Longsor Terjang Pangalengan
A
A
A
BANDUNG - Bencana tanah longsor menerjang Kampung Cibitung, Desa Marga mukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, sekitar pukul 14.30 WIB, kemarin.
Akibat insiden tersebut, empat warga tewas dan 10 masih tertimbun. Empat warga mengalami luka ringan dan empat lainnya luka berat. Material tanah yang longsor juga menimbun enam unit rumah dan lima unit mengalami rusak berat. Proses evakuasi yang di la kukan oleh tim gabungan dari BPBD Jabar, Basarnas, BPBD Ka bupaten Bandung, aparat Polres Bandung, TNI, dan anggota PMI yang hanya meng gunakan satu alat berat ber langsung cukup sulit.
Pasalnya, kondisi permukiman warga berada di areal perkebunan. Jenazah pertama yang berhasil ditemukan sekitar pukul 15.00 WIB adalah, Iran Sobarna, 55, warga setempat. Dari keterangan warga yang menyang sikan proses evakuasi, korban Iran saat kejadian tengah memancing di kolam ikan. Ketika longsor terjadi, tubuh Iran langsung tertimbun. Sekitar pukul 20.00 WIB, dua korban kembali ditemukan, yakni, Mak Oja, 60, dan Nayla, 1.
Saat ditemukan posisi Mak Oja tengah memeluk Nayla. Satu korban terakhir, Pardi, 70, di temukan sekitar pukul 20.45 WIB ketika proses evakuasi akan dihentikan. Warga yang mengalami luka berat telah dibawa ke RS Al Ihsan, Baleendah. Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, akibat hujan deras yang melanda Kabupaten Bandung kemarin sore, membuat tanah yang se jak 2011 lalu mengalami retakan sepanjang hampir 1 kilome ter.
Pipa gas milik perusahaan pengeboran gas bumi PT Star Energy yang tak jauh dari lokasi tanah longsor pun sempat mele dak. Jarak pipa kepemukiman warga sekitar 200 meter. Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Bandung Mar lan mengatakan, longsor ter jadi sekitar pukul 14.30 WIB. Penyebab longsor akibat retakan tanah yang berjarak 1 kilome ter dari rumah warga.
Pada minggu lalu, BPBD telah me lakukan assesment atau pen dataan di sekitar lokasi kejadian. “Retakan tanah di lokasi tersebut sudah lama. Warga pun telah diingatkan untuk waspada terhadap bencana longsor. Retakan tanah yang terjadi itu berada di dekat pipa PT Star Energy yang berjarak sekitar 1 kilometer warga,” kata Marlan di lokasi kejadian kemarin.
Menurut Marlan, pada Ming gu (3/5) lalu, pihaknya baru mengunjungi lokasi. BPBD juga sudah membuat jalur dan tenda evakuasi. Warga juga dilarang untuk tinggal di ru mah pada malam hari. Warga yang tertimbun longsor, diduga tengah mengambil barang di rumah. Warga tak menyangka jika longsor terjadi siang hari. Namun sehari sebelum long - sor hujan besar memang sempat terjadi di lokasi itu.
“Kalau hasil pendataan enam rumah tertimbun. Selain itu lima rumah rusak berat. Semua rumah di lokasi longsor merupakan semi permanen,” tutur dia. Rencananya, ungkap Mar lan, pada pukul 07.00 WIB, proses evakuasi akan kembali di la kukan mengingat sesuai SOP (standar operasional prosedur), seharusnya evakuasi dihentikan pukul 19.00 WIB dan cuaca yang tidak mendukung.
Petugas akan menam bah alat berat untuk mengeruk tanah di lokasi longsor. Hingga kemarin, petugas baru bisa menggunakan satu alat berat. “Dari hasil pe man tauan ternyata di dekat retakan juga ada mata air. Kemungkinan air ma suk kedalam retakan dan menimbulkan longsor,” ungkap Marlan.
52 KK Mengungsi
Wakil Bupati Bandung Deden Rumaji yang ditemui saat meninjau lokasi longsor menga takan, pemukiman warga sebenarnya sudah steril sejak Rabu (29/4) lalu. Jumlah rumah yang berada di lokasi sebanyak 32 unit yang dihuni sebanyak 52 kepala keluarga (KK). Namun di hari ketujuh, bencana longsor ma lah terjadi. Begitu ada laporan re takan, pihaknya sudah me me rin tahkan BPBD untuk ber gerak.
“Apalagi kan dari la poran, panjang retakannya sekitar satu kilometer. Ditambah ada pipa gheotermal yang berjarak 200 meter dari pemukiman warga,” kata Deden. Deden juga sudah meminta warga untuk bertahan di tem pat pengungsian telah dila ku kan tim gabungan evakuasi yang kini disiapkan, yakni Kan tor Desa Marga mukti. Dia akan kembali berkoor di nasi dengan beberapa pihak un tuk menindaklanjuti kejadian ini.
“Kalau untuk proses pen cari an kami sudah meminta agar terus dilakukan hingga ditemukan seluruh korban yang hilang. Data pastinya masih dicek melalui pihak desa setempat,” tutur Deden.
