Korban Banjir Gresik Keluhkan Minimnya Fasilitas Evakuasi
Rabu, 22 Februari 2023 - 21:09 WIB
GRESIK - Tingginya intensitas hujan mengakibatkan tanggul Mojosarirejo di Driyorejo, Gresik jebol pada Selasa (21/2) malam. Luapan air mengakibatkan banjir di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Driyorejo, Kedamean, dan Menganti.
Salah satu warga terdampak banjir di Perumahan Oma Indah Menganti, Desa Bringkang, Kecamatan Menganti, Gresik, Dian Kurniawan (37) mengungkapkan, ketinggian air banjir di sana stinggi pinggang orang dewasa. Dian juga mengeluhkan keterbatasan alat yang membuat proses evakuasi berjalan lambat.
"Mertua saya itu kan di blok E5, minta dievakuasi ke rumah saya yang ada di blok F10. Tapi gak ada alat. Ibu-ibu di group WA juga sama mereka mengeluh lantaran tak kunjung dievakuasi," ujarnya, Rabu (22/2/2023).
Anak-anak di Perumahan Oma Menganti bermain air banjir di tempat tinggal mereka.
Dian mengungkapkan, perahu karet yang digunakan untuk mengevakuasi warga hanya satu unit. Padahal warga di sana banyak yang meminta dievakuasi ke rumah keluarga atau saudaranya yang lebih aman. Akibatnya, warga berinisiatif melajukan evakuasi dengan alat seadanya.
"Akhirnya mertua saya tadi dapatnya dievakuasi menggunakan gerobak. Perahu karet kan cuma satu dan permintaan evakuasi banyak, jadi susah koordinasinya," ujarnya.
Baca juga: 200 Jiwa Terdampak Banjir Gresik, Khofifah Minta Pembuatan Tanggul Permanen
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut, terjadinya banjir di Gresik memiliki kaitan antara sistem irigasi secara regional. Untuk itu, orang nomor satu di Jatim itu meminta Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) untuk segera berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan BBWS Bengawan Solo.
Salah satu warga terdampak banjir di Perumahan Oma Indah Menganti, Desa Bringkang, Kecamatan Menganti, Gresik, Dian Kurniawan (37) mengungkapkan, ketinggian air banjir di sana stinggi pinggang orang dewasa. Dian juga mengeluhkan keterbatasan alat yang membuat proses evakuasi berjalan lambat.
"Mertua saya itu kan di blok E5, minta dievakuasi ke rumah saya yang ada di blok F10. Tapi gak ada alat. Ibu-ibu di group WA juga sama mereka mengeluh lantaran tak kunjung dievakuasi," ujarnya, Rabu (22/2/2023).
Anak-anak di Perumahan Oma Menganti bermain air banjir di tempat tinggal mereka.
Dian mengungkapkan, perahu karet yang digunakan untuk mengevakuasi warga hanya satu unit. Padahal warga di sana banyak yang meminta dievakuasi ke rumah keluarga atau saudaranya yang lebih aman. Akibatnya, warga berinisiatif melajukan evakuasi dengan alat seadanya.
"Akhirnya mertua saya tadi dapatnya dievakuasi menggunakan gerobak. Perahu karet kan cuma satu dan permintaan evakuasi banyak, jadi susah koordinasinya," ujarnya.
Baca juga: 200 Jiwa Terdampak Banjir Gresik, Khofifah Minta Pembuatan Tanggul Permanen
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut, terjadinya banjir di Gresik memiliki kaitan antara sistem irigasi secara regional. Untuk itu, orang nomor satu di Jatim itu meminta Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) untuk segera berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan BBWS Bengawan Solo.
tulis komentar anda