Luas Longsoran Persulit Pencarian

Sabtu, 09 Mei 2015 - 11:47 WIB
Luas Longsoran Persulit...
Luas Longsoran Persulit Pencarian
A A A
BANDUNG - Areal longsoran yang luas mencapai 5 hektare (ha) dari keseluruhan 13 ha menjadi kendala tersendiri bagi tim SAR gabungan untuk menemukan empat korban yang diduga masih tertimbun.

Hingga pencarian hari keempat kemarin, tim SAR baru berhasil mengevakuasi lima jenazah dari total 9 warga Kampung Cibitung, RT 01/15, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung yang menjadi korban bencana tanah longsor pada Selasa (5/5) lalu. Pada hari keempat tim menyisir tiga titik pencarian dengan mengerahkan tiga alat berat backhoe dan anjing pelacak.

Kepala Polres Bandung Er win Kurniawan mengatakan, hingga kini pihaknya juga be lum mengetahui titik pas ti empat korban yang tertimbun itu. Oleh karenanya, anjing pelacak di datangkan dari Unit Satwa Ma bes Polri untuk membantu mengendus titik yang diduga ada jenazah karena diperkira kan korban yang sudah empat hari tertimbun akan mem bu suk. “Di hari keempat ini kami dari tim masih belum menemukan empat korban yang dicari,” kata Erwin di lokasi ke jadian, kemarin.

Untuk target sampai kapan pencarian dilakukan, Erwin me ngaku akan menyesuaikan dengan kondisi di lapangan hing ga status tanggap darurat selama tujuh hari kedepan selesai terhitung dari Selasa (5/5) hingga Senin (11/5). Lewat tujuh hari, nanti dari pihak Basarnas atau BPBD Ka bupaten Bandung akan menentukan apa kah evakuasi dilanjutkan atau di hentikan.

”Ya kami akan evaluasi. Saat ini kami fokus pencarian dengan harapan dalam kurun waktu beberapa hari ke depan, ada hasil,” ungkap Erwin. Kepala BPBD Kabupaten Bandung Marlan tim SAR akan me lakukan evaluasi bersama tim evakuasi gabungan yang lain, Selasa 12 Mei guna membahas hasil pencarian korban longsor.

“Kalau untuk melihat hal itu (penghentian pencarian), masih terlalu dini memang. Tapi seandainya dalam beberapa hari ini tidak membuahkan hasil, tentu akan di evaluasi termasuk keputusan akhir bakal dilanjutkan atau tidak,” kata Marlan.

Dia mengemukakan, luasnya lahan dan kondisi material ta nah cukup tebal membuat pro ses pencarian yang dila kukan pada hari keempat masih terkendala. Meski begitu, pihaknya akan terus melakukan pencarian di tiga titik yang telah men jadi konsentrasi utama.”Hari ini (kemarin) kami juga dibantu tambahan alat berat dan anjing pelacak. Walau belum membuahkan hasil, tapi pro ses pencarian akan terus di lanjutkan,” ujar dia.

Menurut dia, pencarian yang dilakukan mulai pukul 08.00 WIB sampai dihentikan pada pukul 17.00 WIB pihaknya sempat mendapatkan sinyal seiring dengan penciuman dari anjing pelacak termasuk di titik yang dicurigai. Tapi setelah di lakukan penggalian hasilnya nihil. “Posisi korban yang simpang siur juga menjadi kendala lain yang membuat tim kesulitan. Tapi tetap, untuk saat ini kami akan fokus di tiga titik dulu,” tutur Marlan.

Puslabfor Periksa Lokasi Ledakan Pipa

Sebanyak 11 personel dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslab for) Mabes Polri me meriksa ledakan pipa di ka wa san longsor Cibitung, Desa Mar gamukti, Kecamatan Pangalengan, kemarin. Dua di an taranya memeriksa pipa yang be rada di atas pemukiman war ga. Pantauan di lapangan, tim pun mengambil beberapa sam pel dari sisa ledakan pipa dan memotret kondisi terakhir pipa yang pascainsiden kejadian ru sak dan terpotong.

