Tenggelam, Balita Tewas di SPBU

Jum'at, 01 Mei 2015 - 09:12 WIB
Tenggelam, Balita Tewas di SPBU
Tenggelam, Balita Tewas di SPBU
A A A
BLITAR - Tragis. Edwin Daniel Nyoto, bocah berusia 2,5 tahun asal Kelurahan/Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, jatuh saat dibonceng ayahnya dan hanyut di sungai.

Edwin kemudian tewas di kamar mandi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Srengat dalam dekapan ayahnya. Kejadian ini sempat membuat seisi SPBU heboh. Banyak orang mengira Edwin tewas dianiaya ayahnya, Rudiono. Sebab saat dibawa masuk ke toilet, Edwin masih bugar. Namun begitu keluar toilet, baju Edwin basah kuyup, wajahnya pusat dan bibirnya membiru. Rudiono nyaris dihakimi massa.

“Saat keluar dari toilet anak itu sepertinya sudah meninggal, dibopong ayahnya sendiri,” tutur Imam, penanggung jawab SPBU Srengat kepada KORAN SINDO JATIM , kemarin. Menurut Imam, sebelum Edwin dibawa ke dalam toilet, banyak yang melihat Rudiono terlibat cekcok sengit dengan mertuanya. Tidak jelas apa yang mereka ributkan. Si nenek mencoba mempertahankan Edwin, tapi kalah dengan Rudiono yang mengusir si nenek untuk pulang ke rumah sekitar 200 meter dari SPBU.

“Setelah tarik tarikan, mertuanya kemudian pulang dengan naik becak,” kata Imam. Melihat itu, Rudiono pun dibawa ke kantor polisi. Saat kejadian berlangsung ada enam orang penjaga SPBU Srengat, tiga di antaranya, yakni Sulton, Herman, dan Didin, diperiksa polisi sebagai saksi. Menurut Kasat Reskrim Polres Kota Blitar AKP Naim Ishak, dalam pemeriksaan Rudiono mengatakan anaknya tercebur di sungai kawasan Dam Tempuran Kelurahan Togogan, Srengat, ketika akan memancing. Edwin terhanyut hingga 100 meter di dam sawah.

Kepada polisi, Rudiono menjelaskan, selain Edwin, dia mengajak mertua dan anak sulungnya mengendarai motor. Edwin di depan, sedangkan mertua dan anak sulungnya di belakang. Saat akan memutar motor di dam sempit, Edwin lepas dan terjatuh ke aliran sungai. Setelah sempat terhanyut, Edwin diselamatkan salah satu petani. Dalam keadaan badan basah dan banyak lumpur, Edwin dibawa Rudiono ke toilet SPBU Srengat untuk dibersihkan. Namun ternyata Edwin meninggal.

“Saat ini kami masih memeriksa saksi-saksi. Kami belum bisa memastikan apakah penyebab kematian korban karena dibunuh atau kecelakaan murni,” kata Naim. Edwin sempat dibawa ke Puskesmas Srengat dan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Swasta Amanda yang berjarak sekitar 100 meter. Di ruang observasi RS Amanda, ibunda Erwin, Diana, menunggui jenazahnya. Setelah beberapa jam di sana, jenazah akhirnya dibawa pulang tanpa diotopsi karena pihak keluarga menolak.

“Keluarga memang menolak otopsi, tapi ini tidak menghentikan penyelidikan,” katanya. Sementara dari hasil pemeriksaan klinis yang dilaksanakan RS Amanda, Edwin meninggal karena paru-parunya kemasukan air. Diduga kuat Edwin tenggelam. “Hasil pemeriksaan klinis korban meninggal karena tenggelam,” tutur Ervana, petugas RSU Amanda.

Solichan arif
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7988 seconds (0.1#10.140)
pixels