Terpaksa Belajar di Kantor UPTD

Rabu, 06 Mei 2015 - 10:57 WIB
Terpaksa Belajar di...
Terpaksa Belajar di Kantor UPTD
A A A
PALEMBANG - Larangan sistem belajar double shift Disdikpora Kota Palembang pada tahun ajaran baru nanti, dianggap memberatkan sejumlah sekolah, karena beberapa sekolah tidak memiliki ruang cukup untuk menampung siswa.

SMAN 20 Palembang misalnya, sekolah yang berlokasi di Jalan TPH Sofyan Kenawas Kelurahan Gandus, berencana akan menggunakan ruang di Kantor UPTD Dikpora Gandus untuk belajar. Mengingat, persentase jumlah siswa dengan ruang bela jar tidak seimbang. Demikian diungkapkan Waka Kesiswaan SMAN 20 Palembang Hipzon saat menerima kunjungan kerja (kunker) Anggota DPD RI Asmawati, kemarin.

Dia menyebutkan, jumlah siswa di sekolah tersebut sebanyak 834 siswa, sedangkan ruang belajar hanya 12 kelas atau sekitar 69 siswa dalam satu kelas. Jumlah ini bisa dikatego rikan overload mengingat satu kelas maksimal 40 siswa. “Kami memang menerapkan double shift, siswa kelas XII IPS 3 dan 4 masuk siang, selebihnya belajar pagi. Dalam satu kelas sekitar 38-40 siswa,” aku Hipzon.

Idealnya, sambung Hipzon, jumlah ruang belajar dalam menampung siswa 18 kelas. Memang, total siswa tersebut belum dikurangi dengan siswa yang baru lulus sebanyak 263 orang. Meski begitu, jumlah tersebut tetap bertambah saat penerimaan siswa baru sekitar bulan Juli. “Jika dibatasi hanya 80 siswa baru, kami bisa menggunakan ruang laboratorium biologi dan fisika. Biasanya setiap penerimaan siswa baru kami menerima 8 kelas, terpaksa 6 kelas kami alihkan ke kantor UPTD,” ujarnya.

Hanya saja, jarak sekolah dengan kantor UPTD sekitar 4 km. Dia khawatir, lokasi tersebut bisa mengganggu proses belajar mengajar karena jauh dari rumah siswa. “Awalnya, ruang UPTD tersebut untuk belajar siswa SD. Tapi tidak digunakan dan dimanfaatkan untuk kantor UPTD. Di sana ada 6 ruang yang bisa dijadikan tempat belajar,” terangnya.

Sementara itu, Anggota DPD RI Asmawati mengatakan, kunjungan kerja ke sekolah ping giran untuk melihat kondisi belajar siswa. Selain sosialisasi wawasan kebangsaan yang sudah rutin dilaksanakan sejak awal tahun ini. “Intinya sosialisasi wawasan kebangsaan ini bertujuan untuk memupuk rasa cinta tanah air, mem be rikan pelajaranpengetahuan tentang pemahaman terhadap Pancasila, UUD, NKRI, serta Bhi neka TunggalIka,” paparnya.

Dia juga berpesan agar siswa tetap berjuang melalui prestasi di sekolah, mengikuti kegiatan positif yang bisa menambah wawasan tentang kebangsaan serta memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa Indonesia.

“Arus informasi sudah semakin banyak dan globalisasi dari asing juga bisa merusak moral anak bangsa. Karena itu, wawasan kebangsaan penting untuk dipahami siswa,” katanya.

Yulia savitri
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9948 seconds (0.1#10.140)