Dinkes KBB Periksa Sampel Makanan Penyebab 83 Warga Keracunan Nasi Kotak
Selasa, 14 Februari 2023 - 14:39 WIB
BANDUNG BARAT - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB) sedang meneliti penyebab keracunan pada 83 warga Kampung Cilangari RW 11, Desa Cilangari, Kecamatan Gununghalu, KBB pada Minggu (12/2/2023) lalu.
Sementara ini informasi yang didapat jika warga yang mengeluh sakit perut dan mual-mual karena sebelumnya menyantap makanan nasi boks. Untuk itu sampel dari nasi boks tersebut sudah dikirim ke laboratorium untuk diteliti.
"Nasi boks berisi nasi, ayam goreng, tumis bihun, tumis kentang dan sudah kami bawa sampel makanannya untuk diuji lab," terang Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Dinkes KBB, Mawaddah saat dihubungi, Selasa (14/2/2023).
Dugaan awal pemicunya bisa dari makanan nasi boks tersebut. Sebab n itu dibagikan kepada ratusan jemaah yang hadir pada kegiatan pengajian dalam peringatan Isra Miraj di Masjid As Saniyah pada Sabtu (11/2/2023) malam. Kemudian keesokan harinya warga bermunculan mengeluhkan sakit perut.
Baca juga: Keracunan Massal di KBB, 1 Warga Meninggal saat Dirawat di Rumah Sakit
Dia menyebutkan, hasil uji laboratorium sampel makanan tersebut baru bisa keluar minimal dalam waktu sepekan ke depan. Dari hasil uji laboratorium itu baru bisa diidentifikasi apa yang menyebabkan keracunan massal warga hingga mencapai 83 orang.
"Dugaan penyebabnya, tidak bisa menduga-duga. Nanti menunggu hasil laboratoriumnya keluar dulu dari laboratorium Provinsi Jawa Barat," imbuhnya.
Camat Gununghalu, Hari Mustika menyebutkan, kebanyakan warga mengeluhkan sakit perut, muntah-muntah, mual, dan diare. Mereka sudah ditangani pihak Puskesmas dan rumah sakit, sebagian warga yang kondisinya pulih sudah diperbolehkan untuk kembali ke rumahnya masing-masing.
Mereka sebelumnya menghadiri kegiatan Rajaban di Madrasah Assaniyah yang digelar Sabtu malam. Acara Rajaban berlangsung dari Sabtu malam sekitar pukul 21.00 sampai Minggu dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Setelah beres acara warga menyantap makanan yang dibagikan oleh panitia Rajaban.
"Keesokan harinya baru warga yang ikut Rajaban mengalami pusing-pusing, muntah-muntah, dan terus bertambah. Jadi kalau dugaan sementara dari makanan," kata dia.
Sementara ini informasi yang didapat jika warga yang mengeluh sakit perut dan mual-mual karena sebelumnya menyantap makanan nasi boks. Untuk itu sampel dari nasi boks tersebut sudah dikirim ke laboratorium untuk diteliti.
"Nasi boks berisi nasi, ayam goreng, tumis bihun, tumis kentang dan sudah kami bawa sampel makanannya untuk diuji lab," terang Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Dinkes KBB, Mawaddah saat dihubungi, Selasa (14/2/2023).
Dugaan awal pemicunya bisa dari makanan nasi boks tersebut. Sebab n itu dibagikan kepada ratusan jemaah yang hadir pada kegiatan pengajian dalam peringatan Isra Miraj di Masjid As Saniyah pada Sabtu (11/2/2023) malam. Kemudian keesokan harinya warga bermunculan mengeluhkan sakit perut.
Baca juga: Keracunan Massal di KBB, 1 Warga Meninggal saat Dirawat di Rumah Sakit
Dia menyebutkan, hasil uji laboratorium sampel makanan tersebut baru bisa keluar minimal dalam waktu sepekan ke depan. Dari hasil uji laboratorium itu baru bisa diidentifikasi apa yang menyebabkan keracunan massal warga hingga mencapai 83 orang.
"Dugaan penyebabnya, tidak bisa menduga-duga. Nanti menunggu hasil laboratoriumnya keluar dulu dari laboratorium Provinsi Jawa Barat," imbuhnya.
Camat Gununghalu, Hari Mustika menyebutkan, kebanyakan warga mengeluhkan sakit perut, muntah-muntah, mual, dan diare. Mereka sudah ditangani pihak Puskesmas dan rumah sakit, sebagian warga yang kondisinya pulih sudah diperbolehkan untuk kembali ke rumahnya masing-masing.
Mereka sebelumnya menghadiri kegiatan Rajaban di Madrasah Assaniyah yang digelar Sabtu malam. Acara Rajaban berlangsung dari Sabtu malam sekitar pukul 21.00 sampai Minggu dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Setelah beres acara warga menyantap makanan yang dibagikan oleh panitia Rajaban.
"Keesokan harinya baru warga yang ikut Rajaban mengalami pusing-pusing, muntah-muntah, dan terus bertambah. Jadi kalau dugaan sementara dari makanan," kata dia.
(msd)
tulis komentar anda