Gunung Semeru Kembali 'Tidur' Pasca Erupsi Luncurkan 6 KM Awan Panas
Minggu, 05 Februari 2023 - 23:56 WIB
LUMAJANG - Gunung Semeru kembali menghentikan sejenak aktivitas vulkaniknya pasca erupsi pada Minggu siang (5/1/2023). Tampak dari pantauan pos Pengamatan Gunung Api (PGA) sejak Minggu siang hingga petang ini aktivitas gunung tertutup kabut sehingga membuat asap kawah tidak teramati.
Secara letusan pun mengalami penurunan dibandingkan pada Minggu dini hari hingga Minggu siang pukul 12.00 WIB. Sedangkan sejak Minggu siang pukul 12.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB, aktivitas vulkanik cenderung menurun.
Petugas PGA Gunung Semeru Yadi Yuliandi menjelaskan, dari pemantauan pos sejak pukul 12.00 - 18.00 WIB ada 16 kali letusan atau erupsi dengan amplitudo 10 - 22 mm, dengan lama gempa 62 - 132 detik.
"Sebanyak satu kali gempa Awan Panas Guguran dengan amplitudo 22 mm dan lama gempa 900 detik. Dengan status ini Gunung Semeru masih berada di level III atau siaga," kata Yadi dikonfirmasi Minggu malam (5/2/2023).
Namun demikian, dia tetap meminta warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak atau pusat erupsi.
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
"Masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," tuturnya.
Pihaknya pun meminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Sebelumnya diberitakan, pada Minggu siang pukul 12.42 WIB gunung api tertinggi di Pulau Jawa ini mengeluarkan awan panas guguran (APG). Awan panas ini meluncur hingga radius 6 kilometer ke tenggara selatan atau ke Kalilanang arak luncur 6 kilometer dari puncak.
Secara letusan pun mengalami penurunan dibandingkan pada Minggu dini hari hingga Minggu siang pukul 12.00 WIB. Sedangkan sejak Minggu siang pukul 12.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB, aktivitas vulkanik cenderung menurun.
Petugas PGA Gunung Semeru Yadi Yuliandi menjelaskan, dari pemantauan pos sejak pukul 12.00 - 18.00 WIB ada 16 kali letusan atau erupsi dengan amplitudo 10 - 22 mm, dengan lama gempa 62 - 132 detik.
"Sebanyak satu kali gempa Awan Panas Guguran dengan amplitudo 22 mm dan lama gempa 900 detik. Dengan status ini Gunung Semeru masih berada di level III atau siaga," kata Yadi dikonfirmasi Minggu malam (5/2/2023).
Namun demikian, dia tetap meminta warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak atau pusat erupsi.
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
"Masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," tuturnya.
Pihaknya pun meminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Sebelumnya diberitakan, pada Minggu siang pukul 12.42 WIB gunung api tertinggi di Pulau Jawa ini mengeluarkan awan panas guguran (APG). Awan panas ini meluncur hingga radius 6 kilometer ke tenggara selatan atau ke Kalilanang arak luncur 6 kilometer dari puncak.
(nic)
tulis komentar anda