DPRD Minta Keselamatan Warga Diutamakan
A
A
A
BOJONEGORO - Setelah munculnya bau tidak sedap di lokasi Pad A sumur SKW#21 Lapangan Sukowati, Blok Tuban, yang dikelola Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java (JOB PPEJ), kemarin Komisi A DPRD Bojonegoro langsung melakukan inspeksi mendadak ke lokasi.
Sejumlah warga di Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, mengalami mual-mual dan pingsan setelah mencium bau tidak sedap dari lokasi pengeboran minyak sumur Pad A sumur SKW#21 Lapangan Sukowati pada Jumat (24/04) malam. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, seorang warga bernama Semi, 70, asal Dusun Ngampel, Desa Campurejo, Kecamatan Kapas, sempat dirawat di Rumah Sakit Ibnu Sina seusai mencium bau busuk dari lokasi pengeboran minyak sumur Sukowati tersebut.
Kejadian ini ditengarai karena kurangnya koordinasi perusahaan dengan warga sekitar. Sebab, sesuai prosedur, jika terjadi peristiwa yang membahayakan warga sekitar, tanda peringatan dini (early warning ) dari perusahaan yang dipasang di lokasi langsung berbunyi. Namun, saat kejadian itu peringatan tidak berfungsi maksimal.
“Sudah berbunyi tanda peringatan berbahaya dari perusahaan, tetapi saat itu telat,” ujar Ketua Komisi A DPRD Bojonegoro Sugeng Hari Anggoro di lokasi sumur Pad A Sukowati. Dia mendesak operator lapangan Sukowati Blok Tuban JOB P-PEJ segera menindaklanjuti dan melengkapi peralatan yang lebih bagus. Selain itu, diharapkan juga memperbaiki pelayanan kepada masyarakat jika suatu saat kejadian serupa terulang kembali.
“Pelayanan membawa korban ke rumah sakit dan pulangnya diambil JOB P-PEJ praktiknya juga masih kurang. Jadi, Dewan akan memanggil pihak JOB PPEJ untuk menjelaskan peristiwa itu,” ujarnya. Menurut Sugeng, kejadian bau gas menyengat dari perusahaan minyak dan gas di Lapangan Sukowati itu sudah sering terjadi.
Namun, kejadian kemarin dinilai masih kecil sehingga ke depan pihaknya meminta perusahaan benar-benar memerhatikan keselamatan warga sekitar. “Kejadian besar terakhir terjadi pada 2013, saat itu korbannya mencapai ribuan,” ujarnya. Bau tidak sedap dari sumur Pad A SKW#21 Lapangan Sukowati itu disebabkan kebocoran tree conection yang ke BOP Lubricator.
Sumur yang bocor mengeluarkan gas, minyak, dan air yang menyebabkan bau tidak sedap. Pada saat kebocoran, para pekerja sedang melakukan survei tekanan dasar sumur (EMR Job-tanpa Rig). Menurut Senior Security and Public Relations JOB PPEJ Yoga Santoso Utomo, kebocoran terjadi di sumur Sukowati petak 21 pada Jumat (24/4) malam.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, baik dari internal perusahaan maupun eksternal. Eksternal yang dimaksud adalah dampak kepada warga sekitar. Menurutnya, saat kebocoran terjadi, wargamengungsiseperti kegiatan pelatihan evakuasi yang pernah dilaksanakan pihak perusahaan kepada warga sekitar.
Meski tidak ada korban jiwa yang meninggal, satu warga dibawa ke Rumah Sakit Ibnu Sina. “Namun, itu karena usianya sudah uzur. Waktu itu kondisinya kurang baik, lalu kami bawa ke rumah sakit,” ujarnya.
Muhammad roqib
Sejumlah warga di Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, mengalami mual-mual dan pingsan setelah mencium bau tidak sedap dari lokasi pengeboran minyak sumur Pad A sumur SKW#21 Lapangan Sukowati pada Jumat (24/04) malam. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, seorang warga bernama Semi, 70, asal Dusun Ngampel, Desa Campurejo, Kecamatan Kapas, sempat dirawat di Rumah Sakit Ibnu Sina seusai mencium bau busuk dari lokasi pengeboran minyak sumur Sukowati tersebut.
Kejadian ini ditengarai karena kurangnya koordinasi perusahaan dengan warga sekitar. Sebab, sesuai prosedur, jika terjadi peristiwa yang membahayakan warga sekitar, tanda peringatan dini (early warning ) dari perusahaan yang dipasang di lokasi langsung berbunyi. Namun, saat kejadian itu peringatan tidak berfungsi maksimal.
“Sudah berbunyi tanda peringatan berbahaya dari perusahaan, tetapi saat itu telat,” ujar Ketua Komisi A DPRD Bojonegoro Sugeng Hari Anggoro di lokasi sumur Pad A Sukowati. Dia mendesak operator lapangan Sukowati Blok Tuban JOB P-PEJ segera menindaklanjuti dan melengkapi peralatan yang lebih bagus. Selain itu, diharapkan juga memperbaiki pelayanan kepada masyarakat jika suatu saat kejadian serupa terulang kembali.
“Pelayanan membawa korban ke rumah sakit dan pulangnya diambil JOB P-PEJ praktiknya juga masih kurang. Jadi, Dewan akan memanggil pihak JOB PPEJ untuk menjelaskan peristiwa itu,” ujarnya. Menurut Sugeng, kejadian bau gas menyengat dari perusahaan minyak dan gas di Lapangan Sukowati itu sudah sering terjadi.
Namun, kejadian kemarin dinilai masih kecil sehingga ke depan pihaknya meminta perusahaan benar-benar memerhatikan keselamatan warga sekitar. “Kejadian besar terakhir terjadi pada 2013, saat itu korbannya mencapai ribuan,” ujarnya. Bau tidak sedap dari sumur Pad A SKW#21 Lapangan Sukowati itu disebabkan kebocoran tree conection yang ke BOP Lubricator.
Sumur yang bocor mengeluarkan gas, minyak, dan air yang menyebabkan bau tidak sedap. Pada saat kebocoran, para pekerja sedang melakukan survei tekanan dasar sumur (EMR Job-tanpa Rig). Menurut Senior Security and Public Relations JOB PPEJ Yoga Santoso Utomo, kebocoran terjadi di sumur Sukowati petak 21 pada Jumat (24/4) malam.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, baik dari internal perusahaan maupun eksternal. Eksternal yang dimaksud adalah dampak kepada warga sekitar. Menurutnya, saat kebocoran terjadi, wargamengungsiseperti kegiatan pelatihan evakuasi yang pernah dilaksanakan pihak perusahaan kepada warga sekitar.
Meski tidak ada korban jiwa yang meninggal, satu warga dibawa ke Rumah Sakit Ibnu Sina. “Namun, itu karena usianya sudah uzur. Waktu itu kondisinya kurang baik, lalu kami bawa ke rumah sakit,” ujarnya.
Muhammad roqib
(bbg)