Foodcourt Pacet Terbengkalai
A
A
A
MOJOKERTO - Pembangunan foodcourt di Kecamatan Pacet setengah hati. Sejak usai dibangun, hingga kini bangunan ini tak juga dimanfaatkan.
Tahun lalu, Pemkab Mojokerto membangun sebuah pusat kuliner di Jalan Raya Pacet. Bangunan dua lantai yang berada satu area dengan Radio Wika FM milik Pemkab Mojokerto itu kini mulai rusak. Salah satunya ada beberapa aksesori letter penama lokasi, yakni Ikan Bakar Pacet.
Salah satu huruf nama ini tampak copot. Selain itu, bangunan ini juga terlihat tak terawat. Pembangunan foodcourt ini memang terkesan dipaksakan. Sebelum pembangunan, belum ada rencana detail penggunaan bangunan ini. Termasuk siapa pedagang yang akan menghuni lokasi ini. Begitu juga dengan sistem yang akan dipakai. Diduga karena lemahnya perencanaan itulah hingga saat ini gedung tersebut belum juga berfungsi.
Terbengkalainya bangunan yang menelan anggaran Rp2 miliar ini menjadi awal buruk rencana Pemkab Mojokerto membangun di tempat di masingmasing kecamatan. Dalam berbagai kesempatan, Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa menyebut rencana itu. Menurutnya, pemkab bakal membangun foodcourt di masing-masing kecamatan untuk membangkitkan wisata kuliner.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar (Disperindagpas) Kabupaten Mojokerto, Bambang Purwanto mengatakan, saat ini foodcourt Pacet memang belum difungsikan. Namun, kata dia, Mei mendatang, lokasi ini segera bakal difungsikan. ”Ini kami sedang menata agar secepatnya bisa difungsikan. Secepatnyalah,” kata Bambang yang menyebut jika ada beberapa penataan termasuk bagian dalam gedung.
Dikatakannya, ada perubahan rencana. Terutama soal penggunaan lantai bawah yang awalnya dipakai untuk men-display ikan segar yang akan dipilih pembeli untuk bisa langsung dibakar. Lantai bawah ini kata dia, akan berubah fungsi menjadi pujasera. Sementara untuk lantai atas digunakan cafe resto ikan bakar. ”Untuk penambahan fasilitas di gedung, nanti akan dibicarakan dengan pengelola,” kata Bambang.
Lebih jauh ditegaskannya lokasi ini bakal dikelola oleh pihak ketiga. Namun, kata dia, pemkab juga akan mengakomodasi sejumlah pedagang di sekitar lokasi. Namun, ia belum bisa memastikan berapa jumlah pedagang yang bisa diakomodasi di tempat ini, termasuk pihak ketiga yang akan mengelolanya. ”Mungkin sekitar 10 pedagang sekitar yang kita libatkan. Kita akan cek dulu lokasinya,” katanya.
Kendati bangunan ini belum difungsikan, namun Pemkab Mojokerto berencana mengembangkan pembangunan bangunan. Dikatakan Bambang, masih ada ruang di bagian belakang gedung foodcourt yang bisa digunakan untuk pengembangan. Rencananya ujar Bambang, tahun ini pihaknya akan mengajukan untuk pengembangan itu. ”Ini masih kami rancang. Kemungkinan mengambil anggaran dalam Perubahan APBD nanti,” katanya.
Tidak hanya itu, pemkab juga bakal membangun pasar wisata di Pacet dengan mengambil lokasi bekas terminal Pacet. Begitu juga dengan foodcourt di beberapa kecamatan, salah satunya di Kecamatan Mojosari, Trawas, dan Trowulan.
Ketua Forum Komunikasi Indonesia Satu (FKI-1) Wiwied Haryono menilai, pembangunan foodcourt di Pacet memang terkesan dipaksakan. Seharusnya kata dia, setelah bangunan tersebut kelar segera bisa difungsikan. ”Ini bukti lemahnya perencanaan. Kalau memang perencanaannya matang, seharusnya ini sudah difungsikan. Kesannya, ini dibangun dulu tanpa perencanaan sehingga kesulitan untuk memfungsikan,” kata Wiwied.
Ia juga mengkritik langkah pemkab untuk membangun foodcourt lainnya di beberapa kecamatan. Menurutnya, rencana itu baik selagi diikuti dengan perencanaan pemfungsian yang matang. ”Ini (foodcourt Pacet) menjadi cermin. Harusnya itu diselesaikan dulu, jangan rencana banyak tapi lemah untuk targetnya. Justru akan terlihat asal bangun dan pemborosan anggaran,” katanya.
