Gelombang Tinggi, Nelayan Cipatujah Berhenti Melaut
A
A
A
TASIKMALAYA - Sejumlah nelayan Pantai Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya sudah ti ga hari ini berhenti melaut akibat cuaca buruk.
Mereka tidak mau mengam bil resiko bertaruh nyawa dengan gelombang yang tinggi serta angin kencang di lautan. Kondisi inipun akhirnya memicu kenaikan harga ikan karena pasokan ikan mulai turun di pasaran sementara permintaan tetap berjalan normal. Sedangkan para nelayan me man faatkan waktu untuk memperbaiki ka pal atau jaring selama berhenti melaut.
“Ketinggian ombak di sekitar pantai saja sudah mencapai dua meter di tengah laut pasti le bih tinggi lagi, kami mem perkirakan kondisi cuaca seperti ini ma sih akan terus berlangsung,” je las Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya Dedi Mu l y adi. Jika sebelumnya nelayan bisa mendapatkan penghasilan rata-rata Rp1 juta/minggu, kini pe nghasilan yang didapatkan ha nya Rp500.000/ per minggu. Na mun karena tidak mau menjadi korban kecelakaan di laut, mayoritas nelayan meutuskan untuk berhenti total ke laut.
Bila dipaksakan melaut nelayan kha watir perahu kecil yang mereka tumpangi bakalan kan das di tengah jalan. “Mayoritas ne la yan Tasikmalaya hanya memiliki perahu ber kekuatan 15 PK, bila diterjang angin kencang dan ombak di atas dua meter kemungkinan be sar perahunya akan karam,” terang Dedi.
Salah seorang nelayan asal pantai Pamayang, Kecamatan Ci patujah, Agus,35, me ngatakan, cuaca buruk kemungkinan be sar akan melonjakan harga ikan. Tidak adanya hasil tang kapan nelayan Tasikmalaya membuat ketersediaan ikan harus me ngandalkan pasokan dari luar wilayah. “Kenaikan harga kakap merah yang mencapai Rp90.000/ - kilogram dari sebelumnya Rp80.000/ kilogram, ikan kakap putih juga naik dari Rp90.000 / kilogram kini menjadi Rp100.000/ kilogram,” ujar Agus.
Sementara itu Kasi Ke siapsiagaan BPBD Kabupaten Tasik malaya Sumarna Candra meng himbau, para nelayan agar tidak memaksakan diri melaut deng an kondisi laut yang se perti itu karena dikhawatirkan bakal membahayakannya.
“Kondisi cuaca saat ini memang tidak bisa diprediksi, namun saya yakin kondisi cuaca para nelayan sudah sangat pa ham tetapi diharapkan kesadaran nya agar tetap bertindak hati-hati jangan sampai malah menelan korban jiwa, “ ujar Candra.
Nanang kuswara
Mereka tidak mau mengam bil resiko bertaruh nyawa dengan gelombang yang tinggi serta angin kencang di lautan. Kondisi inipun akhirnya memicu kenaikan harga ikan karena pasokan ikan mulai turun di pasaran sementara permintaan tetap berjalan normal. Sedangkan para nelayan me man faatkan waktu untuk memperbaiki ka pal atau jaring selama berhenti melaut.
“Ketinggian ombak di sekitar pantai saja sudah mencapai dua meter di tengah laut pasti le bih tinggi lagi, kami mem perkirakan kondisi cuaca seperti ini ma sih akan terus berlangsung,” je las Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya Dedi Mu l y adi. Jika sebelumnya nelayan bisa mendapatkan penghasilan rata-rata Rp1 juta/minggu, kini pe nghasilan yang didapatkan ha nya Rp500.000/ per minggu. Na mun karena tidak mau menjadi korban kecelakaan di laut, mayoritas nelayan meutuskan untuk berhenti total ke laut.
Bila dipaksakan melaut nelayan kha watir perahu kecil yang mereka tumpangi bakalan kan das di tengah jalan. “Mayoritas ne la yan Tasikmalaya hanya memiliki perahu ber kekuatan 15 PK, bila diterjang angin kencang dan ombak di atas dua meter kemungkinan be sar perahunya akan karam,” terang Dedi.
Salah seorang nelayan asal pantai Pamayang, Kecamatan Ci patujah, Agus,35, me ngatakan, cuaca buruk kemungkinan be sar akan melonjakan harga ikan. Tidak adanya hasil tang kapan nelayan Tasikmalaya membuat ketersediaan ikan harus me ngandalkan pasokan dari luar wilayah. “Kenaikan harga kakap merah yang mencapai Rp90.000/ - kilogram dari sebelumnya Rp80.000/ kilogram, ikan kakap putih juga naik dari Rp90.000 / kilogram kini menjadi Rp100.000/ kilogram,” ujar Agus.
Sementara itu Kasi Ke siapsiagaan BPBD Kabupaten Tasik malaya Sumarna Candra meng himbau, para nelayan agar tidak memaksakan diri melaut deng an kondisi laut yang se perti itu karena dikhawatirkan bakal membahayakannya.
“Kondisi cuaca saat ini memang tidak bisa diprediksi, namun saya yakin kondisi cuaca para nelayan sudah sangat pa ham tetapi diharapkan kesadaran nya agar tetap bertindak hati-hati jangan sampai malah menelan korban jiwa, “ ujar Candra.
Nanang kuswara
(ars)