Banjir Kepung Surakarta

Jum'at, 24 April 2015 - 09:16 WIB
Banjir Kepung Surakarta
Banjir Kepung Surakarta
A A A
SOLO - Wilayah eks Karesidenan Surakarta dini hari kemarin terendam banjir akibat hujan deras yang turun sejak Rabu (22/4) malam. Ketinggian air bervariasi mulai 30 cm hingga 1,5 meter di beberapa titik setelah Sungai Bengawan Solo, Sungai Pepe, Sungai Gorok, dan Sungai Jenes meluap.

Ribuan rumah di Kota Solo bagian utara terendam akibat luapan Sungai Pepe. Sungai meluber setelah hujan deras mengguyur hulu Sungai Pepe di Kabupaten Boyolali. Daerah yang terendam air itu di antaranya, Kelurahan Banyuanyar, Banyuagung, Nusukan, danKadipiro di Kecamatan Banjarsari. K etinggian air di setiap wilayah bervariasi mulai dari 30 cm hingga sebatas perut orang dewasa.

Air jugasempat merendam kawasan sekitar kediaman Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari. Wijaya, salah satu warga Sumber menyebutkan, aliran Sungai Pepe meluap dengan sangat cepat sehingga sempat membuat warga panik. “Kami terbangun setelah air masuk ke rumah. Setelah itu Tim SAR, TNI, dan polisi, langsung menutup ruas jalan yang terendam. Warga ber hamburan keluar rumah mencari lokasi lebih tinggi,” ucapnya, kemarin.

Kepala Badan Penanggu langan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo Gatot Sutanto menyebutkan, luapan kali ini meng genangi sampai radius lima kilometer dari bibir sungai dan merendam ribuan rumah warga di Kota Solo. Meski demikian, belum ada laporan warga sakit dan meninggal dunia akibat kejadian itu. “Prediksi kami, yang meluap itu Sungai Bengawan Solo. Ternyata anak sungainya yang meluap sampai merendam ribuan rumah warga,” ucapnya.

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menambahkan, kemarin air memang mulai surut. Namun, kondisi parah masih terjadi di Kelurahan Banyuanyar dan Sumbertapen di Kecamatan Banjarasari. Di lokasi itu ada sekitar ribuan warga yang mengungsi ke tenda-tenda darurat serta sejumlah lokasi yang dipersiapkan khusus oleh Pemerintah Kota Solo.

“Kalau yang mengungsi itu ribuan. Saat ini sudah kami terjunkan personel untuk membantu me reka. Kami juga sudah menyediakan dapur umum untuk para warga yang mengungsi,” ucapnya.

Di Kabupaten Boyolali, sekitar 500 rumah di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Ngemplek, Sambi, dan Banyudono, terendam banjir. Bahkan, di beberapa titik ketinggian air mencapai 1,5 meter, seperti di SD Negeri 1 dan 3 Kismoyoso serta SD Negri Dibal, sehingga siswa terpaksa diliburkan.

Kasi Kedaruratan BPBD Boyolali Kurniawan Fajar Prasetyo mengatakan, pihaknya telah mengevakuasi sekitar 200 warga dengan menggunakan perahu karet ke tempat aman. Mereka kebanyakan balita, ibu hamil, dan manula. “Saat evakuasi warga, kami sempat terkendala arus deras sehingga harus ekstra hati-hati,” katanya.

Sementara wilayah Karanganyar yang terkena banjir, yakni Kecamatan Jaten, Colomadu, dan Kebakkramat. Luapan Sungai Bengawan Solo mengakibatkan puluhan rumah di Dukuh Daleman dan Dukuh Jomboran, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, terendam. Sebanyak 114 warga di wilayah setempat sempat diungsikan hingga banjir surut.

Luapan air Sungai Bengawan Solo mulai masuk ke permukiman terjadi pada dini hari pukul 24.30 WIB. “Warga mulai mengungsi sekitar pukul 03.00 WIB karena permukaan air terus naik,” ungkap Hari Satoto, K etua RT 7/RW 6 Dukuh Daleman, Ngringo, Jaten, kemarin.

Di Kecamatan Kebak kramat, ratusan rumah yang tersebar di Dusun Gunden, Tlumpuk, Jengglong, Ngentak, dan Kembu, juga terendam banjir antara 50 cm hingga 1 meter. “Banjir juga terjadi akibat luapan Bengawan Solo. Ketika banjir, warga langsung dievakuasi ke tempat lebih aman,” kata Camat Kebakkramat, Murdatmo.

