Polisi Bentuk Tim, Buru Pembunuh Mahasiswi Penjual Angkringan
A
A
A
BANTUL - Jajaran Polres Bantul membentuk tim khusus untuk memburu pelaku pembunuhan gadis penjual angkringan yang juga mahasiswi Universitas Gajah Mada (UGM), Maya Eka Sari (27). Tim ini dibentuk agar segera bisa menangkap pelaku pembunuhan yang tergolong sadis tersebut.
Kapolres Bantul AKBP Dadiyo mengungkapkan, pihaknya sampai saat ini bekerja keras untuk mengungkap kasus tersebut.
Hari Senin (4/5/2015) ini, pihaknya memanggil dan memeriksa lima orang saksi. Lima orang saksi tersebut dimungkinkan mengetahui kasus pembunuhan yang terjadi di Dusun Karangjambe, Desa Banguntapan tepatnya di bawah Jembatan Janti. “Kami masih terus dalami ini, motifnya apa,” ungkapnya, Senin (4/5/2015).
Dadiyo mengungkapkan, pihaknya juga belum berani mengatakan, jika korban tewas setelah diperkosa sebelumnya. Sebab, hasil visum dari Rumah Sakit Sardjito sampai saat ini belum keluar.
Sehingga pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab kematian dari korban. Meskipun sebenarnya ada tanda-tanda pemerkosaan. Dadiyo mengaku masih mendalami kasus tersebut termasuk berbagai kemungkinan di dalamnya.
Seperti kabar yang beredar adanya tiga gelas kopi yang masih hangat masih ada di dalam ruangan kontrakan korban.
Pihaknya masih mengumpulkan keterangan dan barang bukti yang kemungkinan besar masih tercecer. “Kami akan terus lakukan pemeriksaan,” ujarnya.
Kemungkinan adanya tiga gelas kopi tersebut, dia tidak akan berandai-andai. Sebab menurutnya, karena lokasi kejadian merupakan warung angkringan maka kemungkinan apapun masih bisa.
Jika bukan kopi para pelaku, kemungkinan juga bisa kopi yang ditinggalkan oleh pengunjung warung angkringan yang biasa dikelola oleh korban.
Kasatreskrim Polres Bantul AKP Muhammad Kasim Akbar Bantilan mengatakan, hari Senin ini pihaknya memeriksa lima orang saksi. Dalam pemeriksaan tersebut, belum ada satupun yang mengarah kecurigaan kepada pelaku.
Setelah memeriksa lima orang yang dimungkinkan mengetahui pembunuhan tersebut, ia akan memeriksa orang-orang yang ada di sekitar lokasi kejadian. “Kami akan periksa warga sekitar mulai dari Dukuh dan Ketua RT,” tandasnya.
Kapolres Bantul AKBP Dadiyo mengungkapkan, pihaknya sampai saat ini bekerja keras untuk mengungkap kasus tersebut.
Hari Senin (4/5/2015) ini, pihaknya memanggil dan memeriksa lima orang saksi. Lima orang saksi tersebut dimungkinkan mengetahui kasus pembunuhan yang terjadi di Dusun Karangjambe, Desa Banguntapan tepatnya di bawah Jembatan Janti. “Kami masih terus dalami ini, motifnya apa,” ungkapnya, Senin (4/5/2015).
Dadiyo mengungkapkan, pihaknya juga belum berani mengatakan, jika korban tewas setelah diperkosa sebelumnya. Sebab, hasil visum dari Rumah Sakit Sardjito sampai saat ini belum keluar.
Sehingga pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab kematian dari korban. Meskipun sebenarnya ada tanda-tanda pemerkosaan. Dadiyo mengaku masih mendalami kasus tersebut termasuk berbagai kemungkinan di dalamnya.
Seperti kabar yang beredar adanya tiga gelas kopi yang masih hangat masih ada di dalam ruangan kontrakan korban.
Pihaknya masih mengumpulkan keterangan dan barang bukti yang kemungkinan besar masih tercecer. “Kami akan terus lakukan pemeriksaan,” ujarnya.
Kemungkinan adanya tiga gelas kopi tersebut, dia tidak akan berandai-andai. Sebab menurutnya, karena lokasi kejadian merupakan warung angkringan maka kemungkinan apapun masih bisa.
Jika bukan kopi para pelaku, kemungkinan juga bisa kopi yang ditinggalkan oleh pengunjung warung angkringan yang biasa dikelola oleh korban.
Kasatreskrim Polres Bantul AKP Muhammad Kasim Akbar Bantilan mengatakan, hari Senin ini pihaknya memeriksa lima orang saksi. Dalam pemeriksaan tersebut, belum ada satupun yang mengarah kecurigaan kepada pelaku.
Setelah memeriksa lima orang yang dimungkinkan mengetahui pembunuhan tersebut, ia akan memeriksa orang-orang yang ada di sekitar lokasi kejadian. “Kami akan periksa warga sekitar mulai dari Dukuh dan Ketua RT,” tandasnya.
(sms)