Dila nashear
Akibat insiden tersebut, empat warga tewas dan 10 masih tertimbun. Empat warga mengalami luka ringan dan empat lainnya luka berat. Material tanah yang longsor juga menimbun enam unit rumah dan lima unit mengalami rusak berat. Proses evakuasi yang di la kukan oleh tim gabungan dari BPBD Jabar, Basarnas, BPBD Ka bupaten Bandung, aparat Polres Bandung, TNI, dan anggota PMI yang hanya meng gunakan satu alat berat ber langsung cukup sulit.
Pasalnya, kondisi permukiman warga berada di areal perkebunan. Jenazah pertama yang berhasil ditemukan sekitar pukul 15.00 WIB adalah, Iran Sobarna, 55, warga setempat. Dari keterangan warga yang menyang sikan proses evakuasi, korban Iran saat kejadian tengah memancing di kolam ikan. Ketika longsor terjadi, tubuh Iran langsung tertimbun. Sekitar pukul 20.00 WIB, dua korban kembali ditemukan, yakni, Mak Oja, 60, dan Nayla, 1.
Saat ditemukan posisi Mak Oja tengah memeluk Nayla. Satu korban terakhir, Pardi, 70, di temukan sekitar pukul 20.45 WIB ketika proses evakuasi akan dihentikan. Warga yang mengalami luka berat telah dibawa ke RS Al Ihsan, Baleendah. Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, akibat hujan deras yang melanda Kabupaten Bandung kemarin sore, membuat tanah yang se jak 2011 lalu mengalami retakan sepanjang hampir 1 kilome ter.
Pipa gas milik perusahaan pengeboran gas bumi PT Star Energy yang tak jauh dari lokasi tanah longsor pun sempat mele dak. Jarak pipa kepemukiman warga sekitar 200 meter. Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Bandung Mar lan mengatakan, longsor ter jadi sekitar pukul 14.30 WIB. Penyebab longsor akibat retakan tanah yang berjarak 1 kilome ter dari rumah warga.
Pada minggu lalu, BPBD telah me lakukan assesment atau pen dataan di sekitar lokasi kejadian. “Retakan tanah di lokasi tersebut sudah lama. Warga pun telah diingatkan untuk waspada terhadap bencana longsor. Retakan tanah yang terjadi itu berada di dekat pipa PT Star Energy yang berjarak sekitar 1 kilometer warga,” kata Marlan di lokasi kejadian kemarin.
Menurut Marlan, pada Ming gu (3/5) lalu, pihaknya baru mengunjungi lokasi. BPBD juga sudah membuat jalur dan tenda evakuasi. Warga juga dilarang untuk tinggal di ru mah pada malam hari. Warga yang tertimbun longsor, diduga tengah mengambil barang di rumah. Warga tak menyangka jika longsor terjadi siang hari. Namun sehari sebelum long - sor hujan besar memang sempat terjadi di lokasi itu.
“Kalau hasil pendataan enam rumah tertimbun. Selain itu lima rumah rusak berat. Semua rumah di lokasi longsor merupakan semi permanen,” tutur dia. Rencananya, ungkap Mar lan, pada pukul 07.00 WIB, proses evakuasi akan kembali di la kukan mengingat sesuai SOP (standar operasional prosedur), seharusnya evakuasi dihentikan pukul 19.00 WIB dan cuaca yang tidak mendukung.
Petugas akan menam bah alat berat untuk mengeruk tanah di lokasi longsor. Hingga kemarin, petugas baru bisa menggunakan satu alat berat. “Dari hasil pe man tauan ternyata di dekat retakan juga ada mata air. Kemungkinan air ma suk kedalam retakan dan menimbulkan longsor,” ungkap Marlan.
52 KK Mengungsi
Wakil Bupati Bandung Deden Rumaji yang ditemui saat meninjau lokasi longsor menga takan, pemukiman warga sebenarnya sudah steril sejak Rabu (29/4) lalu. Jumlah rumah yang berada di lokasi sebanyak 32 unit yang dihuni sebanyak 52 kepala keluarga (KK). Namun di hari ketujuh, bencana longsor ma lah terjadi. Begitu ada laporan re takan, pihaknya sudah me me rin tahkan BPBD untuk ber gerak.
“Apalagi kan dari la poran, panjang retakannya sekitar satu kilometer. Ditambah ada pipa gheotermal yang berjarak 200 meter dari pemukiman warga,” kata Deden. Deden juga sudah meminta warga untuk bertahan di tem pat pengungsian telah dila ku kan tim gabungan evakuasi yang kini disiapkan, yakni Kan tor Desa Marga mukti. Dia akan kembali berkoor di nasi dengan beberapa pihak un tuk menindaklanjuti kejadian ini.
“Kalau untuk proses pen cari an kami sudah meminta agar terus dilakukan hingga ditemukan seluruh korban yang hilang. Data pastinya masih dicek melalui pihak desa setempat,” tutur Deden.
Dila nashear
(ftr)