Perampok Bersenjata Tajam Kuras Perhiasan Emas Ibu Rumah Tangga
A
A
A
BLITAR - Seorang perampok bersenjata tajam menyatroni rumah warga Perumahan Griya Kalimantan Regency (GKR), Jalan Kalimantan, Kelurahan/Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur.
Selain menguras perhiasan emas, pelaku juga menyekap dan melukai korbannya. Ismiarsi (55), pemilik rumah mengaku ditelungkupkan di atas lantai ruang keluarga.
Kedua tangan ibu rumah tangga itu diikat dengan tali. Korban berteriak minta tolong saat kaki pelaku menekan punggung dan menempelkan parang ke arah lehernya.
"Karena takut, saya spontan mengibaskan tangan. Akibatnya jari saya terluka terkena parang," tutur Ismiarsi kepada wartawan Jumat (24/4/2015).
Peristiwa itu berlangsung sekitar satu jam setelah Shodiq (55), suaminya, berangkat kerja. Diduga, pelaku menyelinap masuk melalui pintu depan saat Ismiarsi sedang beraktivitas mencuci piring di dapur. Dalam keadaan tak berdaya, Ismi dipaksa menunjukkan barang berharga yang ia miliki.
Dua perhiasan emas kalung, dua liontin, lima cincin, lima gelang, dan sepasang anting yang berada di dalam laci kamar langsung dikuras.
"Pelaku mengenakan cadar. Semacam sapu tangan yang ditutupkan muka. Saya belum tahu berapa besar kerugian," tuturnya.
Jeritan Ismiarsi didengar Slamet (50), tetangga sebelah yang juga Ketua RT 02 RW 17. Slamet yang sedang menonton televisi langsung bergegas ke lokasi.
Ia sempat membuka pintu garasi rumah Ismiarsi. Namun tidak ada orang. Sementara suara jeritan masih terdengar.
Ketika hendak membuka pintu utama, tiba tiba dari arah dalam keluar seorang bercadar dengan tangan menenteng parang yang meneteskan darah.
"Yang bersangkutan langsung lari keluar. Tidak berlangsung lama, Bu Ismi menyusul keluar sambil berteriak minta tolong," jelasnya.
Dari jarak 50 meter, Slamet melihat orang tersebut berlari masuk rumah yang ditempati Gatot Subagyo (40). Rumah itu milik Muyoto.
Gatot tinggal bersama istri dan dua anaknya. Sudah sekitar satu tahun keluarga itu mengontrak di sana.
Gatot bekerja sebagai tukang parkir di Kota Blitar. Sedangkan istrinya bekerja sebagai administrasi salah satu hotel di Kota Blitar.
Situasi di lokasi pun gaduh. Ratusan warga berdatangan. Tidak selang lama, aparat Polres Kota Blitar juga berada di lokasi.
Rumah itu langsung dikepung, juga lingkungan perumahan di belakangnya. Sebab, dikhawatirkan pelaku kabur.
Menurut Slamet, dirinya sempat bertemu Gatot. Saat ditanya, Gatot mengaku mendengar suara berisik saat dirinya tengah mandi.
"Pak Gatot mengaku sedang mandi. Tapi dia mengatakan mendengar suara berisik di dalam rumahnya," terangnya.
Dua jam lebih warga bersama aparat bersenjata laras panjang melakukan perburuan. Dengan senjata siap siaga, sejumlah aparat sempat berteriak-teriak agar pelaku segera menyerahkan diri. Beberapa di antaranya bahkan sempat naik genting rumah.
Namun yang dicari tidak ada. Hasil penyelidikan yang cukup lama, akhirnya polisi menemukan sebilah parang yang masih terbasahi darah ditemukan di dapur Gatot.
Menurut keterangan Kasubag Humas Polres Kota Blitar AKP Suwoko, petugas menetapkan Gatot sebagai terduga pelaku perampokan. Rumah kontrakan itu langsung dipasangi gari polisi dan yang bersangkutan diamankan.
