Jadi Tempat Berkumpul Suporter Sepak Bola

Minggu, 12 April 2015 - 10:08 WIB
Jadi Tempat Berkumpul Suporter Sepak Bola
Jadi Tempat Berkumpul Suporter Sepak Bola
A A A
Semangat inilah yang mencoba ditumbuhkan, jika berkunjung ke warung kopi G'bol. Warung kopi penggila bola atau biasa disebut G’bol bisa disambangi di Sorowajan Baru, Banguntapan, dan Bantul.

Berdiri lebih dari lima tahun silam, warung kopi ini mempunyai ciri khas, yaitu tempat berkumpulnya para suporter tim sepak bola, terutama anak muda dari berbagai daerah yang sedang tugas belajar di Yogyakarta.

Dari mulai Persib Bandung, Arema Malang, dan Persela Lamongan. Tak terkecuali pendukung skuad dari tim-tim Eropa, seperti Liverpool, Chelsea, Inter Milan, dan lainnya. Moto dari warung ini, membangun jiwa kreativitas dan sportivitas. Setiap pengunjung, yang kebanyakan pendukung tim sepak bola, bebas berbaur dengan suporter dari tim lain. Tentu rivalitas tetap ada.

Apalagi ketika kedua tim pendukung mereka sedang bertemu dalam suatu pertandingan. Cemoohan kepada pendukung tim yang kalah pun biasa. Setelah selesai laga, suporter dari kedua tim kembali tegur sapa seperti biasa. "Seperti motonya, dengan kekeluargaan kita bangun jiwa sportivitas antar suporter," kata pemilik warung, Ulum, 35, yang mengaku suporter Persela ini.

Suasana kekeluargaan antar suporter ini akan lebih terasa ketika ada event-event sepak bola besar seperti Piala Dunia, Piala Champion Eropa, atau ketika juga tim nasional (timnas) Indonesia sedang memburu gelar. Juga tak hanya menjadi suporter saja. Warung ini mempunyai tim sepak bola amatir yang kadang ikut dalam suatu pertandingan sepak bola kelas antarkampung (tarkam).

Dan bahkan beberapa kejuaraan amatir pernah dijuarainya. Beberapa piala yang dipajang berderet di warung ini. "Meski juga bisa sedikit bermain sepak bola. Tapi kita tetap memilih menjadi suporter," ujar Ulum. Tentu tak hanya soal slogan, warung kopi ini juga menawarkan menu yang memanjakan pelanggannya. Di antaranya seperti kopi ijo, yang terasa pahitnya kopi bercampur dengan serat dari kacang hijau.

"Kopi ijo ini asal Tulungagung," ujarnya. Selain itu, juga ada kopi klotok. Disebut klotok karena proses dalam pembuatannya. Air yang sedang dimasak langsung diberi kopi asal Jawa Timur sambil diaduk sampai mendidih. "Untuk harga, satu cangkir kopinya dari mulai Rp 3.000–Rp6.000. Tergantung dari jenis kopi yang diminta dan besaran gelasnya," kata Kholidin, salah satu karyawan di sana.

Ridho Hidayat
Yogyakarta
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.6773 seconds (0.1#10.140)
pixels