Jalur Kretek-Imogiri Putus
A
A
A
BANTUL - Jalan penghubung antara Kecamatan Kretek dengan Imogiri, Bantul, DIY, putus, tepatnya di Dusun Kalipakem. Penyebabnya, aktivitas penambangan pasir uruk yang marak di kawasan Jalan Siluk hingga Kretek.
Aktivitas penambangan pasir uruk untuk Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) dalam tiga minggu terakhir membuat jalan di kawasan tersebut tak kuat menahan beban.
Kepala Dukuh Kalipakem, Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong Rustanto mengatakan, aktivitas penambangan liar di kawasan sepanjang jalan Siluk-Kretek tersebut baru terlihat tiga bulan. Dampak negatif aktivitas tersebut mulai muncul.
Jalan yang semula tak menunjukkan tanda-tanda kerusakan mulai terlihat memburuk ketika ratusan truk pembawa pasir bertonase besar melintas setiap harinya.
"Gorong-gorong air sedalam 4 meter kini ambles sepanjang 5 meter," terang Rustanto, Senin (27/4/2015).
Rustanto menambahkan, gorong-gorong sedalam 4 meter tersebut dibangun tahun 1980-an. Sejak tidak ada ketegasan dari Satpol PP Bantul menutup penambangan pasir uruk di kawasan tersebut, beban jalan semakin besar. Diduga karena sudah uzur, gorong-gorong di Dusun Kalipakem ambles karena tak kuat menahan beban setiap hari.
Khawatir akan mengakibatkan kecelakaan dan kerusakan semakin parah, warga setempat lantas berinisiatif menutup jalan sejak Minggu (26/4/2015) petang.
Kendati demikian, ia mengaku belum melaporkan kejadian tersebut ke pemerintah setempat. Kini, warga berharap agar aparat berwenang segera menghentikan aktivitas penambangan tersebut.
"Selain mengakibatkan ambles, warga juga mengeluhkan soal debu," ujarnya.
Kini, warga Selopamioro, Kecamatan Imogiri yang ingin ke Parangtritis harus memutar sejauh 10 kilometer jika menggunakan mobil. Sementara, bagi yang menggunakan roda dua masih boleh melintas walaupun harus bergiliran melalui bahu jalan. Warga juga dapat memanfaatkan jembatan kecil penghubung antara Imogiri dengan Kecamatan Pundong.
Sementara, Kepala Seksi (Kasi) Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Manusia (DPU ESDM) DIY Harwanto menyayangkan amblesnya jalan antara Siluk-Kretek tersebut.
Pemerintah setempat harus tegas soal kendaraan yang melewati jalan tersebut. Apalagi, kekuatan gorong-gorong tersebut hanya sebesar 6 ton.
"Belum lama memang jalan tersebut dilimpahkan ke kami (DPU DIY), lha kok keduluan amblesnya," terangnya.
Tahun ini, pihaknya menganggarkan dana sebesar Rp20 miliar untuk pemeliharaan jalan tersebut. Saat ini masih dalam tahap lelang dan rencananya bulan Juni mendatang ada penandatanganan kontrak dengan pemenang tender. Kemungkinan, bulan Juni atau Juli sudah mulai bisa dikerjakan dan jalan bisa kembali digunakan.
Aktivitas penambangan pasir uruk untuk Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) dalam tiga minggu terakhir membuat jalan di kawasan tersebut tak kuat menahan beban.
Kepala Dukuh Kalipakem, Desa Seloharjo, Kecamatan Pundong Rustanto mengatakan, aktivitas penambangan liar di kawasan sepanjang jalan Siluk-Kretek tersebut baru terlihat tiga bulan. Dampak negatif aktivitas tersebut mulai muncul.
Jalan yang semula tak menunjukkan tanda-tanda kerusakan mulai terlihat memburuk ketika ratusan truk pembawa pasir bertonase besar melintas setiap harinya.
"Gorong-gorong air sedalam 4 meter kini ambles sepanjang 5 meter," terang Rustanto, Senin (27/4/2015).
Rustanto menambahkan, gorong-gorong sedalam 4 meter tersebut dibangun tahun 1980-an. Sejak tidak ada ketegasan dari Satpol PP Bantul menutup penambangan pasir uruk di kawasan tersebut, beban jalan semakin besar. Diduga karena sudah uzur, gorong-gorong di Dusun Kalipakem ambles karena tak kuat menahan beban setiap hari.
Khawatir akan mengakibatkan kecelakaan dan kerusakan semakin parah, warga setempat lantas berinisiatif menutup jalan sejak Minggu (26/4/2015) petang.
Kendati demikian, ia mengaku belum melaporkan kejadian tersebut ke pemerintah setempat. Kini, warga berharap agar aparat berwenang segera menghentikan aktivitas penambangan tersebut.
"Selain mengakibatkan ambles, warga juga mengeluhkan soal debu," ujarnya.
Kini, warga Selopamioro, Kecamatan Imogiri yang ingin ke Parangtritis harus memutar sejauh 10 kilometer jika menggunakan mobil. Sementara, bagi yang menggunakan roda dua masih boleh melintas walaupun harus bergiliran melalui bahu jalan. Warga juga dapat memanfaatkan jembatan kecil penghubung antara Imogiri dengan Kecamatan Pundong.
Sementara, Kepala Seksi (Kasi) Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Manusia (DPU ESDM) DIY Harwanto menyayangkan amblesnya jalan antara Siluk-Kretek tersebut.
Pemerintah setempat harus tegas soal kendaraan yang melewati jalan tersebut. Apalagi, kekuatan gorong-gorong tersebut hanya sebesar 6 ton.
"Belum lama memang jalan tersebut dilimpahkan ke kami (DPU DIY), lha kok keduluan amblesnya," terangnya.
Tahun ini, pihaknya menganggarkan dana sebesar Rp20 miliar untuk pemeliharaan jalan tersebut. Saat ini masih dalam tahap lelang dan rencananya bulan Juni mendatang ada penandatanganan kontrak dengan pemenang tender. Kemungkinan, bulan Juni atau Juli sudah mulai bisa dikerjakan dan jalan bisa kembali digunakan.
(zik)