Sementara di Kecamatan Colomadu terdapat tiga desa terkena dampak banjir, yakni Desa Ngasem, Gawanan, dan Klodran. Banjir di Desa Ngasem akibat Sungai Gorok meluap. Kemudian di Desa Gawanan dan Klodran akibat luapan Sungai Pepe. “Di Desa Gawanan ada tiga rumah terendam air hingga seatap. Pemilik rumah untuk sementara mengungsi ke rumah tetangga yang aman dari banjir,” kata Camat Colomadu, Sri Suboko.

Di Desa Klodran terdapat 50 KK yang rumahnya terendam air. Ketinggian air mencapai sekitar 1 meter. Mereka sempat diungsikan ke masjid dan Balai Desa Klodran. Banjir juga mengakibatkan kolam jebol dan ikannya lari kesaluran air di pinggiran Jalan Adi Sumarmo, Colomadu, di wilayah Desa Klodran.

Di wilayah Sragen, banjir terjadi di Kecamatan Tanon, Sidoharjo, Masaran, Plupuh, dan Kalijambe. “Data sementara ter dapat 936 hektare sawah yang berada di berbagai wilayah terendam air. Untuk kerugian saat ini masih kami data,” kata Kepala Kesbangpolinmas Sragen, Giyadi. Banjir di Dukuh Bapang, Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe, mengakibatkan sekitar 25 rumah terendam air.

11 Desa Terendam Banjir

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo menyatakan, ada11 desa terkena banjir dengan ketinggian air bervariasi. Salah satu kawasan yang terkena banjir, yakni Dukuh Gambiran RW 3 Desa Cemani, Grogol. Di kawasan itu air mulai memasuki rumah-rumah pada Rabu (22/4) malam sekitar pukul 23.00 WIB.

Ketinggian air mencapai puncak Kamis (23/4) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Air itu berasal dari meluapnya Sungai Jenes yang melintas di Desa Cemani. Ketua RW 3 Harjiman mengatakan, genangan air dari Sungai Jenes itu berdampak pada 170 rumah atau 400-an jiwa di empat RT.

Menurutnya, ada sekitar 400 warga mengungsi di emperan toko jalan desa setempat. “Hujan turun sejak sore hingga malam membuat Sungai Jenes meluap dan masuk ke rumah warga,” ujarnya. Menurutnya, air banjir baru surut total sekitar pukul 06.00 WIB. Dari empat RT yang terkena banjir, kondisi terparah terjadi di RT 2 dan RT 4 mayoritas berada di bantaran sungai. Sementara di RT 3, ada sekitar 50 rumah terendam air dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter. “Sejak 2007, baru kali ini terkena banjir lagi,” ujarnya.

Kepala BPBD Sukoharjo Suprapto menjelaskan, selain di Desa Cemani ada tiga desa lainnya di Kecamatan Grogol juga terendam banjir. Masing-masing di Desa Banaran, Sanggrahan, dan Kadokan. Di Desa Kadokan, ada 40 rumah juga turut terdampak dengan genangan antara 20 cm hingga 1 meter.

Menurut Suprapto, di Desa Cemani dilaporkan genangan air membuat 700 KK di 12 RT terdampak. Begitu juga di Desa Banaran karena ada lima RT yang dihuni 250 KK dan Desa Sanggrahan ada lima RW. “Banjir juga melanda Kecamatan Kar tasura,” ujarnya.

Sesuai data, air menggenangi Kelurahan Ngabeyan, Kelurahan Ngadirejo, Desa Singopuran, dan Desa Pabelan. Di Kelurahan Kartasura, air menggenangi enam rumah dengan ketinggian mencapai 1 hingga 1,4 me ter dan tiga rumah di Kelurahan Ngabeyan dilaporkan terendam antaran 50 sampai 70 cm. Sementara di Desa Ngabeyan terdata lebih dari 20 rumah terendam. Rendaman air di wi layah Kecamatan Kartasura ini akibat air kiriman dari wilayah Kabupaten Boyolali.

“Penda taan masih berlangsung. Yang di Desa Singopuran dan Kelurahan Ngadirejo belum selesai. Ketinggian air di Jalan Ahmad Yani seperti di kawasan UMS dan RS Orthopedi mencapai selutut orang dewasa,” katanya.

Arief setiadi/ Ary wahyu wibowo/ Sumarno
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6179 seconds (0.1#10.140)