Perusahaan di Pangandaran Salurkan Bantuan untuk Anak Yatim Piatu
Selasa, 14 Juli 2020 - 13:43 WIB
PANGANDARAN - Dalam kondisi pandemi Covid-19 perusahaan di Pangandaran salurkan bantuan paket sembako untuk anak yatim piatu.
Marketing Communication Grand Pangandaran Devi Hervianti mengatakan, bencana non alam Covid-19 yang terjadi di akhir tahun 2019 dampaknya terasa hingga pertengahan 2020.
"Hingga kini pandemi Covid-19 belum berakhir, kondisi ini berdampak bagi perekonomian sektor pariwisata di Pangandaran," kata Devi.
Devi menambahkan, sektor pariwisata tentu saja terasa mendapat hantaman besar terutama bagi para pelaku usaha.
"Sebagai kepedulian, kami salurkan bantuan untuk anak yatim piatu melalui Yayasan Almaa’uuna," tambahnya.
Devi menjelaskan, penutupan sejumlah obyek wisata Pangandaran yang biasanya ramai dikunjungi pendatang dan menjadi matapencaharian masyarakat tidak lagi menjadi harapan untuk perekonomian.
"Selama 2 bulan obyek wisata Pangandaran ditutup, meski dengan berat hati mereka para pelaku usaha mematuhi demi terhindar dari ancaman Covid-19," jelas Devi.
Kesadaran pelaku usaha tersebut merupakan partisifasi terhadap program pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Tidak bisa dibayangkan hotel dan restoran juga para pelaku usaha yang mengandalkan kunjungan wisatawan mau tidak mau waktu itu berhenti operasional dan tutup sementara," paparnya.
Meski begitu, kondisi yang serba tidak pasti harapan tetap harus selalu ada, maka Grand Pangandaran yang merupakan bagian dari stakeholder di Kabupaten Pangandaran yang bergerak di bidang tourism property mengadakan program bantuan dalam rangka penanganan dampak Pandemi Covid-19.
"Bantuan dalam bentuk program CSR (Corporate Social Responsibility) berupa santunan dan paket sembako dikemas melalui tema Pangandaran Peduli adalah bukti kepedulian perusahaan terhadap warga sekitar terutama yang sangat membutuhkan," terangnya.
Lihat Juga: Selundupkan Puluhan Reptil Dilindungi, Mahasiswi Korea Diamankan Petugas Karantina Banten
Marketing Communication Grand Pangandaran Devi Hervianti mengatakan, bencana non alam Covid-19 yang terjadi di akhir tahun 2019 dampaknya terasa hingga pertengahan 2020.
"Hingga kini pandemi Covid-19 belum berakhir, kondisi ini berdampak bagi perekonomian sektor pariwisata di Pangandaran," kata Devi.
Devi menambahkan, sektor pariwisata tentu saja terasa mendapat hantaman besar terutama bagi para pelaku usaha.
"Sebagai kepedulian, kami salurkan bantuan untuk anak yatim piatu melalui Yayasan Almaa’uuna," tambahnya.
Devi menjelaskan, penutupan sejumlah obyek wisata Pangandaran yang biasanya ramai dikunjungi pendatang dan menjadi matapencaharian masyarakat tidak lagi menjadi harapan untuk perekonomian.
"Selama 2 bulan obyek wisata Pangandaran ditutup, meski dengan berat hati mereka para pelaku usaha mematuhi demi terhindar dari ancaman Covid-19," jelas Devi.
Kesadaran pelaku usaha tersebut merupakan partisifasi terhadap program pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Tidak bisa dibayangkan hotel dan restoran juga para pelaku usaha yang mengandalkan kunjungan wisatawan mau tidak mau waktu itu berhenti operasional dan tutup sementara," paparnya.
Meski begitu, kondisi yang serba tidak pasti harapan tetap harus selalu ada, maka Grand Pangandaran yang merupakan bagian dari stakeholder di Kabupaten Pangandaran yang bergerak di bidang tourism property mengadakan program bantuan dalam rangka penanganan dampak Pandemi Covid-19.
"Bantuan dalam bentuk program CSR (Corporate Social Responsibility) berupa santunan dan paket sembako dikemas melalui tema Pangandaran Peduli adalah bukti kepedulian perusahaan terhadap warga sekitar terutama yang sangat membutuhkan," terangnya.
Lihat Juga: Selundupkan Puluhan Reptil Dilindungi, Mahasiswi Korea Diamankan Petugas Karantina Banten
(atk)
tulis komentar anda