Pelajar di Pelosok Gowa Jalan Kaki hingga 2 Kilometer Demi Akses Internet
Kamis, 16 Juli 2020 - 13:47 WIB
SUNGGUMINASA - Demi akses internet agar bisa belajar maupun kuliah online, sejumlah pelajar dan mahasiswa di pelosok Kabupaten Gowa, Sulsel, rela berjalan kaki hingga dua kilometer. Hampir setiap hari, mereka berjuang menuruni pegunungan dan melintasi hutan
Kondisi ini dialami warga di Dusun Ma'Lenteng, Desa Erelembang, Kecamatan Tombolo Pao. Wilayah tersebut memang masuk area pedalaman di Kabupaten Gowa dan jaringan internet belum dapat diakses di sana.
"Setiap hari seperti ini, jalan sampai dua kilometer sampai dapat jaringan internet," kata seorang pelajar SMK, Alivia, di Kabupaten Gowa, Sulsel, Kamis (15/7/2020).
Dia mengatakan biasanya mereka baru mendapatkan akses internet untuk belajar online kalau sudah berada di lereng gunung dekat perkotaan. Setelah itu mereka duduk-duduk sambil belajar lewat ponsel. "Iya di sini paling dekat dari rumah," ujar dia.
Seorang mahasiswa yang ikut dalam kelompok belajar ini, Andi Putri, mengatakan mereka kesulitan belajar saat cuaca buruk. Karena itulah mereka kerap ketinggalan pelajaran, karena di desanya tidak ada akses internet.
"Jaringan di sini juga kadang suka terganggu kalau sudah mau hujan dan angin kencang," ujar dia.
Dia mengatakan kondisi ini membuatnya dan sejumlah pelajar tak bisa berbuat banyak. Sebab tidak semua guru atau dosen memaklumi dan percaya dengan hal yang mereka lalui saat ini. "Kami bergeser sedikit saja dari titik ini, internet mati," katanya.
Andi Putri mengatakan, sudah hampir lima bulan dia belajar seperti ini. Nilai-nilai pelajarannya di kampus pun turun, karena sering tidak hadir jam kuliah online, apalagi saat malam.
"Bagaimana saya harus lewati hutan malam-malam. Saya juga takut," tandas dia.
Kondisi ini dialami warga di Dusun Ma'Lenteng, Desa Erelembang, Kecamatan Tombolo Pao. Wilayah tersebut memang masuk area pedalaman di Kabupaten Gowa dan jaringan internet belum dapat diakses di sana.
"Setiap hari seperti ini, jalan sampai dua kilometer sampai dapat jaringan internet," kata seorang pelajar SMK, Alivia, di Kabupaten Gowa, Sulsel, Kamis (15/7/2020).
Dia mengatakan biasanya mereka baru mendapatkan akses internet untuk belajar online kalau sudah berada di lereng gunung dekat perkotaan. Setelah itu mereka duduk-duduk sambil belajar lewat ponsel. "Iya di sini paling dekat dari rumah," ujar dia.
Seorang mahasiswa yang ikut dalam kelompok belajar ini, Andi Putri, mengatakan mereka kesulitan belajar saat cuaca buruk. Karena itulah mereka kerap ketinggalan pelajaran, karena di desanya tidak ada akses internet.
"Jaringan di sini juga kadang suka terganggu kalau sudah mau hujan dan angin kencang," ujar dia.
Dia mengatakan kondisi ini membuatnya dan sejumlah pelajar tak bisa berbuat banyak. Sebab tidak semua guru atau dosen memaklumi dan percaya dengan hal yang mereka lalui saat ini. "Kami bergeser sedikit saja dari titik ini, internet mati," katanya.
Andi Putri mengatakan, sudah hampir lima bulan dia belajar seperti ini. Nilai-nilai pelajarannya di kampus pun turun, karena sering tidak hadir jam kuliah online, apalagi saat malam.
"Bagaimana saya harus lewati hutan malam-malam. Saya juga takut," tandas dia.
(tri)
Lihat Juga :
tulis komentar anda