Pakai Jaring Payang, 13 Nelayan Ditangkap

Pakai Jaring Payang, 13 Nelayan Ditangkap
A
A
A
PASURUAN - Puluhan nelayan Lekok, Kabupaten Pasuruan, menangkap basah 13 nelayan asal Probolinggo yang menggunakan garit atau jaring payang di Pantai Lekok kemarin.
Mereka ditangkap saat menebar jaring dengan kerapatan 0,5 cm di perairan dangkal, sekitar 500 meter dari bibir pantai. Penangkapan nelayan asal Desa Randuputih, Dringu, Kabupaten Probolinggo, ini dipicu keresahan nelayan Lekok yang khawatir sumber daya laut di wilayah mereka habis. Sebab, jaring payang yang modifikasi hingga sangat kecil itu bisa membersihkan ikan-ikan kecil di perairan dangkal.
Munif, nelayan Desa Tambaklekok, Kecamatan Lekok, mengungkapkan, rekan-rekan sesama nelayan di Lekok sudah berulang kali mengingatkan nelayan asal Probolinggo agar tidak mencari ikan menggunakan jaring payang yang modifikasi. Namun, setelah tiga kali diperingatkan, mereka tetap nekat menangkap ikan dengan jaring yang dilarang undang-undang tersebut. “Karena tidak dihiraukan, nelayan kesal dan menangkap mereka saat menjaring ikan di laut dangkal,” kata Munif.
Menurut Munif, nelayan Probolinggo tersebut menggunakan KM Rukun yang berukuran panjang 15 meter dan lebar 4 meter berkapasitas muatan 4 gross tonage (GT). Dengan payang modifikasi berukuran 200 meter dan lebar 2 meter, mereka telah mendapatkan dua keranjang besar ikan berbagai ukuran seberat 4 kuintal. “Ikan kecil dan karang di laut dengan kedalaman 2 meter ikut terjaring. Kalau dibiarkan, ikan-ikan kecil ini akan habis. Nelayan Lekok yang akan menjadi korban karena kesulitan mencari ikan,” tandas Munif.
Kepala Desa Tambaklekok Sudarto Tohir Akbar menyatakan, setelah mendapat laporan nelayan warganya, dia pun memerintahkan agar nelayan itu ditangkap. Para nelayan asal Lekok lalu beramai-ramai menangkap nelayan asal Probolinggo tersebut. “Ikan tangkapan mereka seberat empat kuintal akhirnya dijual. Uang hasil penjualan tersebut digunakan untuk kepentingan para nelayan,” kata Tohir Akbar.
Sebelum dipulangkan, para nelayan KM Rukun diminta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatan mereka. Pernyataan tersebut dituangkan dalam berita acara yang juga ditandatangani Polairud Pasuruan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jatim, DKP Kabupaten Pasuruan, dan UPT PTPI Probolinggo.
Arie yoenianto
Mereka ditangkap saat menebar jaring dengan kerapatan 0,5 cm di perairan dangkal, sekitar 500 meter dari bibir pantai. Penangkapan nelayan asal Desa Randuputih, Dringu, Kabupaten Probolinggo, ini dipicu keresahan nelayan Lekok yang khawatir sumber daya laut di wilayah mereka habis. Sebab, jaring payang yang modifikasi hingga sangat kecil itu bisa membersihkan ikan-ikan kecil di perairan dangkal.
Munif, nelayan Desa Tambaklekok, Kecamatan Lekok, mengungkapkan, rekan-rekan sesama nelayan di Lekok sudah berulang kali mengingatkan nelayan asal Probolinggo agar tidak mencari ikan menggunakan jaring payang yang modifikasi. Namun, setelah tiga kali diperingatkan, mereka tetap nekat menangkap ikan dengan jaring yang dilarang undang-undang tersebut. “Karena tidak dihiraukan, nelayan kesal dan menangkap mereka saat menjaring ikan di laut dangkal,” kata Munif.
Menurut Munif, nelayan Probolinggo tersebut menggunakan KM Rukun yang berukuran panjang 15 meter dan lebar 4 meter berkapasitas muatan 4 gross tonage (GT). Dengan payang modifikasi berukuran 200 meter dan lebar 2 meter, mereka telah mendapatkan dua keranjang besar ikan berbagai ukuran seberat 4 kuintal. “Ikan kecil dan karang di laut dengan kedalaman 2 meter ikut terjaring. Kalau dibiarkan, ikan-ikan kecil ini akan habis. Nelayan Lekok yang akan menjadi korban karena kesulitan mencari ikan,” tandas Munif.
Kepala Desa Tambaklekok Sudarto Tohir Akbar menyatakan, setelah mendapat laporan nelayan warganya, dia pun memerintahkan agar nelayan itu ditangkap. Para nelayan asal Lekok lalu beramai-ramai menangkap nelayan asal Probolinggo tersebut. “Ikan tangkapan mereka seberat empat kuintal akhirnya dijual. Uang hasil penjualan tersebut digunakan untuk kepentingan para nelayan,” kata Tohir Akbar.
Sebelum dipulangkan, para nelayan KM Rukun diminta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatan mereka. Pernyataan tersebut dituangkan dalam berita acara yang juga ditandatangani Polairud Pasuruan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jatim, DKP Kabupaten Pasuruan, dan UPT PTPI Probolinggo.
Arie yoenianto
(ftr)