Kepala Madrasah Lelang Motor untuk Bayar Gaji Guru
A
A
A
PAMEKASAN - Sepeda motor jenis honda Supra X bernomor polisi M 3759 AF milik kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Taufiqus Sibyan, Achmad Fakih dilelang di depan kantor kementerian Agama Kabupaten Pamekasan, Madura Jawa Timur, Kamis (07/05/2015).
Sepeda motor satu-satunya milik Achmad Fakih tersebut dilelang untuk membayar gaji guru di lembaga pendidikan miliknya. Sebab, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) tak kunjung cair sejak awal tahun 2015.
Achmad Fakih mengatakan, sepeda motor tersebut akan dijual untuk menutupi biaya operasional madrasah. Sebab guru di sekolahnya tidak digaji karena sekolah tidak memiliki pemasukan.
"Kemenag Pamekasan tidak pernah menggubris dan tidak ada tanda-tanda kapan dana bos dicairkan sehingga kami perlu melelang motor ini," terang Fakih, sembari menunjukkan BPKB motornya.
Menurut Fakih, dirinya sudah berupaya meminta kejelasan dari Kemenag Pamekasan baik secara langsung kepada pimpinan Kemenag maupun kepada kasi pendidikan Madrasah, namun tidak digubris.
"Katanya masih menunggu APBN-P, saya sebagai rakyat sipil tidak tahu apa itu APBN-P, hanya tahunya kapan BOS cair," tegasnya.
Untuk menjual sepda motornya, Achmad Fakih sengaja menempelkan poster bertuliskan "Lelang motor demi kesejahteraan guru" dan "BOS Kemenag tidak cair lembaga dan guru banyak hutang," yang juga dilengkapi dengan nomor telepon pemiliknya.
Sepeda motor satu-satunya milik Achmad Fakih tersebut dilelang untuk membayar gaji guru di lembaga pendidikan miliknya. Sebab, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) tak kunjung cair sejak awal tahun 2015.
Achmad Fakih mengatakan, sepeda motor tersebut akan dijual untuk menutupi biaya operasional madrasah. Sebab guru di sekolahnya tidak digaji karena sekolah tidak memiliki pemasukan.
"Kemenag Pamekasan tidak pernah menggubris dan tidak ada tanda-tanda kapan dana bos dicairkan sehingga kami perlu melelang motor ini," terang Fakih, sembari menunjukkan BPKB motornya.
Menurut Fakih, dirinya sudah berupaya meminta kejelasan dari Kemenag Pamekasan baik secara langsung kepada pimpinan Kemenag maupun kepada kasi pendidikan Madrasah, namun tidak digubris.
"Katanya masih menunggu APBN-P, saya sebagai rakyat sipil tidak tahu apa itu APBN-P, hanya tahunya kapan BOS cair," tegasnya.
Untuk menjual sepda motornya, Achmad Fakih sengaja menempelkan poster bertuliskan "Lelang motor demi kesejahteraan guru" dan "BOS Kemenag tidak cair lembaga dan guru banyak hutang," yang juga dilengkapi dengan nomor telepon pemiliknya.
(nag)