Korban Banjir Gresik Keluhkan Minimnya Fasilitas Evakuasi

Rabu, 22 Februari 2023 - 21:09 WIB
“Hari ini memang kita melihat ada dua tanggul di Blok D dan Blok E yang jebol karena intensitas air hujan melebihi kapasitas. Tapi hal ini juga harus dicek ulang dari kapasitas tanggulnya, kualitas dan kekokohan tanggulnya, serta penampungannya. Juga sumber aliran luapan air harus ada asesmen baru supaya lebih komprehensif,” kata Khofifah saat meninjau lokasi terdampak banjir di Perumahan De Naila, Desa Mojosarirejo, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, Rabu (22/2/2023) dini hari.

Tanggul tersebut jebol akibat hujan deras yang mengguyur Kabupaten Gresik pada Selasa (21/2/2023) sekitar pukul 18.30 WIB yang mengakibatkan aliran sungai Mojosarirejo menuju Sungai Avur meningkat hingga menggenangi Kecamatan Driyorejo. Hingga pukul 23.40 WIB, tercatat 4 desa di Kecamatan Driyorejo terendam banjir. Keempat desa tersebut ialah Desa Sumput, Desa Mojosarirejo, Desa Karanggandong dan Desa Driyorejo.

Di lokasi terdampak, tepatnya Perumahan De Naila Village Blok G dan Blok E tampak air masih mengalir deras dari titik lokasi jebolnya tanggul. Khusus di tempat ini, total warga terdampak yaitu sebanyak 66 KK. Seluruh warga terdampak ditempatkan di Club House Perumahan De Naila Village. Namun, beberapa warga juga masih ada yang bertahan di rumah masing-masing.

Menurut Khofifah, bencana banjir di Gresik in menjadi momentum untuk menyatukan asesmen dari BBWS Brantas dan BBWS Bengawan Solo, Pemkab Gresik serta Pemprov Jatim. Selain itu, sistem yang sudah dibangun oleh Pemkab Gresik harus disinkronkan bersama-sama karena terkait penataan wilayah sungai ini ada kewenangan yang berbeda.

"Melihat intensitas hujan yang cukup tinggi di Jatim, saya mengimbau pihak terkait untuk melakukan pengecekan ulang terhadap kapasitas tanggul yang ada di masing-masing titik," katanya.

Sementara itu, Camat Driyorejo Narto mengusulkan untuk dibuat sudetan di wilayah Desa Cangkir. “Cuma 2 km (kilometer) saja, tapi biayanya terlalu tinggi. Untuk Kali Avur butuh normalisasi sekitar 7 km dan melibatkan semua perusahaan yang ada di Driyorejo untuk biayanya. Habis sekitar Rp950an juta dan ini sudah bagus” katanya
(msd)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content