"Hasil penyelidikan sementara, pelaku adalah tetangganya sendiri," ujar Suwoko kepada wartawan.
Selain menguras perhiasan emas, pelaku juga menyekap dan melukai korbannya. Ismiarsi (55), pemilik rumah mengaku ditelungkupkan di atas lantai ruang keluarga.
Kedua tangan ibu rumah tangga itu diikat dengan tali. Korban berteriak minta tolong saat kaki pelaku menekan punggung dan menempelkan parang ke arah lehernya.
"Karena takut, saya spontan mengibaskan tangan. Akibatnya jari saya terluka terkena parang," tutur Ismiarsi kepada wartawan Jumat (24/4/2015).
Peristiwa itu berlangsung sekitar satu jam setelah Shodiq (55), suaminya, berangkat kerja. Diduga, pelaku menyelinap masuk melalui pintu depan saat Ismiarsi sedang beraktivitas mencuci piring di dapur. Dalam keadaan tak berdaya, Ismi dipaksa menunjukkan barang berharga yang ia miliki.
Dua perhiasan emas kalung, dua liontin, lima cincin, lima gelang, dan sepasang anting yang berada di dalam laci kamar langsung dikuras.
"Pelaku mengenakan cadar. Semacam sapu tangan yang ditutupkan muka. Saya belum tahu berapa besar kerugian," tuturnya.
Jeritan Ismiarsi didengar Slamet (50), tetangga sebelah yang juga Ketua RT 02 RW 17. Slamet yang sedang menonton televisi langsung bergegas ke lokasi.
Ia sempat membuka pintu garasi rumah Ismiarsi. Namun tidak ada orang. Sementara suara jeritan masih terdengar.
Ketika hendak membuka pintu utama, tiba tiba dari arah dalam keluar seorang bercadar dengan tangan menenteng parang yang meneteskan darah.
"Yang bersangkutan langsung lari keluar. Tidak berlangsung lama, Bu Ismi menyusul keluar sambil berteriak minta tolong," jelasnya.
Dari jarak 50 meter, Slamet melihat orang tersebut berlari masuk rumah yang ditempati Gatot Subagyo (40). Rumah itu milik Muyoto.
Gatot tinggal bersama istri dan dua anaknya. Sudah sekitar satu tahun keluarga itu mengontrak di sana.
Gatot bekerja sebagai tukang parkir di Kota Blitar. Sedangkan istrinya bekerja sebagai administrasi salah satu hotel di Kota Blitar.
Situasi di lokasi pun gaduh. Ratusan warga berdatangan. Tidak selang lama, aparat Polres Kota Blitar juga berada di lokasi.
Rumah itu langsung dikepung, juga lingkungan perumahan di belakangnya. Sebab, dikhawatirkan pelaku kabur.
Menurut Slamet, dirinya sempat bertemu Gatot. Saat ditanya, Gatot mengaku mendengar suara berisik saat dirinya tengah mandi.
"Pak Gatot mengaku sedang mandi. Tapi dia mengatakan mendengar suara berisik di dalam rumahnya," terangnya.
Dua jam lebih warga bersama aparat bersenjata laras panjang melakukan perburuan. Dengan senjata siap siaga, sejumlah aparat sempat berteriak-teriak agar pelaku segera menyerahkan diri. Beberapa di antaranya bahkan sempat naik genting rumah.
Namun yang dicari tidak ada. Hasil penyelidikan yang cukup lama, akhirnya polisi menemukan sebilah parang yang masih terbasahi darah ditemukan di dapur Gatot.
Menurut keterangan Kasubag Humas Polres Kota Blitar AKP Suwoko, petugas menetapkan Gatot sebagai terduga pelaku perampokan. Rumah kontrakan itu langsung dipasangi gari polisi dan yang bersangkutan diamankan.
"Hasil penyelidikan sementara, pelaku adalah tetangganya sendiri," ujar Suwoko kepada wartawan.
(zik)