Kesaktian Sunan Geseng, Mampu Selamat dari Kobaran Api hingga Munculkan Makanan

Minggu, 12 Maret 2023 - 05:04 WIB
Setelah menemukan keberadaan Kanjeng Sunan, Cokrojoyo mengutarakan maksud dan tujuannya. Mendengar apa yang disampaikan oleh Cokrojoyo kepada dia, Sunan Kalijaga memberikan syarat pada Cokrojoyo untuk tinggal di hutan hingga Kalijaga kembali ke tempat tersebut.

Dengan menancapkan tongkatnya, Sunan Kalijaga berpesan kepada Cokrojoyo agar menunggui tongkat tersebut sambil berdzikir kepada Allah SWT hingga mereka bertemu kembali. Bulan demi bulan telah lewat, sehingga tempat di mana Cokrojoyob berdzikir sambil menunggu tongkat Sunan Kalijaga telah ditumbuhi ilalang.

Seiring dengan waktu kemudian Sunan Kalijaga yang telah lama berkelana, teringat kepada calon muridnya yang telah lama dia tinggalkan. Maka dia pun kembali ke hutan tempat dia dulu memerintahkan Cokrojoyo menunggui tongkatnya. Tapi Sunan tak menemukannya karena keadaan telah banyak berubah.

Dia mencari kesana-kemari, dibantu beberapa muridnya yang lain. Karena tak kunjung menemukan yang dicari, Sunan pun memerintahkan membakar ilalang yang lebat di hutan itu untuk memudahkan pencarian. Maka dibakarlah ilalang yang lebat itu oleh murid-murid Sunan Kalijaga.

Api membubung tinggi, dan ilalang pun musnah. Setelah api reda, dan lembah yang semula penuh dengan ilalang itu terang benderang dan tampaklah Cokrojoyo. Sekalipun api membakar ilalang di sekelilingnya.

Tapi, ajaib tubuh Cokrojoyo dan tongkat sang Sunan tak terbakar sedikitpun, hanya beberapa bagian bajunya yang terbakar. Betapa terharunya Sunan Kalijaga menyaksikan kesetiaan dan kekuatan hati Cokrojoyo. Konon sejak saat itu Cokrojoyo diberi gelar Sunan Geseng oleh Sunan Kalijaga.

Setelah itu Sunan Geseng ditugasi berdakwah dan menjadi imam di daerah Lowanu, Purworejo, Jawa Tengah. Beberapa waktu tinggal di Lowanu, kemudian dia menetap di Jolosytro, Bantul, Yogyakarta sampai akhir hayatnya.

Sampai kini makam Sunan Geseng masih sering diziarahi banyak orang. Kisah mengenai karomah Sunan Geseng juga terkenal di daerah Jatinom, Klaten. Mereka mengenal Sunan Geseng dengan sebutan Ki Ageng Gribik. Julukan itu berangkat dari pilihan Sunan Geseng untuk tinggal di rumah beratap gribik –anyaman daun nyiur.

Menurut legenda setempat, ketika Ki Ageng Gribik pulang dari menunaikan ibadah haji, dia melihat penduduk Jatinom kelaparan. Dia membawa sepotong kue apem, dibagikan kepada ratusan orang yang kelaparan. Semuanya kebagian. Ki Ageng Gribik meminta warga yang kelaparan makan secuil kue apem seraya mengucapkan zikir: Ya-Qowiyyu (Allah Mahakuat).

Mereka pun kenyang dan sehat. Sampai kini, masyarakat Jatinom menghidupkan legenda Ki Ageng Gribik itu dengan menyelenggarakan upacara ”Ya-Qowiyyu” pada setiap bulan Syafar. Setelah tersohor dengan nama Sunan Geseng, Sunan Kalijaga mengikut sertakan dalam majelis wali di Demak.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content