Jelang Ramadhan, Erma Ingatkan Kaum Ibu Tanamkan Nilai Luhur Pancasila
Kamis, 09 Maret 2023 - 21:09 WIB
BANYUMAS - Nilai-nilai luhur Pancasila tumbuh berawal dari keluarga, dengan peran utama seorang Ibu. Sebelum menanamkan nilai-nilai tersebut Ibu harus memberikan contoh kepada anak-anaknya.
Demikian disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI, Siti Mukaromah, dalam kegiatan Sosialisasi Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Undang-undang Dasar 1945 sebagai Empat Pilar kehidupan Berbangsa dan Bernegara, di Banyumas beberapa waktu lalu.
“Orang tua dapat menumbuhkan perasaan kasih sayang diantara sesama anggota keluarga. Kemudian menanamkan budi pekerti yang luhur, sopan santun, nasionalisme dan cinta tanah air. Termasuk bagi keberlangsungan umat yang beragama, yang sangat mungkin antar keluarga bisa saja berbeda, tentu wajib bagi kita untuk melaksanakan peribadahan sesuai dengan syariatnya, bagi yang beragama Islam tertuang dalam rukun Islam,” papar Erma yang juga Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa.
Menurutnya, ibadah kita dan Pancasila adalah merupakan dua hal yang sangat relevan untuk dikaitkan. Keduanya memiliki nilai-nilai yang seiring sejalan dan bisa untuk saling menguatkan. Di sisi yang lain juga adalah merupakan perintah agama dan menjadi cerminan kesetiaan kepada dasar negarakita, Pancasila. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa dalam konteks ini bermakna bahwa warga negara Indonesia harus menomor satukan pelaksanaan perintah Tuhan.
Menjelang bulan Ramadhan, dirinya mengingatkan bahwa sebagai seorang muslim yang beriman, wajib untuk menjalankan kewajiban tersebut. Kemudian pada sila yang kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila ini berhubungan dengan kemanusiaan karena pada bulan Ramadhan banyak hal yang dapat kita lakukan untuk saling membantu satu dengan lainnya.
“Begitu juga terkait menyikapi orang yang tidak berpuasa karena alasan apapun, misalnya non muslim, sedang halangan dan lainnya, maka kita harus saling menghormati. Itulah Pancasila kita, karena pada sila selanjutnya, Persatuan Indonesia sudah sangat jelas bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat beragam dan kaya akan suku, agama, bahasa, ras,” kata dia menambahkan.
Nilai yang dapat diambil dari hal ini yaitu dengan saling menghargai satu sama lain. Kekayaan dan keragaman yang kita miliki sudah semestinya melahirkan sifat memahami perbedaan. Banyak pula yang dapat kita jumpai melakukan buka bersama dengan rekan kerja yang meskipun berbeda agama.
Demikian disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI, Siti Mukaromah, dalam kegiatan Sosialisasi Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Undang-undang Dasar 1945 sebagai Empat Pilar kehidupan Berbangsa dan Bernegara, di Banyumas beberapa waktu lalu.
“Orang tua dapat menumbuhkan perasaan kasih sayang diantara sesama anggota keluarga. Kemudian menanamkan budi pekerti yang luhur, sopan santun, nasionalisme dan cinta tanah air. Termasuk bagi keberlangsungan umat yang beragama, yang sangat mungkin antar keluarga bisa saja berbeda, tentu wajib bagi kita untuk melaksanakan peribadahan sesuai dengan syariatnya, bagi yang beragama Islam tertuang dalam rukun Islam,” papar Erma yang juga Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa.
Menurutnya, ibadah kita dan Pancasila adalah merupakan dua hal yang sangat relevan untuk dikaitkan. Keduanya memiliki nilai-nilai yang seiring sejalan dan bisa untuk saling menguatkan. Di sisi yang lain juga adalah merupakan perintah agama dan menjadi cerminan kesetiaan kepada dasar negarakita, Pancasila. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa dalam konteks ini bermakna bahwa warga negara Indonesia harus menomor satukan pelaksanaan perintah Tuhan.
Menjelang bulan Ramadhan, dirinya mengingatkan bahwa sebagai seorang muslim yang beriman, wajib untuk menjalankan kewajiban tersebut. Kemudian pada sila yang kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila ini berhubungan dengan kemanusiaan karena pada bulan Ramadhan banyak hal yang dapat kita lakukan untuk saling membantu satu dengan lainnya.
“Begitu juga terkait menyikapi orang yang tidak berpuasa karena alasan apapun, misalnya non muslim, sedang halangan dan lainnya, maka kita harus saling menghormati. Itulah Pancasila kita, karena pada sila selanjutnya, Persatuan Indonesia sudah sangat jelas bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat beragam dan kaya akan suku, agama, bahasa, ras,” kata dia menambahkan.
Nilai yang dapat diambil dari hal ini yaitu dengan saling menghargai satu sama lain. Kekayaan dan keragaman yang kita miliki sudah semestinya melahirkan sifat memahami perbedaan. Banyak pula yang dapat kita jumpai melakukan buka bersama dengan rekan kerja yang meskipun berbeda agama.
(nag)
tulis komentar anda