Kapolres Bandung AKBP Erwin Kurniawan mengatakan, ke da tangan tim Puslabfor untuk melakukan olah tempat keja dian perkara (TKP) secara lang sung di lapangan mengecek kon disi pascaledakan pipa khususnya yang berada di atas pemu kiman warga. Untuk memas tikan penyebab longsor, mem buat pihak kepolisian perlu melakukan penyelidikan.

“Fokus petugas memastikan ledakan dulu atau patahan longsor yang menghantam pipa yang akhirnya meledak. Itu masih jadi pertanyaan,” kata Erwin. Untuk menjawab pertanyaan itu, ungkap Kapolres, di butuhkan penyelidikan dan ana lisa men dalam dengan waktu yang tentu dibatasi. Hasil dari tim Puslabfor nanti menjadi sebuah dasar kepolisian dalam menentukan penyebab bencana longsor Cibitung.

“Kami juga dalam proses pengembangan penyelidikan ikut me libatkan ahli dari geologi dan sak si dari warga yang tahu persis titik retakan agar data dapat le bih rinci untuk selanjutnya ditindaklajuti,” ungkap Kapolres. Sejauh ini, ujar Erwin, sebanyak 14 saksi termasuk dari pi hak PT Star Energy dan BPBD Ka bupaten Bandung telah dimintai keterangan. Kalau ada in dikasi tindak pidana, kasus itu akan berlanjut ke penyidikan.

Sementara itu, PT Star Energy akhirnya angkat bicara terkait pipa geotermal yang meledak saat longsor di Kampung Cibitung pada Selasa (5/5). Humas PT Star Energy Achmad Nouval mengatakan, PT Star Energ y mengalami kerugian besar, sama seperti para pengungsi. Fasilitas pipa yang terkena dampak tak bisa menyuplai listrik ke PLN. “Makanya, kalau dikatakan korban, kami juga korban kok, bukan hanya warga,” kata Nouval di lokasi pengungsian.

Dia menuturkan, 227 megawatt listrik yang dihasilkan PT Star Energi saat ini terputus. Negara juga dirugikan akibat pasokan listrik untuk Jawa dan Bali berkurang. Meski begitu, pihaknya juga kini fokus terlebih dulu dengan pemerintah setempat untuk membantu proses eva kuasi dan menangani para pengungsi. “Intinya, ini di luar dugaan kami semua. Apa yang dibutuhkan sudah di koordinasikan dengan pemerintah,” tutur dia.

Mengenai penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian, pihaknya akan mengikuti pro sedur. Pihaknya juga akan mem berikan segala informasi yang dibutuhkan terkait retakan tanah dan meledaknya pipa Star Energi. Menurut dia, ledakan yang terjadi bukan gas beracun melainkan uap panas bumi. Dia juga membantah jika longsoran terjadi akibat pipa meledak. “Perlu diketahui sebelum ke jadian, kami juga mau mematikan pipa seiring dengan adanya retakan,” ujar Nouval.

Di dekat lokasi longsor, ungkap dia, ada tiga jalur pipa. Semen tara jalur pipa yang terdampak langsung berada di atas pemukiman warga. Pipa tersebut bah kan yang sudah dimatikan pa da 27 April namun memang ada jalur pipa lain yang akan kami matikan sebelum akhirnya terkena longsoran. Terkait adanya retakan ta nah karena aktivitas eksplorasi, Nouval menegaskan, bila hal itu tidak benar. “Sejak tahun 2000 beroperasi, kekuatan pipa di desain untuk 30 tahun,” ungkap dia.

Terkait santunan bagi korban longsor, tutur Achmad, sudah diberikan, baik bagi korban meninggal maupun luka-luka. Untuk relokasi warga, kata Achmad, akan dibicarakan dengan PT PN VIII. Pasca bencana pi haknya juga akan melakukan peng kajian secara internal terkait waktu pengoperasian pipa yang mengalirkan uap dari sumur-sumur yang berada di lokasi longsor.

Dila nashear
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1320 seconds (0.1#10.140)