Luka Bakar Serius, Dubes RI Kritis

Minggu, 10 Mei 2015 - 10:21 WIB
Luka Bakar Serius, Dubes RI Kritis
Luka Bakar Serius, Dubes RI Kritis
A A A
ISLAMABAD - Tragedi jatuhnya helikopter Mi-17 di Lembah Naltar, Gilgit- Baltisan, Pakistan tidak hanya merenggut tujuh nyawa. Sejumlah korban selamat mengalami cedera serius, termasuk Duta Besar RI untuk Pakistan Burhan Muhammad.

Menteri Luar Negeri Pakistan Aizaz Chaudhry menyatakan Burhan Muhammad dalam kondisi kritis setelah mengalami luka bakar 75%. Dua dubes lain juga menderita luka parah. “Dubes Polandia mengalami luka di bagian otak, sedangkan Dubes Belanda mengalami luka bakar di bagian kaki dan wajah,” kata Chaudury di Islamabad, Pakistan, kemarin.

Chaudhry memastikan untuk membawa secepat mungkin para korban selamat ke Islamabad agar mendapat perawatan intensif. Mengenai spekulasi atas penyebab tragedi itu dia kembali menepis heli jatuh karena serangan Taliban. Insiden dipicu kerusakan mesin helikopter. “Kotak hitam ditemukan.

Otoritas telah memulai penyelidikan,” katanya. Heli Mi-17 buatan Rusia yang mengangkut rombongan diplomat jatuh jelang mendarat di wilayah Gilgit-Baltisan, Jumat (8/9). Tujuh orang meninggal dunia, yakni Heri Listyawati (istri dubes Burhan), Datin Habibah Mahmud (istri dubes Malaysia), Dubes Norwegia Leif Larsen, dan Dubes Filipina Domingo Lucenario Jr. Selain itu, Mayor Altamash dan Mayor Faisal (pilot), serta Subaidar Zakir (kru).

Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengucapkan duka cita mendalam atas tragedi itu. Menurut kantor PM, tiga menteri akan mendampingi pemulangan jasad dubes dan istri dubes ke masing-masing negara asal. Menteri Federal Negara dan Wilayah Perbatasan Abdul Qadir Baloch akan mendampingi jasad Dubes Norwegia ke Oslo, sementara Menteri Perencanaan, Reformasi, dan Pembangunan, Ahsan Iqbal akan bertolak ke Malaysia dan Indonesia untuk mendampingi jasad istri dubes.

Terakhir, Menteri Perdagangan, Khurram Dastagir Khan akan terbang ke Filipina. “Para menteri itu akan mendampingi jasad menggunakan penerbangan khusus untuk menunjukkan rasa hormat dan pentingnya kedekatan Pakistan dengan negara-negara tersebut,” tulis kantor PM dalam sebuah pernyatan tertulis. Reuters melaporkan, tim evakuasi kemarin telah membawa para korban meninggal ke Islamabad.

Prajurit Pakistan membentuk barisan kehormatan, menerima peti mati, yang terbungkus bendera nasional dan dihiasi dengan karangan bunga, saat pesawat yang membawa mereka tiba dari Gilgit. Upacara ini disiarkan langsung di televisi Pakistan. Para diplomat berpakaian hitam-hitam. Sejumlah keluarga tak kuasa menahan tangis. Kepala militer Jenderal Raheel Sharif turut hadir di bandara untuk memberikan penghormatan.

“Ini peristiwa yang sungguh menyedihkan,” kata Duta Besar Javier Carbajosa kepada media. Carbajosa menumpang heli lain saat musibah terjadi. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berjanji untuk mengupayakan kepulangan jenazah Heri Listyawati secepat mungkin.

Saat ini, pemerintah RI menerbangkan adik Heri ke Jakarta untuk diambil sampel DNA-nya sebagai bagian proses identifikasi jenazah di Pakistan. “Kita akan berupaya yang terbaik untuk bantu memulangkan jenazah,” tutur Retno di rumah duka, Jalan Agus Salim 57 Ngampilan, Yogyakarta, kemarin. Atas musibah itu, Menlu menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga almarhumah.

“Mewakili pemerintah RI, kami mengucapkan rasa duka cita atas musibah yang menimpa Pak Burhan dan ibu Heri Listyawati. Semoga keluarga kuat menghadapi cobaan dari Tuhan ini dan diberi kesabaran,” tuturnya. Di mata rekan dan koleganya, almarhumah Heri Listyawati adalah sosok yang humanis, supel, namun cenderung pendiam. “Beliau ini tepat waktu kalau mengajar.

Meski menjadi istri dubes di Negara asing, namun Bu Lilis (sapaan karab Heri Listyawati) memilih tinggal di Yogyakarta untuk mengabdikan diri sebagai pengajar aktif di Fakultas Hukum UGM sampai sekarang,” kata staf administrasi FH UGM Urip Sudiono. Sementara itu, ibu dari Burhan Muhammad, Imtichanah Hudan menceritakan masa pertemuan anak dan menantunya.

Sebelumnya, dirinya tak ingin anaknya menikah dengan orang kaya. Imtichanah Hudan berharap putranya menikah dengan orang biasa saja. Sosok yang diinginkannya itu tertuju pada diri Heri Listyawati. Almarhumah dinilai sebagai orang baik dan berasal dari keluarga sederhana. Imtichanah Hudan mengisahkan besannya bekerja sebagai penjual gudeg di kawasan Ngasem, Kota Yogyakarta.

Dirinya sengaja menjodohkan Burhan Muhammad dengan Heri Listyawati karena latar belakangnya tersebut. Pilihannya tidak salah. Pascamenikah, Heri Listyawati tetap menjadi sosok yang baik. Saat berada di rumah, mantunya itu aktif di kegiatan lingkungan, meskipun berprofesi sebagai dosen Hukum Agraria, Fakultas Hukum, UGM.

Pasangan Burhan Muhammad dan alm Heri Listyawati dikaruniai dua putra yaitu, Putra Pitra Amrullah, 19, dan Yoga Sulistyo Burhan, 16. Anak pertama masih kuliah di Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sedangkan adiknya, Yoga Sulistyo Burhan baru diterima di Fakultas Hukum, UGM.

Muh fauzi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.1087 seconds (0.1#10.140)