucapnya.

Sebagaimana diketahui sejak Pemkab Batu Bara mulai menangani Covid-19 pada 16 Maret hingga 14 Juni, status Kabupaten Batu Bara masih zona hijau. Namun saat mulai dicanangkan new normal ditemui satu kasus positif COVID -19. (BACA JUGA: Ironis, Naik Kelas tapi Jumlah Penduduk Miskin Makin Banyak)

"Itupun kasus "import" karena warga tersebut bekerja di Medan," terangnya.

Hingga saat ini secara akumulatif terdapat 32 kasus positif COVID -19 di Kabupaten Batubara. Dari jumlah tersebut telah sembuh sebanyak 14 orang.

"Hari ini kita akan terbitkan surat keterangan terhadap 14 orang yang telah sembuh tersebut. Dengan demikian kasus positif Covid-19 tinggal 18 orang", imbuhnya.

Wahid menambahkan sebanyak 70% dari kasus pasien COVID -19 adalah Orang Tanpa Gejala (OTG). Mereka ini umumnya pelaku perjalanan yang baru ketahuan positif saat periksa kesehatan sebagai syarat kembali ke tempat kerjanya di luar daerah.

(BACA JUGA: Putin Perintahkan Rusia Latihan Perang Besar-besaran dan Dadakan)

"Ini tidak berbahaya karena mereka memiliki riwayat kesehatan yang baik. Tapi bila bertemu dengan keluarga atau orang yang kondisi tubuhnya lemah atau sakit, besar kemungkinan akan tertular", jelasnya.
(vit)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content