Jaga Kesehatan Reproduksi

Selasa, 14 April 2015 - 09:58 WIB
Jaga Kesehatan Reproduksi
Jaga Kesehatan Reproduksi
A A A
PALEMBANG - Kesehatan reproduksi harus menjadi perhatian. Sebab, dulu banyak masyarakat masih merasa tabu akan kesehatan reproduksinya.

Akan tetapi, saat teknologi dan metode diagnosis kesehatan reproduksi makin berkembang, juga memengaruhi kualitas kesehatan reproduksi manusia. Hal ini diungkapkan dokter ahli sekaligus konsultan inimunoen docrinology dan infertility Rumah Sakit (RS) Siloam, M Aerul Chaka dalam seminar kesehatan peranan Hysteroscopy dan Laparoscopy, yang kesehatan reproduksi sangat memengaruhi keberhasilan vertilitas manusia.

Baik kaum perempuan dan laki-laki memiliki persentase yang sama dalam menentukan keberhasilan kehamilan. Perempuan dan laki-laki, kata Aerul, menyumbangkan masing-masing 40% memengaruhi kemampuan dan keberhasilan vertilitas manusia. Sementara, 20% nya merupakan faktor di luar kendali manusia. Karena itu, baik laki-laki dan perempuan harus semakin mengalami peningkatan kesadaran akan kesehatan reproduk si mereka.

“Kesehatan reproduksi ini ilmu yang cukup luas. Akan tetapi, akan sangat memengaruhi vertilitas. Karena persentase yang memengaruhi sama antara laki-laki dan perempuan,” ungkapnya. Selain itu, kemajuan teknologi dan diagnosis saat ini, semakin menjawab permasalahan akan vertilitas manusia. Salah satunya, teknologi mendiagnosis penyebab keterlambatan kehamilan.

Jika dahulu, proses mendiagnosis, hanya ditawarkan dengan USG, HSG, dan MRI. Akan tetapi, saat ini dikenalkan program Hysteroscopy dan Laparoscopy sebagai metode mendiagnosis dengan menanam kan sejenis kamera pada kan dungan perempuan. Hasil dari rekaman itu, akan menampilkan kondisi kandungan dan analisis penyebab keterlambatan vertilitas (hamil).

“Organ reproduksi itu, harus di diagnosis dari awal. Dengan teknologi yang makin berkembang, proses diagnosis akan semakin lengkap. Program hyteroscopy dan laparoscopy berusaha mendiagnosis lebih detail penyebab kegagalan kehamilan pada pasangan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, program ini memiliki keuntungan yang cukup baik, bagi pasangan muda yang ingin mengetahui kesehatan reproduksi mereka. Berdasarkan penelitian, kemungkinan untuk hamil pada pasangan di tahun pertama pernikahan mencapai 85%, sedangkan setelah satu tahun pertama itu, kemungkinan keberhasilan vertiliasi makin menurun. “Sehingga guna mendiagnosis yang lebih sensitif, diperlukan program dan diagnosis hyteroscopy dan laparoscopy,” katanya.

Di RS Siloam, kata Aerul, prgram ini sudah dikenalkan sejak 2010 dengan jumlah pasien makin bertambah. Alumnus Kedokteran FK Unsri ini mengatakan, program ini pun makin dicari pasien dengan usia pernikahan yang terus bertambah, tetapi belum memiliki keberhasilan vertilitas. “Malah, di RSMH program ini, pasien harus mengantre selama dua bulan,” ujarnya.

Secara terpisah, Roulyna Agustina Sirait, 35, salah satu pasien yang menggunakan program ini mengatakan, kesehatan reproduksi terutama bagi perempuan amat penting. Karena di organ reproduksi ini, proses vertilitas (kehamilan) berlangsung. Karena itu, sedari awal, memang mencari program yang men diagnosis kondisi reproduksi lebih detail dan dilanjutkan dengan program penyembuhan akan hasil diagnosisnya.

Setelah mencoba program di rumah sakit satu tahun lalu, pada bulan kedua, sudah berhasil hamil. “Ternyata saya itu ada penyempitan di organ tuba, saluran induk telur sehingga vertilitas selalu gagal. Setelah di diagnosis, dan disembuhkan sekarang sudah hamil empat minggu. Program hysteroscopy dan laparoscopy ini mendiagnosis kesehatan reproduksi yang lebih detail,” ujarnya sembari mengatakan program ini sangat membantunya

Tasmalinda
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6569 seconds (0.1#10.140)