2 Ekor Kasuari Dievakuasi dari Rumah Dinas Wali Kota Solo
A
A
A
SOLO - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Tengah, mengevakuasi dua ekor burung kasuari dari Rumah Dinas Wali Kota Solo di Lodji Gandrung, Kamis (7/5/205) siang.
Dua ekor burung langka dilindungi itu kemudian dititipkan di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, untuk perawatan lebih baik.
Kepala BKSDA Jawa Tengah, Suharman, menyebutkan evakuasi dua satwa dilindungi itu dilakukan oleh tim BKSDA atas permintaan dari Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.
Menurutnya hewan itu diserahkan agar mendapatkan perawatan lebih baik bersamaan dengan hewan-hewan lain di lembaga konservasi satwa.
Sehingga kesehatan dan kesejahteraan satwa itu akan lebih terjamin dibandingkan sebelumnya.
Pihaknya menyebutkan proses evakuasi burung dengan tinggi sekitar satu meter itu dilakukan dengan tenaga ekstra.
Menurutnya sekitar dua jam waktu yang dibutuhkan untuk mengevakuasi satwa jenis unggas tersebut.
Apalagi satwa tersebut juga tergolong kurang jinak sehingga semakin menyulitkan petugas yang hendak melakukan evakuasi.
Beberapa metode evakuasi juga dilakukan oleh para petugas, namun hal itu tidak langsung membuat dua satwa itu bisa dijinakkan dengan mudah.
Akhirnya satwa berhasil dievakuasi setelah petugas memasang perangkap jaring di dalam kandang.
“Kita memang memakai metode manual untuk proses evakuasi ini, kita tidak menggunakan bius demi menjaga keselamatan satwa yang bersangkutan,” katanya di sela-sela evkakuasi.
Pihaknya menyebutkan Kasuari itu kemudian dibawa ke TSTJ untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.
Selain itu di lembaga konservasi itu, Kasuari juga bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan setiap waktu oleh dokter hewan.
Sementara itu Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, menyebutkan dua kasuari itu telah dipelihara di Loji Gandrung sejak beberapa tahun lalu.
Satwa itu dipelihara secara legal oleh Pemerintah Kota Solo. Selain itu makanan dan kesehatan burung langka itu juga selalu terjamin dan jarang terserang penyakit.
Sehingga burung tersebut kondisinya masih sehat meski dipelihara dalam kandang ukuran dua meter.
Dia berharap setelah diserahkan ke BKSDA itu burung langka itu bisa terus dijaga dan dilestarikan di tempat yang lebih baik.
“Biarlah satwa ini hidup bersawa hewan lain di lokasi yang lebih baik dari saat ini,” timpalnya.
Dua ekor burung langka dilindungi itu kemudian dititipkan di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, untuk perawatan lebih baik.
Kepala BKSDA Jawa Tengah, Suharman, menyebutkan evakuasi dua satwa dilindungi itu dilakukan oleh tim BKSDA atas permintaan dari Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo.
Menurutnya hewan itu diserahkan agar mendapatkan perawatan lebih baik bersamaan dengan hewan-hewan lain di lembaga konservasi satwa.
Sehingga kesehatan dan kesejahteraan satwa itu akan lebih terjamin dibandingkan sebelumnya.
Pihaknya menyebutkan proses evakuasi burung dengan tinggi sekitar satu meter itu dilakukan dengan tenaga ekstra.
Menurutnya sekitar dua jam waktu yang dibutuhkan untuk mengevakuasi satwa jenis unggas tersebut.
Apalagi satwa tersebut juga tergolong kurang jinak sehingga semakin menyulitkan petugas yang hendak melakukan evakuasi.
Beberapa metode evakuasi juga dilakukan oleh para petugas, namun hal itu tidak langsung membuat dua satwa itu bisa dijinakkan dengan mudah.
Akhirnya satwa berhasil dievakuasi setelah petugas memasang perangkap jaring di dalam kandang.
“Kita memang memakai metode manual untuk proses evakuasi ini, kita tidak menggunakan bius demi menjaga keselamatan satwa yang bersangkutan,” katanya di sela-sela evkakuasi.
Pihaknya menyebutkan Kasuari itu kemudian dibawa ke TSTJ untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.
Selain itu di lembaga konservasi itu, Kasuari juga bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan setiap waktu oleh dokter hewan.
Sementara itu Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, menyebutkan dua kasuari itu telah dipelihara di Loji Gandrung sejak beberapa tahun lalu.
Satwa itu dipelihara secara legal oleh Pemerintah Kota Solo. Selain itu makanan dan kesehatan burung langka itu juga selalu terjamin dan jarang terserang penyakit.
Sehingga burung tersebut kondisinya masih sehat meski dipelihara dalam kandang ukuran dua meter.
Dia berharap setelah diserahkan ke BKSDA itu burung langka itu bisa terus dijaga dan dilestarikan di tempat yang lebih baik.
“Biarlah satwa ini hidup bersawa hewan lain di lokasi yang lebih baik dari saat ini,” timpalnya.
(sms)