Tritus julan
Tahun lalu, Pemkab Mojokerto membangun sebuah pusat kuliner di Jalan Raya Pacet. Bangunan dua lantai yang berada satu area dengan Radio Wika FM milik Pemkab Mojokerto itu kini mulai rusak. Salah satunya ada beberapa aksesori letter penama lokasi, yakni Ikan Bakar Pacet.
Salah satu huruf nama ini tampak copot. Selain itu, bangunan ini juga terlihat tak terawat. Pembangunan foodcourt ini memang terkesan dipaksakan. Sebelum pembangunan, belum ada rencana detail penggunaan bangunan ini. Termasuk siapa pedagang yang akan menghuni lokasi ini. Begitu juga dengan sistem yang akan dipakai. Diduga karena lemahnya perencanaan itulah hingga saat ini gedung tersebut belum juga berfungsi.
Terbengkalainya bangunan yang menelan anggaran Rp2 miliar ini menjadi awal buruk rencana Pemkab Mojokerto membangun di tempat di masingmasing kecamatan. Dalam berbagai kesempatan, Bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa menyebut rencana itu. Menurutnya, pemkab bakal membangun foodcourt di masing-masing kecamatan untuk membangkitkan wisata kuliner.
Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar (Disperindagpas) Kabupaten Mojokerto, Bambang Purwanto mengatakan, saat ini foodcourt Pacet memang belum difungsikan. Namun, kata dia, Mei mendatang, lokasi ini segera bakal difungsikan. ”Ini kami sedang menata agar secepatnya bisa difungsikan. Secepatnyalah,” kata Bambang yang menyebut jika ada beberapa penataan termasuk bagian dalam gedung.
Dikatakannya, ada perubahan rencana. Terutama soal penggunaan lantai bawah yang awalnya dipakai untuk men-display ikan segar yang akan dipilih pembeli untuk bisa langsung dibakar. Lantai bawah ini kata dia, akan berubah fungsi menjadi pujasera. Sementara untuk lantai atas digunakan cafe resto ikan bakar. ”Untuk penambahan fasilitas di gedung, nanti akan dibicarakan dengan pengelola,” kata Bambang.
Lebih jauh ditegaskannya lokasi ini bakal dikelola oleh pihak ketiga. Namun, kata dia, pemkab juga akan mengakomodasi sejumlah pedagang di sekitar lokasi. Namun, ia belum bisa memastikan berapa jumlah pedagang yang bisa diakomodasi di tempat ini, termasuk pihak ketiga yang akan mengelolanya. ”Mungkin sekitar 10 pedagang sekitar yang kita libatkan. Kita akan cek dulu lokasinya,” katanya.
Kendati bangunan ini belum difungsikan, namun Pemkab Mojokerto berencana mengembangkan pembangunan bangunan. Dikatakan Bambang, masih ada ruang di bagian belakang gedung foodcourt yang bisa digunakan untuk pengembangan. Rencananya ujar Bambang, tahun ini pihaknya akan mengajukan untuk pengembangan itu. ”Ini masih kami rancang. Kemungkinan mengambil anggaran dalam Perubahan APBD nanti,” katanya.
Tidak hanya itu, pemkab juga bakal membangun pasar wisata di Pacet dengan mengambil lokasi bekas terminal Pacet. Begitu juga dengan foodcourt di beberapa kecamatan, salah satunya di Kecamatan Mojosari, Trawas, dan Trowulan.
Ketua Forum Komunikasi Indonesia Satu (FKI-1) Wiwied Haryono menilai, pembangunan foodcourt di Pacet memang terkesan dipaksakan. Seharusnya kata dia, setelah bangunan tersebut kelar segera bisa difungsikan. ”Ini bukti lemahnya perencanaan. Kalau memang perencanaannya matang, seharusnya ini sudah difungsikan. Kesannya, ini dibangun dulu tanpa perencanaan sehingga kesulitan untuk memfungsikan,” kata Wiwied.
Ia juga mengkritik langkah pemkab untuk membangun foodcourt lainnya di beberapa kecamatan. Menurutnya, rencana itu baik selagi diikuti dengan perencanaan pemfungsian yang matang. ”Ini (foodcourt Pacet) menjadi cermin. Harusnya itu diselesaikan dulu, jangan rencana banyak tapi lemah untuk targetnya. Justru akan terlihat asal bangun dan pemborosan anggaran,” katanya.
Tritus julan
(ftr)