Tersangka Prostitusi via BBM Banting Harga demi Gaet Konsumen
A
A
A
BANDUNG - Berbagai cara dilakukan oleh tersangka prostitusi via BBM di Kota Bandung untuk menggaet para konsumennya.
Selain menyediakan para pelacur berparas cantik dan tampilan menggoda, mereka juga memiliki strategi marketing tersendiri.
Seperti yang diungkapkan salah seorang tersangka Indracakra (30). Pria warga Kopo, Kota Bandung ini mengaku harus bermain harga demi melancarkan aksinya tersebut.
“Saya lihat banyak yang lebih murah (harga). Jadi kita main dihargai dan cewenya yang nentuin sendiri (harga),” tuturnya, Kamis (30/4/2015).
Nyatanya strategi tersebut pun cukup sukses. Para pelanggan mulai dari anak kuliahan hingga para pria paruh baya pun meminati bisnis lendir yang dirintisnya meski pun diakui banyak saingannya di luaran sana.
“Sebenarnya awalnya iseng, tapi lama kelamaan sudah menjadi kebutuhan untuk sehari-hari. Kalau soal fee, saya dapat bisa sampai Rp500 ribu bahkan juga pernah gak dikasih,” katanya.
Indra mengungkapkan, selama ini pelacuran tersebut menggunakan sistem bayar DP dan booking hotel terlebih dahulu. Hal tersebut untuk menghindari para konsumen iseng yang sekedar main-main atau yang tidak bayar setelah ‘bermain’.
Soal hotel, kata Indra, pihaknya tidak menentukan lokasi atau jenis. Menurutnya hotel sepenuhnya diserahkan kepada para calon konsumen. “Bebas, mau hotel melati atau bintang juga,” jelasnya.
Untuk memastikan keamanan, Indra sering kali menemani para pelacur tersebut ke hotel untuk melayani tamunya. “Alasannya keamanan saja, kan banyak cerita yang dibunuh. Jadi saya kadang anterin terus pulang atau ditungguin sampai beres,” papar pria yang seorang pengangguran itu.
Saat ini, Indra dan dua tersangka lainnya, Andi Rohendi (20) dan Ridla Rapika Ramdany (29), telah ditahan oleh pihak kepolisian. Selain menahan ketiga tersangka, polisi juga mengamankan dua pelacur yang berada di lokasi penggerebekan bersama ketiga tersangka.
Selain menyediakan para pelacur berparas cantik dan tampilan menggoda, mereka juga memiliki strategi marketing tersendiri.
Seperti yang diungkapkan salah seorang tersangka Indracakra (30). Pria warga Kopo, Kota Bandung ini mengaku harus bermain harga demi melancarkan aksinya tersebut.
“Saya lihat banyak yang lebih murah (harga). Jadi kita main dihargai dan cewenya yang nentuin sendiri (harga),” tuturnya, Kamis (30/4/2015).
Nyatanya strategi tersebut pun cukup sukses. Para pelanggan mulai dari anak kuliahan hingga para pria paruh baya pun meminati bisnis lendir yang dirintisnya meski pun diakui banyak saingannya di luaran sana.
“Sebenarnya awalnya iseng, tapi lama kelamaan sudah menjadi kebutuhan untuk sehari-hari. Kalau soal fee, saya dapat bisa sampai Rp500 ribu bahkan juga pernah gak dikasih,” katanya.
Indra mengungkapkan, selama ini pelacuran tersebut menggunakan sistem bayar DP dan booking hotel terlebih dahulu. Hal tersebut untuk menghindari para konsumen iseng yang sekedar main-main atau yang tidak bayar setelah ‘bermain’.
Soal hotel, kata Indra, pihaknya tidak menentukan lokasi atau jenis. Menurutnya hotel sepenuhnya diserahkan kepada para calon konsumen. “Bebas, mau hotel melati atau bintang juga,” jelasnya.
Untuk memastikan keamanan, Indra sering kali menemani para pelacur tersebut ke hotel untuk melayani tamunya. “Alasannya keamanan saja, kan banyak cerita yang dibunuh. Jadi saya kadang anterin terus pulang atau ditungguin sampai beres,” papar pria yang seorang pengangguran itu.
Saat ini, Indra dan dua tersangka lainnya, Andi Rohendi (20) dan Ridla Rapika Ramdany (29), telah ditahan oleh pihak kepolisian. Selain menahan ketiga tersangka, polisi juga mengamankan dua pelacur yang berada di lokasi penggerebekan bersama ketiga tersangka.
(san)