Idealnya Dijaga 300 Petugas Lapas

Rabu, 29 April 2015 - 10:55 WIB
Idealnya Dijaga 300 Petugas Lapas
Idealnya Dijaga 300 Petugas Lapas
A A A
PALEMBANG - Kepala Kanwil Kemenkumham Sumsel Budi Sulaksana mengakui, saat ini lapas dan rutan diSumsel over kapasitas, dan perlu penjagaan extra ketat. Menurut nya, saat ini total warga binaan tercatat sebanyak 8.567, sedangkan kuota yang tersedia hanya untuk 6.859 warga binaan atau over 1708 penghuni.

Meski begitu, pihaknya meyakinkan pengamanan sudah baik, sebab setiap lapas melakukan pendekatan manusiawi terhadap warga binaan. “Pendekatan manusiawi dalam arti mengajak warga binaan beraktivitas dan mengasah potensinya seperti di Lapas Wanita ini. Dengan begitu mereka segan dengan petugas, tidak banyak berontak. Ini efektif, buktinya selama ini aman-aman saja meskipun over kapasitas,” ungkapnya dalam kegiatan peringatan HUT ke-51 Pe ma syarakatan di Lapas Wanita Kelas II A Palembang, kemarin.

Diakuinya, kondisi over kapasitas ini tidak bisa dihindari. Sebab, pihak lapas tidak bisa menolak tahanan yang di limpahkan pengadilan. Namun, dam paknya, saat ini petugas lapas diketahui tidak sebanding dengan banyaknya warga binaan. “Untuk di Rutan Pakjo misalnya, terdapat 1.270 warga binaan dengan delapan orang petugas pengamanan. Idealnya ada 300 petugas dengan senjata lengkap,” sebutnya.

Pihaknya sudah mengusulkan penambahan petugas kepada pihak Pemda. Diharapkan ada limpahan Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk mengisi be be - rapa kekurangan petugas. Bukan hanya untuk pengamanan, tapi juga untuk tenaga perawat, apoteker, ahli gizi, analis, serta dokter. “Target sebanyak-banyak nya bisa mutasi ke kita,” ucapnya. Budi menyatakan, banyaknya warga binaan di Sumsel ini didominasi 70% dari kasus narkoba.

Kemenkumham sendiri sudah membagi wilayah lapas untuk pecandu dan pengedar. Untuk para pengedar ditempatkan di lapas umum, sedangkan untuk pecandu di khususkan di Lapas Rehabilitasi yang kapasitasnya memang sedikit sekitar 600 orang. “Kami juga sudah lakukan upaya preventifagar narkoba tidak masuk ke lapas. Setiap kunjungan diperiksa secara ketat,” beber dia.

Sementara itu, Kepala Lapas Wanita Kelas II A Palembang Rachmayanthy mengatakan, pendekatan kemanusiaan terhadap warga binaan sudah dilakukan pihaknya sejak lama. Dengan memberi kepercayaan dengan memberdayakan mereka untuk membuat kerajinan sofa, pakaian jadi, tas, bahkan roti dan makanan yang dijual ke masyarakat umum.

“Hasil karya lapas sudah dipamerkan ke PTC sampai JCC. Ini mem buat mereka merasa diterima dan masyarakat juga paham kalau tahanan itu tidak dikurung sepanjang hari,” jelas dia. Rachma melanjutkan, saat ini tercatat ada 260 warga binaan dan dua bayi. Pihaknya mencatat, para wanita yang menjadi pesakitan ini rata-rata tersandung kasus pengedaran narkoba dengan menjadi kurir.

Diakuinya banyaknya warga binaan tidak sebanding dengan jumlah petugas pengamanan. “Rasionya lima petugas untuk 260 warga binaan. Memang sangat kurang,” tuturnya.

Yulia savitri
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6234 seconds (0.1#10.140)