Legiun Mangkunegaran, Unit Pasukan Khusus yang Mampu Tandingi Militer Eropa

Minggu, 12 Februari 2023 - 10:15 WIB
Selama pembentukannya, Legiun Mangkunegaran mendapatkan beragam pelatihan kemiliteran di Soldat Sekul. Anggota pasukan elite tempur tersebut, dilatih mahir menggunakan berbagai senjata, yakni keris, pedang, tombak, sumpit, panah, senjata api, hingga meriam sebagai senjata artileri.

Tak hanya itu, prajurit yang tergabung dalam Legiun Mangkunegaran juga mendapatkan pelatihan untuk pergerekan pasukan dengan mobilitas tinggi menggunakan kuda, baik untuk pasukan infanteri, kavaleri, maupun artileri. Mereka juga dilantih menghadapi pertempuran dalam jangka panjang, serta menghadapi perang gerilya.

Pada masa awal pembentukannya, Legiun Mangkunegaran berkekuatan sebanyak 1.150. Jumlah tersebut terbagi dalam 800 prajurit infanteri (Fusilier), 100 prajurit penyerbu (Jagers), 200 prajurit kavaleri (berkuda), dan 50 prajurit rijdende artileri (meriam).



Selama bertugas, prajurit Legiun Mangkunegaran dipersenjatai berbagai jenis senjata modern dan senjata khas prajurit Jawa. Yakni terdiri dari keris, pedang, tombak, panah, pistol, senapan, serta meriam.

Dalam struktur organisasinya, Legiun Mangkunegara memiliki dua perwira senior berpangkat mayor, empat letnan ajudan, sembilan kapitein, delapan letnan tua, delapan letnan muda, 32 sersan, 62 kopral, flankier 900 orang, dragonder (dragoon) 200 orang, dan steffel 50 orang.

Sebagai pasukan elite tempur, para prajurit Legiun Mangkunegaran juga mengenakan seragam khusus. Bagi para bintara, dan prajurit mengenakan seragam topi syako dan jas hitam pendek. Sedangkan untuk perwira, mengenakan topi syako, jas hitam, dan celana putih.

Hebatnya lagi, Legiun Mangkunegaran ternyata tidak hanya beranggotan kaum pria saja. Pasukan tempur ini, juga memiliki pasukan bersenjata yang terlatih dari kaum perempuan. Keahlian pasukan perempuan ini, tak sekedar bertempur dan menggunakan senjata, mereka juga mampu bernyanyi dan memainkan alat musik. Keberadaan pasukan perempuan ini, juga digunakan untuk menyambut para tamu kehormatan.

Dalam bukunya, Iwan Santosa menyebutkan, Legiun Mangkunegaran terlibat dalam banyak pertempuran hebat yang turut menentukan perjalanan sejarah negeri ini. Saat pecah Perang Diponegoro, tahun 1825-1830, Legiun Mangkunegaran bertugas menjaga Yogyakarta dan Surakarta dari serangan pasukan Pangeran Diponegoro. Pasukan ini juga yang akhirnya menghancurkan benteng terakhir Pangeran Diponegoro.

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content