Terkendala Lahan KAI dan Utilitas PLN
A
A
A
KARANGANYAR - Pembangunan fly over Palur di Kecamatan Jaten, Karanganyar terkendala pembebasan lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Terhitung, luas lahan yang harus dibebaskan mencapai 3.000 meter. Tidak hanya itu, utilitas milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT KAI belum dipindahkan dari lokasi pembangunan. Masalah ini dikhawatirkan akan berdampak pada mo - lornya perampungan proyek yang ditargetkan paling lambat September mendatang.
Satker Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II Jawa Tengah Agung Hari mengatakan, tujuh tiang listrik yang belum dipindahkan mengganggu pelebaran jalan dan saluran air. Kesulitan lain nya pelebaran jalan di timur palang pintu kereta api (KA) sam pai kini belum dapat dilaksanakan karena belum dibebaskan. “Perizinan dari PT KAI sampai kini belum. Utilitas PLN juga belum dipindahkan,” ujar Agung Hari seusai menerima kunjungan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di lokasi fly over Palur kemarin.
Dia mengaku sejauh ini pemanfaatan lahan milik PT KAI akan dilakukan dengan opsi sewa. Kendati demikian, pihaknya berharap pembebasan lahan PT KAI dapat segera diselesaikan agar target perampungan proyek akhir September 2015 tercapai. Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan siap mengomunikasikan masalah tersebut dengan PT KAI agar pembebasan lahan fly over segera selesai.
Sejauh ini pihaknya telah berkoordinasi dengan Daops 6 Yogyakarta sebagai pihak yang membawahi lahan PT KAI di kawasan jalan layang Palur. “Kalau lahan milik pribadi justru sudah selesai,” ucapnya. Ganjar mengatakan jika opsi sewa ditempuh, harus melibatkan Kementerian BUMN.
Agar lebih cepat, pihaknya berupaya berkomunikasi langsung dengan Dirut PT KAI maupun Menteri BUMN. Hal itu dinilai lebih efektif daripada harus melalui mekanisme Daops 6 Yogyakarta. “Ini dipakai seumur hidup. Kita berbicara tentang kepentingan negara,” tandasnya.
Disinggung mengenai keberadaan proyek saat arus mudik Lebaran, Ganjar mengaku mem prioritaskan penyelesaian pelebaran jalan pada jalur yang dipakai pemudik. Seperti di kawasan Ngringo, kini sudah digali untuk dilebarkan. “Jadi meski ada proyek, arus mudik tetap lancar. Ini sudah kita antisipasi,” ucapnya.
Dari pantauan KORAN SINDO di lokasi proyek fly over Palur yang menelan anggaran Rp82 miliar ini, sudah terpasang pilar utama di barat maupun di timur palang rel KA. Seperti pilar A1, P1, P2, P3 yang berada di barat palang pintu KA.
Serta pilar A2, P7, P6 di timur palang pintu KA. Selain itu, juga telah dibangun pilar P4 dan P5 yang tepat berada di barat dan timur rel.
Ary wahyu wibowo
Terhitung, luas lahan yang harus dibebaskan mencapai 3.000 meter. Tidak hanya itu, utilitas milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT KAI belum dipindahkan dari lokasi pembangunan. Masalah ini dikhawatirkan akan berdampak pada mo - lornya perampungan proyek yang ditargetkan paling lambat September mendatang.
Satker Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II Jawa Tengah Agung Hari mengatakan, tujuh tiang listrik yang belum dipindahkan mengganggu pelebaran jalan dan saluran air. Kesulitan lain nya pelebaran jalan di timur palang pintu kereta api (KA) sam pai kini belum dapat dilaksanakan karena belum dibebaskan. “Perizinan dari PT KAI sampai kini belum. Utilitas PLN juga belum dipindahkan,” ujar Agung Hari seusai menerima kunjungan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di lokasi fly over Palur kemarin.
Dia mengaku sejauh ini pemanfaatan lahan milik PT KAI akan dilakukan dengan opsi sewa. Kendati demikian, pihaknya berharap pembebasan lahan PT KAI dapat segera diselesaikan agar target perampungan proyek akhir September 2015 tercapai. Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan siap mengomunikasikan masalah tersebut dengan PT KAI agar pembebasan lahan fly over segera selesai.
Sejauh ini pihaknya telah berkoordinasi dengan Daops 6 Yogyakarta sebagai pihak yang membawahi lahan PT KAI di kawasan jalan layang Palur. “Kalau lahan milik pribadi justru sudah selesai,” ucapnya. Ganjar mengatakan jika opsi sewa ditempuh, harus melibatkan Kementerian BUMN.
Agar lebih cepat, pihaknya berupaya berkomunikasi langsung dengan Dirut PT KAI maupun Menteri BUMN. Hal itu dinilai lebih efektif daripada harus melalui mekanisme Daops 6 Yogyakarta. “Ini dipakai seumur hidup. Kita berbicara tentang kepentingan negara,” tandasnya.
Disinggung mengenai keberadaan proyek saat arus mudik Lebaran, Ganjar mengaku mem prioritaskan penyelesaian pelebaran jalan pada jalur yang dipakai pemudik. Seperti di kawasan Ngringo, kini sudah digali untuk dilebarkan. “Jadi meski ada proyek, arus mudik tetap lancar. Ini sudah kita antisipasi,” ucapnya.
Dari pantauan KORAN SINDO di lokasi proyek fly over Palur yang menelan anggaran Rp82 miliar ini, sudah terpasang pilar utama di barat maupun di timur palang rel KA. Seperti pilar A1, P1, P2, P3 yang berada di barat palang pintu KA.
Serta pilar A2, P7, P6 di timur palang pintu KA. Selain itu, juga telah dibangun pilar P4 dan P5 yang tepat berada di barat dan timur rel.
Ary wahyu wibowo
(ftr)