PSK Rumahan di Bandung Diperas untuk Bayar Utang
A
A
A
BANDUNG - Para PSK yang bekerja di sebuah rumah, di Jalan Dewi Sartika, Gang Ijan, No 45, Kelurahan Pungkur, Kecamatan Regol, Kota Bandung, hidup jauh dari kata layak.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol AR Yoyol mengatakan, para tamu yang datang dan berkencan dengan seorang PSK diharuskan membayar tariff mulai Rp150 hingga Rp250 ribu.
“Tapi mereka ini tidak pernah menerima uang. Uang dari tamu itu mereka catat di buku untuk membayar utang yang sebelumnya sudah ada,” katanya, kepada wartawan, Minggu (19/4/2015).
Dari hasil penyelidikan sementara, rumah pelacuran tersebut telah beroperasi sejak enam bulan terakhir. “Kami masih selidiki, enam bulan itu baru pengakuan. Yang namanya pengakuan, bisa saja baru enam bulan atau malah tiga minggu. Diduga ini telah ada bertahun-tahun,” tegas Yoyol.
Di tempat yang sama, seorang PSK di bawah umur berinisial LH (17) mengaku, selama sebulan bekerja belum pernah menerima uang. Bahkan, untuk makan dia berharap pemberian dari para penjaga atau germo.
Lebih nahasnya, LH dalam satu hari bisa melayani tiga hingga empat pria hidung belang. Jika sedang sial, kata LH, dia mendapatkan tamu yang berprilaku kasar.
“Pernah sampai kemaluan saya berdarah. Tapi tidak dibawa ke dokter, hanya dikasih jamu saja,” ungkapnya.
Soal utang, LH mengaku selama bekerja tidak pernah menerimanya. “Uang utang itu gak tahu, tiba-tiba saja saya punya utang. Jadi setiap tamu saya catat Rp70 ribu sebagai uang utang,” tuturnya.
LH mengatakan, selama dia bekerja ada beberapa tamu yang berbaik hati. Usai "bermain" dengannya, para tamu memberikan uang tips seadanya. “Gak besar ngasihnya, cuma Rp5-10 ribu. Itu saya tabung saja,” tukasnya.
Baca juga:
Kencan dengan PSK Rumahan Ini, Dua Jam Hanya Rp300 Ribu
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol AR Yoyol mengatakan, para tamu yang datang dan berkencan dengan seorang PSK diharuskan membayar tariff mulai Rp150 hingga Rp250 ribu.
“Tapi mereka ini tidak pernah menerima uang. Uang dari tamu itu mereka catat di buku untuk membayar utang yang sebelumnya sudah ada,” katanya, kepada wartawan, Minggu (19/4/2015).
Dari hasil penyelidikan sementara, rumah pelacuran tersebut telah beroperasi sejak enam bulan terakhir. “Kami masih selidiki, enam bulan itu baru pengakuan. Yang namanya pengakuan, bisa saja baru enam bulan atau malah tiga minggu. Diduga ini telah ada bertahun-tahun,” tegas Yoyol.
Di tempat yang sama, seorang PSK di bawah umur berinisial LH (17) mengaku, selama sebulan bekerja belum pernah menerima uang. Bahkan, untuk makan dia berharap pemberian dari para penjaga atau germo.
Lebih nahasnya, LH dalam satu hari bisa melayani tiga hingga empat pria hidung belang. Jika sedang sial, kata LH, dia mendapatkan tamu yang berprilaku kasar.
“Pernah sampai kemaluan saya berdarah. Tapi tidak dibawa ke dokter, hanya dikasih jamu saja,” ungkapnya.
Soal utang, LH mengaku selama bekerja tidak pernah menerimanya. “Uang utang itu gak tahu, tiba-tiba saja saya punya utang. Jadi setiap tamu saya catat Rp70 ribu sebagai uang utang,” tuturnya.
LH mengatakan, selama dia bekerja ada beberapa tamu yang berbaik hati. Usai "bermain" dengannya, para tamu memberikan uang tips seadanya. “Gak besar ngasihnya, cuma Rp5-10 ribu. Itu saya tabung saja,” tukasnya.
Baca juga:
Kencan dengan PSK Rumahan Ini, Dua Jam Hanya Rp300 Ribu
(san)