Daya Beli Rendah Ganggu Investasi

Sabtu, 09 Mei 2015 - 11:48 WIB
Daya Beli Rendah Ganggu Investasi
Daya Beli Rendah Ganggu Investasi
A A A
PALEMBANG - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumsel memprediksi iklim investasi yang ada di Sumsel pada tahun ini bakal terganggu menyusul adanya penurunan daya beli masyarakat sepanjang triwulan pertama 2015.

Bahkan penu runan daya beli berimplikasi terha dap pendapatan yang diterima pengusaha. Ketua Kadin Susmel H Ahmad Rizal menegaskan, investasi yang bakal terganggu tersebut antara lain pada sek torconsumer goods seperti ba rang elektronik, pakaian, ma kanan hingga kendaraan bermotor.

“Minat investasi untuk keperluan ekspor mungkin tidak ter ganggu. Namun itu tidak begitu banyak. Banyak investor yang ingin menanamkan modal nya dengan maksud ingin menggarap pasar dalam negeri (domestik). Kalau ternyata pasarnya itu terganggu, maka tidak menutup kemungkinan para investor juga akan wait and see sebelum memutuskan meng investasikan dananya,” kata Rizal, kemarin.

Dia menilai menurunnya daya beli masyarakat Sumsel itu perlu diantisipasi oleh pemerin tah daerah. Jika tidak dilaku kan, maka target investasi pemerintah provinsi Sumsel sebesar Rp20,1 triliun pada tahun ini akan sulit untuk direalisasikan. Dia mengaku sebenarnya ba nyaknya pelbagai proyek pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan di Sumsel tahun ini mampu mendorong daya beli masyarakat.

Namun itu dapat terealisasi jika pembangunan infrastruktur tersebut diarahkan dengan lebih memberdayakan tenaga buruh lokal ketimbang menggunakan mesin. “Kalau misalnya pem bangunan infrastruktur itu ternyata banyak menggunakan mesin ketimbang tenaga buruh, maka dampak pembangunan itu dapat dikatakan tidak akan signifikan dalam mendongkrak kesejahteraan masyarakat Sumsel. Justru yang ada memperburuk keadaan,” terangnya.

Dia berharap pemerintah dapat mempertimbangkan hal demikian demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat Sum sel. Sementara itu, ekonom Sumsel Yan Sulistyo me nam bahkan, tingginya inflow BI pada triwulan I/ - 2015 menanda kan masyarakat sudah mulai mengurangi pengeluaran yang bersifat konsumtif dan cenderung memilih saving.

Apalagi melihat kondisi ma kro ekonomi, masih kata dia, khususnya Sumsel yang cen derung melambat sehingga menye babkan masyarakat tidak begitu melakukan transaksi yang berlebihan.

“Bukan saja mengurangi belanja kebutuhan konsumtif, melainkan pula sebagian besar pelaku usaha yang berencana membuka cabang menunda eks pansi bisnis dan lainnya dengan meng investasikan uang nya ke bank seba gai akibat dari belum stabilnya makro eko nomi ataupun dampak dari rendahnya harga komoditas unggulanSumsel,” terangnya.

Darfian jaya suprana
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5929 seconds (0.1#10.140)